Selasa, 23 Agustus 2011

MANFAAT DAN BUDIDAYA TEMULAWAK

Salam Pertanian!! Jika anda sering merasa tidak nafsu makan, perut sering kembung atau mengalami gangguan hati (liver) sebaiknya anda memperhatikan lebih detail akan manfaat temulawak. Tanaman tradisional ini sebenarnya banyak dimanfaatkan oleh para produsen jamu di Indonesia. Coba kita lihat multivitamin curcuma plus dengan kandungan curcuminnya, sangat ampuh mendongkrak nafsu makan anak-anak.

Saya sendiri juga sering mengandalkan temulawak untuk mengatasi gangguan pencernaan. Jika perut terasa sering kembung, agak mual dan nafsu makan menurun biasanya saya langsung membuat minuman sendiri dari temulawak. Temulawak saya potong tipis-tipis saya cuci lalu saya rebus dengan air. Setelah itu kita saring dan airnya kita kasih gula aren, dibuat minuman hangat-hangat sehari tiga kali @ satu gelas. Rasanya enak....... Biasanya setelah 2 hari gangguan perut akan hilang.

Untuk lebih tahu tentang temulawak silahkan teruskan membaca artikel ini!

1. SEJARAH SINGKAT

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB.) merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Di daerah Jawa Barat temulawak disebut sebagai koneng gede sedangkan di Madura disebut sebagai temu lobak. Kawasan Indo-Malaysia merupakan tempat dari mana temulawak ini menyebar ke seluruh dunia. Saat ini tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di Cina, IndoCina, Bardabos, India, Jepang, Korea, di Amerika Serikat dan Beberapa negara Eropa.



2. URAIAN TANAMAN

2.1 Klasifikasi

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Keluarga : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma xanthorrhiza ROXB.

2.2 Deskripsi

Tanaman terna berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1m tetapi kurang dari 2m, berwarna hijau atau coklat gelap. Akar rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat, berwarna hijau gelap. Tiap batang mempunyai daun 2 � 9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap, panjang daun 31 � 84cm dan lebar 10 � 18cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43 � 80cm. Perbungaan lateral, tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang tangkai 9 � 23cm dan lebar 4 � 6cm, berdaun pelindung banyak yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga. Kelopak bunga berwarna putih berbulu, panjang 8 � 13mm, mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4.5cm, helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang 1.25 � 2cm dan lebar 1cm



3. MANFAAT TANAMAN

Di Indonesia satu-satunya bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang temulawak untuk dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59,64 % zat tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman ini adalah sebagai obat jerawat, meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, anti inflamasi, anemia, anti oksidan, pencegah kanker, dan anti mikroba.



4. SENTRA PENANAMAN


Tanaman ini ditanam secara konvensional dalam skala kecil tanpa memanfaatkan teknik budidaya yang standard, karena itu sulit menentukan dimana sentra penanaman temulawak di Indonesia. Hampir di setiap daerah pedesaan terutama di dataran sedang dan tinggi, dapat ditemukan temulawak terutama di lahan yang teduh.



5. SYARAT PERTUMBUHAN


5.1. Iklim

1) Secara alami temulawak tumbuh dengan baik di lahan-lahan yang teduh dan terlindung dari teriknya sinar matahari. Di habitat alami rumpun tanaman ini tumbuh subur di bawah naungan pohon bambu atau jati. Namun demikian temulawak juga dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang terik seperti tanah tegalan. Secara umum tanaman ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai cuaca di daerah

beriklim tropis.

2) Suhu udara yang baik untuk budidaya tanaman ini antara 19-30 oC

3) Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan antara 1.000-4.000

mm/tahun.

5.2. Media Tanam

Perakaran temulawak dapat beradaptasi dengan baik pada berbagai jenis tanah baik tanah berkapur, berpasir, agak berpasir maupun tanah-tanah berat yang berliat. Namun demikian untuk memproduksi rimpang yang optimal diperlukan tanah yang subur, gembur dan berdrainase baik. Dengan demikian pemupukan anorganik dan organik diperlukan untuk memberi unsur hara yang cukup dan menjaga struktur tanah agar tetap gembur. Tanah yang mengandung bahan organik diperlukan untuk menjaga agar tanah tidak mudah tergenang air.

5.3. Ketinggian Tempat

Temulawak dapat tumbuh pada ketinggian tempat 5-1.000 m/dpl dengan ketinggian tempat optimum adalah 750 m/dpl. Kandungan pati tertinggi di dalam rimpang diperoleh pada tanaman yang ditanam pada ketinggian 240 m/dpl. Temulawak yang ditanam di dataran tinggi menghasilkan rimpang yang hanya mengandung sedikit minyak atsiri. Tanaman ini lebih cocok dikembangkan di dataran sedang.



6. PEDOMAN BUDIDAYA


6.1. Pembibitan

Perbanyakan tanaman temulawak dilakukan menggunakan rimpangrimpangnya baik berupa rimpang induk (rimpang utama) maupun rimpang anakan (rimpang cabang). Keperluan rimpang induk adalah 1.500-2.000

kg/ha dan rimpang cabang sebanyak 500-700 kg/ha.

1) Persyaratan Bibit

Rimpang untuk bibit diambil dari tanaman tua yang sehat berumur 10 -12 bulan.

2) Penyiapan Bibit

Tanaman induk dibongkar dan bersihkan akar dan tanah yang menempel pada rimpang. Pisahkan rimpang induk dari rimpang anak.

a. Bibit rimpang induk

Rimpang induk dibelah menjadi empat bagian yang mengandung 2-3 mata tunas dan dijemur selama 3-4 jam selama 4-6 hari berturut-turut. Setelah itu rimpang dapat langsung ditanam.

b. Bibit rimpang anak

Simpan rimpang anak yang baru diambil di tempat lembab dan gelap selama 1-2 bulan sampai keluar tunas baru. Penyiapan bibit dapat pula dilakukan dengan menimbun rimpang di dalam tanah pada tempat teduh, meyiraminya dengan air bersih setiap pagi/sore hari sampai keluar tunas. Rimpang yang telah bertunas segera dipotong-potong menjadi potongan yang memiliki 2-3 mata tunas yang siap ditanam. Bibit yang berasal dari rimpang induk lebih baik daripada rimpang anakan. Sebaiknya bibit disiapkan sesaat sebelum tanam agar mutu bibit tidak berkurang akibat penyimpanan.

6.2. Pengolahan Media Tanam

1) Persiapan Lahan

Lokasi penanaman dapat berupa lahan tegalan, perkebunan atau pekarangan. Penyiapan lahan untuk kebun temulawak sebaiknya dilakukan 30 hari sebelum tanam.

2) Pembukaan Lahan

Lahan dibersihkan dari tanaman-tanaman lain dan gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan kunyit. Lahan dicangkul sedalam 30 cm sampai tanah menjadi gembur.

3) Pembentukan Bedengan

Lahan dibuat bedengan selebar 120-200 cm, tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30-40 cm. Selain dalam bentuk bedengan, lahan dapat juga dibentuk menjadi petakan-petakan agak luas yang dikelilingi parit

pemasukkan dan pembuangan air, khususnya jika temulawak akan ditanam di musim hujan.

4) Pemupukan Organik (sebelum tanam)

Pupuk kandang matang dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 1-2 kg. Keperluan pupuk kandang untuk satu hektar kebun adalah 20-25 to karena pada satu hektar lahan terdapat 20.000-25.000 tanaman.

6.3. Teknik Penanaman

1) Penentuan Pola Tanaman

Penanaman dilakukan secara monokultur dan lebih baik dilakukan pada awal musim hujan kecuali pada daerah yang memiliki pengairan sepanjang waktu. Fase awal pertumbuhan adalah saat dimana tanaman memerlukan banyak air.

2) Pembutan Lubang Tanam

Lubang tanam dibuat di atas bedengan/petakan dengan ukuran lubang 30 x 30 cm dengan kedalaman 60 cm. Jarak antara lubang adalah 60 x 60 cm.

3) Cara Penanaman

Satu bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan posisi mata tunas menghadap ke atas. Setelah itu bibit ditimbun dengan tanah sedalam 10 cm.

4) Perioda Tanam

Masa tanam temulawak yaitu pada awal musim hujan untuk masa panen musim kemarau mendatang. Penanaman pada di awal musim hujan ini memungkinkan untuk suplai air yang cukup bagi tanaman muda yang memang sangat membutuhkan air di awal pertumbuhannya.

6.4. Pemeliharaan Tanaman

1) Penyulaman

Tanaman yang rusak/mati diganti oleh bibit yang sehat yang merupakan bibit cadangan.

2) Penyiangan

Penyiangan rumput liar dilakukan pagi/sore hari yang tumbuh di atas bedengan atau petak bertujuan untuk menghindari persaingan makanan dan air. Peyiangan pertama dan kedua dilakukan pada dua dan empat

bulan setelah tanam (bersamaan dengan pemupukan). Selanjutnya penyiangan dapat dilakukan segera setelah rumput liar tumbuh. Untuk mencegah kerusakan akar, rumput liar disiangi dengan bantuan kored/cangkul dengan hati-hati.

3) Pembubunan

Kegiatan pembubunan perlu dilakukan pada pertanaman rimpangrimpangan untuk memberikan media tumbuh rimpang yang cukup baik. Pembubunan dilakukan dengan menimbun kembali area perakaran dengan tanah yang jatuh terbawa air. Pembubunan dilakukan secara rutin setelah dilakukan penyiangan.

4) Pemupukan

a. Pemupukan Organik

Pada pertanian organic yang tidak menggunakan bahan kimia termasuk pupuk buatan dan obat-obatan, maka pemupukan secara organic yaitu dengan menggunakan pupuk kompos organic atau pupuk

kandang dilakukan lebih sering disbanding kalau kita menggunakan pupuk buatan. Adapun pemberian pupuk kompos organic ini dilakukan pada awal pertanaman pada saat pembuatan guludan sebagai pupuk

dasar sebanyak 60 � 80 ton per hektar yang ditebar dan dicampur tanah olahan. Untuk menghemat pemakaian pupuk kompos dapat juga dilakukan dengan jalan mengisi tiap-tiap lobang tanam di awal

pertanaman sebanyak 0.5 � 1kg per tanaman. Pupuk sisipan selanjutnya dilakukan pada umur 2 � 3 bulan, 4 � 6 bulan, dan 8 � 10 bulan. Adapun dosis pupuk sisipan sebanyak 2 � 3 kg per tanaman. Pemberian pupuk kompos ini biasanya dilakukan setelah kegiata penyiangan dan bersamaan dengan kegiatan pembubunan.

b. Pemupukan Konvensional

- Pemupukan Awal

Pupuk dasar yang diberikan saat tanam adalah SP-36 sebanyak 100 kg/ha yang disebar di dalam larikan sedalam 5 cm di antara barisan tanaman atau dimasukkan ke dalam lubang sedalam 5 cm pada jarak 10 cm dari bibit yang baru ditanam. Larikan atau lubang pupuk kemudian ditutup dengan tanah. Sesaat setelah pemupuka tanaman langsung disiram untuk mencegah kekeringan tunas.

- Pemupukan Susulan

Pada waktu berumur dua bulan, tanaman dipupuk dengan pupuk kandang sebanyak 0,5 kg/tanaman (10-12,5 ton/ha), 95 kg/ha urea dan 85 kg/ha KCl. Pupuk diberikan kembali pada waktu umur tanaman mencapai empat bulan berupa urea dan KCl dengan dosis masing-masing 40 kg/ha. Pupuk diberikan dengan cara disebarkan merata di dalam larikan pada jarak 20 cm dari pangkal batang tanaman lalu ditutup dengan tanah.

5) Pengairan dan Penyiraman

Pengairan dilakukan secara rutin pada pagi/sore hari ketika tanaman masih berada pada masa pertumbuhan awal. Pengairan selanjutnya ditentukan oleh kondisi tanah dan iklim. Biasanya penyiraman akan lebih banyak dilakukan pada musim kemarau. Untuk menjaga pertumbuhan tetap baik, tanah tidak boleh berada dalam keadaan kering.

6) Waktu Penyemprotan Pestisida

Penyemprotan pestisida dilakukan jika telah timbul gejala serangan hama penyakit.

7) Pemulsaan

Sedapat mungkin pemulsaan dengan jerami dilakukan diawal tanam untuk menghindari kekeringan tanah, kerusakan struktur tanah (menjadi tidak gembur/padat) dan mencegah tumbuhnya gulma secara berlebihan. Jerami dihamparkan merata menutupi permukaan tanah di antara lubang tanaman.



7. HAMA DAN PENYAKIT


7.1. Hama

Hama temulawak adalah:

1) Ulat jengkal (Chrysodeixis chalcites Esp.),

2) Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.) dan

3) Lalat rimpang (Mimegrala coerulenfrons Macquart).

Pengendalian : penyemprotan insektisida Kiltop 500 EC atau Dimilin 25 WP dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.

7.2. Penyakit

1) Jamur Fusarium

Penyebab : F. oxysporum Schlecht dan Phytium sp. serta bakteri Pseudomonas sp.

Berpotensi untuk menyerang perakaran dan rimpang temulawak baik di kebun atau setelah panen.

Gejala : Fusarium menyebabakan busuk akar rimpang dengan gejala daum menguning, layu, pucuk mengering dan tanaman mati. Akar rimpang menjadi keriput dan berwarna kehitam-hitaman dan bagian tengahnya membusuk. Jamur Phytium menyebabkan daun menguning, pangkal batang dan rimpang busuk, berubah warna menjadi coklat dan akhirnya keseluruhan tanaman menjadi busuk.

Pengendalian : elakukan pergiliran tanaman yaitu setelah panen tidak menanam tanaman yang berasal dari keluarga Zingiberaceae. Fungisida yang dapat dipakai adalah Dimazeb 80 WP atau Dithane M-45 80 WP dengan konsentrasi 0.1 - 0.2 %.

2) Penyakit layu

Penyebab:

Pseudomonas sp.

Gejala : kelayuan daun bagian bawah yang diawali menguningnya daun, pangkal batang basah dan rimpang yang dipotong mengeluarkan lendir seperti getah.

Pengendalian : dengan pergiliran tanaman dan penyemprotan Agrimycin 15/1.5 WP atau grept 20 WP dengan konsentrasi 0.1 -0.2%.

7.3. Gulma

Gulma potensial pada pertanaman temu lawak adalah gulma kebun antara lain adalah rumput teki, alang-alang, ageratum, dan gulma berdaun lebar lainnya.

7.4. Pengendalian hama/penyakit secara organik

Dalam pertanian organik yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan biasanya dilakukan secara terpadu sejak awal pertanaman untuk menghindari serangan hama dan penyakit tersebut yang dikenal dengan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang komponennya adalah sbb :

1) Mengusahakan pertumbuhan tanaman yang sehat yaitu memilih bibit unggul yang sehat bebas dari hama dan penyakit serta tahan terhadap serangan hama dari sejak awal pertanaman

2) Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami

3) Menggunakan varietas-varietas unggul yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit.

4) Menggunakan pengendalian fisik/mekanik yaitu dengan tenaga manusia.

5) Menggunakan teknik-teknik budidaya yang baik misalnya budidaya tumpang sari dengan pemilihan tanaman yang saling menunjang, serta rotasi tanaman pada setiap masa tanamnya untuk memutuskan siklus penyebaran hama dan penyakit potensial.

6) Penggunaan pestisida, insektisida, herbisida alami yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan residu toksik baik pada bahan tanaman yang dipanen ma maupun pada tanah. Disamping itu penggunaan bahan ini hanya dalam keadaan darurat berdasarkan aras kerusakan ekonomi yang diperoleh dari hasil pengamatan. Beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati dan

digunakan dalam pengendalian hama antara lain adalah :

1) Tembakau (Nicotiana tabacum) yang mengandung nikotin untuk insektisida kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil misalnya Aphids.

2) Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yang mengandung piretrin yang dapat digunakan sebagai insektisida sistemik yang menyerang urat syaraf pusat yang aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, dan lalat buah.

3) Tuba (Derris elliptica dan Derris malaccensis) yang mengandung rotenone untuk insektisida kontak yang diformulasikan dalam bentuk hembusan dan semprotan.

4) Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yang mengandung azadirachtin yang bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap seperti wereng dan serangga pengunyah seperti hama penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif untuk menanggulangi serangan virus RSV, GSV dan Tungro.

5) Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yang bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida yang dapat digunakan sebagai insektisida dan larvasida.

6) Jeringau (Acorus calamus) yang rimpangnya mengandung komponen utama asaron dan biasanya digunakan untuk racun serangga dan pembasmi cendawan, serta hama gudang Callosobrocus.



8. PANEN

8.1. Ciri dan Umur Panen

Rimpang dipanen dari tanaman yang telah berumur 9-10 bulan. Tanaman yang siap panen memiliki daun-daun dan bagian tanaman yang telah menguning dan mengering, memiliki rimpang besar dan berwarna kuning kecoklatan.

8.2. Cara Panen

Tanah disekitar rumpun digali dan rumpun diangkat bersama akar dan rimpangnya.

8.3. Periode Panen

Panen dilakukan pada akhir masa pertumbuhan tanaman yaitu pada musim kemarau. Saat panen biasanya ditandai dengan mengeringnya bagian atas tanah. Namun demikian apabila tidak sempat dipanen pada musim kemarau tahun pertama ini sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tahun berikutnya. Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya.

8.4. Perkiraan Hasil Panen

Tanaman yang sehat dan terpelihara menghasilkan rimpang segar sebanyak 10-20 ton/hektar.



9. PASCAPANEN

9.1. Penyortiran Basah dan Pencucian

Sortasi pada bahan segar dilakukan untuk memisahkan rimpang dari kotoran berupa tanah, sisa tanaman, dan gulma. Setelah selesai, timbang jumlah bahan hasil penyortiran dan tempatkan dalam wadah plastik untuk pencucian. Pencucian dilakukan dengan air bersih, jika perlu disemprot dengan air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya dan jika masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang terkandung didalam tidak larut dalam air.

Pemakaian air sungai harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran dan banyak mengandung bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-lubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam wadah plastik/ember.

9.2. Perajangan


Jika perlu proses perajangan, lakukan dengan pisau stainless steel dan alasi bahan yang akan dirajang dengan talenan. Perajangan rimpang dilakukan melintang dengan ketebalan kira-kira 5 mm � 7 mm. Setelah perajangan, timbang hasilnya dan taruh dalam wadah plastik/ember. Perajangan dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin pemotong.

9.3. Pengeringan

Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar matahari atau alat pemanas/oven. pengeringan rimpang dilakukan selama 3 - 5 hari, atau setelah kadar airnya dibawah 8%. pengeringan dengan sinar matahari dilakukan diatas tikar atau rangka pengering, pastikan rimpang tidak saling menumpuk. Selama pengeringan harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata. Lindungi rimpang tersebut dari air, udara yang lembab dan dari bahan-bahan disekitarnya yang bisa mengkontaminasi.

Pengeringan di dalam oven dilakukan pada suhu 50oC - 60oC. Rimpang yang akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven dan pastikan bahwa rimpang tidak saling menumpuk. Setelah pengeringan, timbang jumlah rimpang yang dihasilkan

9.4. Penyortiran Kering.

Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yang telah dikeringkan dengan cara memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing seperti kerikil, tanah atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah rimpang hasil penyortiran ini (untuk menghitung rendemennya).

9.5. Pengemasan

Setelah bersih, rimpang yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastik atau karung yang bersih dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya). Berikan label yang jelas pada wadah tersebut, yang

menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih dan metode penyimpanannya.

9.6. Penyimpanan

Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30oC dan gudang harus memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung), serta bersih dan terbebas dari hama gudang.



10.ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN


10.1. Analisis Usaha Budidaya

Perkiraan analisis budidaya kunyit seluas 1000 m2 yang dilakukan pada tahun 2000 di daerah Sumedang Jawa Barat.

1) Biaya produksi

a. Sewa lahan 1 musim tanam Rp. 100.000,-

b. Bibit 250 kg @ Rp. 700,- Rp. 175.000,-

c. Pupuk

d. Pupuk kandang 1.000 kg @ Rp. 100,- Rp. 100.000,-

- Pupuk buatan: Urea 13.5 kg @ Rp. 1.200,- Rp. 16.200,-

- SP-36 10 kg @ Rp. 1700,- Rp. 17.000,-

- KCl 12.5 kg @ Rp. 1700,- Rp. 21.250,-

e. Pestisida Rp. 7.000,-

f. Alat Rp. 20.000,-

g. Tenaga kerja Rp. 112.000,-

h. Panen dan pasca panen Rp. 42.000,-

i. Lain-lain (Pajak 15%) Rp. 91.567,-

Jumlah biaya produksi Rp. 702.017,-

2) Pendapatan 2.000 kg @ Rp. 500,- Rp.1.000.000,-

3) Keuntungan Rp. 297.983,-

4) Parameter kelayakan usaha

a. Rasio output/input = 1,42

10.2. Gambaran Peluang Agribisnis

Temulawak merupakan tanaman obat yang secara alami sangat mudah tumbuh di Indonesia dan telah lama digunakan sebagai bahan pembuatan jamu. Setiap produsen jamu baik skala kecil atau skala industri selalu

memasukkan temulawak ke dalam racikan jamunya. Rimpang temulawak yang dikeringkan juga sudah merupakan komoditi perdagangan antar negara. Indonesia dengan dukungan kondisi iklim dan tanahnya dapat menjadi produsen dan sekaligus pengekspor utama rimpang temu lawak dengan syarat produks dan kualitas rimpang yang dihasilkan memenuhi syarat. Kuantitas dan kualitas ini dapat ditingkatkan dengan mengubah pola tanam temulawak dari tradisional ke �modern� yang mengikuti tata laksana penanaman yang sudah teruji. Selama periode 1985-1989 Indonesia mengekspor temulawak sebanyak 36.602 kg senilai US $ 21.157,2 setiap tahun. Negara pengekspor lainnya adalah Cina, Indo Cina dan Bardabos. Untuk dapat meningkatkan ekspor temulawak diperlukan sosialisasi tanaman temulawak kepada masyarakat petani dan sekaligus memasyarakatkan cara budidaya temu lawak yang benar dalam skala yang lebih besar.



11.STANDAR PRODUKSI


11.1. Ruang Lingkup

Standar produksi meliputi: jenis dan standar mutu, cara pengambilan contoh dan syarat pengemasan.

11.2. Deskripsi



11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu

Standard mutu temulawak untuk pasaran luar negeri dicantumkan berikut ini :

1) Warna : kuning-jingga sampai coklat kuning-jingga

2) Aroma : khas wangi aromatis

3) Rasa : mirip rempah dan agak pahit

4) Kadar air maksimum : 12 %

5) Kadar abu : 3-7 %

6) Kadar pasir (kotoran) : 1 %

7) Kadar minyak atsiri (minimal) : 5 %

11.4. Pengambilan Contoh

Dari jumlah kemasan dalam satu partai temulawak siap ekspor diambil sejumlah kemasan secara acak seperti dibawah ini, dengan maksimum berat tiap partai 20 ton.

1) Untuk jumlah kemasan dalam partai 1�100, contoh yang diambil 5.

2) Untuk jumlah kemasan dalam partai 101�300, contoh yang diambil 7

3) Untuk jumlah kemasan dalam partai 301�500, contoh yang diambil 9

4) Untuk jumlah kemasan dalam partai 501-1000, contoh yang diambil 10

5) Untuk jumlah kemasan dalam partai di atas 1000, contoh yang diambil minimum 15

Kemasan yang telah diambil, dituangkan isinya, kemudian diambil secara acak sebanyak 10 rimpang dari tiap kemasan sebagai contoh. Khusus untuk kemasan temulawak berat 20 kg atau kurang, maka contoh yang diambil sebanyak 5 rimpang. Contoh yang telah diambil kemudian diuji untuk ditentukan mutunya. Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang telah berpengalaman atau dilatih terlebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum.

11.5. Pengemasan

Irisan temulawak kering dikemas dalam kardus karton yang dilapisi plastik dengan kapasitas 20 kg. Dibagian luar dari tiap kemasan ditulis, dengan bahan yang tidak luntur, jelas terbaca antara lain :

- Produk asal Indonesia

- Nama/kode perusahaan/eksportir

- Nama barang

- Negara tujuan

- Berat kotor

- Berat bersih

- Nama pembeli



12.DAFTAR PUSTAKA


1) Anonimous. 1994. Hasil Penelitian Dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati. Prosiding Seminar di Bogor 1 � 2 Desember 1993. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. 311 Hal.

2) Anonimous. 1989. Vademekum Bahan Obat Alam. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 411 Hal.

3) Anonimous. 2001. Profil Tanaman Obat di Kabupaten Sumedang. Pemerintah Kabupaten Sumedang. Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Hal. 37.

4) Rahmat Rukmana, Ir. 1995. Temulawak: Tanaman rempah dan obat. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

5) Sardiantho. 1997. Empat Tanaman Obat untuk Asam Urat. Trubus No. 331

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

Sumber: Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS, Jakarta,

Sabtu, 20 Agustus 2011

DOWNLOAD VIDEO PERTANIAN GRATIS



Salam Pertanian!! Untuk melengkapi blog Gerbang Pertanian ini maka maspary akan membagikan beberapa video pertanian secara gratis. Dalam memahami sebuah teori/ ilmu memang lebih mudah dipahami manakala disampaikan melalui audio visual dari pada hanya sekedar membaca buku. Akan tetapi tidaklah mudah membuat suatu video tutorial, selain membutuhkan keahlian juga diperlukan peralatan yang memadai dan mahal harganya.



Silahkan download video pertanian gratis ini dan jangan lupa bagikan kepada rekan-rekan kita sesama petani. Harapan kami semoga video-video ini bisa membantu teman-teman petani Indonesia dalam memahami dan menggeluti usahanya.



Untuk petani Indonesia ! Sukses selalu !



  1. Pengelolaan Tanaman Padi Secara Terpadu DOWNLOAD
  2. Pemupukan Padi Sawah DOWNLOAD.
  3. Cara Panen Padi DOWNLOAD.Tautan
  4. System of Rice Intensification (SRI) DOWNLOAD.
  5. Irigasi DOWNLOAD.
  6. Pengendalian hama tikus sawah DOWNLOAD.



Selasa, 09 Agustus 2011

MEMBUNGAKAN DAN MEMBUAHKAN TANAMAN DURIAN

membungakan -durian Salam Pertanian!! Rekan-rekan Gerbang Pertanian Semua, durian termasuk buah yang selalu ngetrend sampai sekarang. Kalau boleh saya mengatakan durian merupakan tanaman buah eksklusif karena harga buahnya yang selalu mahal dan tidak pernah mengenal kata harga anjlog. Setiap saat ada durian harganya selalu mahal. Karena hal tersebut maka banyak petani maupun hobiis mencoba membudidayakan tanaman durian baik di areal perkebunan maupun skala dalam pot (tabulapot).

Salah satu kendala yang sering dialami dalam budidaya durian adalah sulitnya membuahkan tanaman durian tersebut. Banyak kasus petani telah memelihara tanaman durian lebih dari 3 tahun akan tetapi tanaman durian mereka tidak kunjung berbunga apalagi berbuah. Oleh karena itu Gerbang Pertanian kali ini akan sedikit membagikan tips bagaimana cara bukan hanya membuahkan durian tetapi bagaimana melebatkan buah durian. Apa yang akan maspary tulis hanyalah hasil dari kesimpulan beberapa petani durian daerah sekitar banyumas.

Untuk membungakan dan membuahkan tanaman durian bukan hanya terpengaruh oleh faktor iklim akan tetapi juga harus memperhatikan faktor tanah, hama penyakit dan bibit itu sendiri. Mari kita ulas sedikit pengaruh dari masing-masing faktor diatas:

  1. Bibit merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan dan pembuahan tanaman durian. Lakukan pembelian bibit tanaman durian ke penjual bibit yang benar-benar bisa kita percaya. Kalau perlu penjual bibit tanaman durian yang berani memberikan garansi. Kita perlu hati-hati dalam memilih bibit karena saat ini tidak sedikit penjual bibit tanaman durian yang nakal demi untuk memperoleh keuntungan sesaat.
  2. Semenjak tanaman durian kita tanam kita harus memberikan pupuk organik (baik padat maupun cair) dan unsur hara yang cukup melalui tanah bagi pertumbuhan vegetatif tanaman durian . Hal ini bertujuan agar tanaman durian memiliki pertumbuhan vegetatif yang bagus sebelum memasuki masa pembuahan atau vase generatif.
  3. Dalam pemeliharaan sebaiknya mengikuti iklim. Maksudnya jika musim hujan kita genjot pertumbuhan vegetatifnya untuk persiapan pembungaan dan pembuahan di musim kemarau (musim berbuah).
  4. Kita harus memahami benar tentang hama dan penyakit tanaman durian dan bagaimana cara mengatasinya. Karena ada hama dan penyakit tanaman durian yang tidak bisa kita obati akan tetapi harus kita cegah.
  5. Setelah kita melakukan semua dari nomor 1 sampai nomor 4 dan ternyata tanaman durian kita belum berbunga dan berbuah juga maka diperlukan zat perangsang untuk mempercepat pembungaan. Yang saya tahu ada dua jenis perangsang pembungaan pada tanaman durian. Yang pertama adalah Paklobutrazol dan yang kedua adalah NF.Durian.

Cuma sayangnya jika menggunakan paklobutrazol menurut beberapa kesaksian para petani banyak yang mengeluh kurang manjur dan ada juga yang mengeluh kalo menggunakan Paklobutrazol bisa merusak tanaman duian.

Adapun beberapa pengalaman petani daerah sekitar Banyumas yang telah menggunakan NF.Durian adalah sebagai berikut:

  1. Pak Gun. Desa Tambak Sari Kec Sumbang. Beliau menanam 30 batang tanaman durian didaerah Gandatapa. Setelah 3 - 5 tahun dipelihara tanaman durian beliau ternyata belum berbunga juga. Akhirnya beliau mencoba untuk mengocorkan NF.Durian 1 botol kepada 9 tanaman durian ( 4 durian lokal tanam dari biji berumur 4-5 tahun dan 5 durian montong yang berumur 3 tahun). Setelah 3 bulan aplikasi tanaman durian lokal beliau telah berbunga dan yang montong 1 - 2 bulan keluar bunga. Sebelumnya beliau telah mencoba Paklobutrazol tapi belum membuahkan hasil.
  2. Pak Yanto. Desa Kecepit Kec Punggelan Banjarnegara. Beliau mencoba pada tanaman durian yang berumur baru 2 tahun. Beliau mengaplikasikan NF.Durian pada 5 tanaman durian montong dan akhirnya berbunga semua.
  3. Pak Wahidin. Desa Karang Sari Kebasen. Beliau menanam 10 batang tanaman durian cani disekitar pekarangan rumahnya. Sebelum memakai NF.Durian tanaman tersebut berbuah hanya sekitar 14 buah perpohon. Kemudian beliau mencoba NF.Durian untuk 2 tanaman durian (pake 25 ml/ batang), dan luar biasa dua tanaman tersebut mampu berbuah hingga 80 butir perpohon ( sekitar 30 buah yang mempunyai berat 5 Kg dan bentuknya bagus, sisanya memiliki berat sekitar 3 kg). Hal tersebut terjadi kemungkinan karena tidak dilakukan perempelan sehingga berbuah terlalu banyak dan tidak seragam.

Adapun dosis penggunaan NF.Durian untuk membungakan dan membuahkan tanaman durian adalah sebagai berikut:

UMUR TANAMAN DURIAN

DOSIS NF.DURIAN

AIR

KETERANGAN

2 - 3 Tahun 5 - 10 ml/ tanaman 2 liter dikocor sekitar
4 - 5 Tahun 10 - 15 ml/ tanaman 2 liter perakaran dengan
6 - 9 Tahun 15 - 20 ml/ tanaman 3 liter diameter
10 - 24 Tahun 20 - 25 ml/ tanaman 3 liter 40- 60 cm
25 Tahun atau lebih 30 ml/ tanaman 3 liter

NF.Durian juga bisa digunakan untuk membuahkan durian diluar musim, tinggal kita kocorkan sekitar 4 bulan sebelum waktu pembungaan yang kita kehendaki.

Anda menanam durian dan mengalami kendala dalam membungakan dan membuahkannya silahkan coba NF.Durian. Harganya cuma Rp.160.000 per botol isi 50 ml. Jika anda berminat silahkan hubungi Maspary di 081 226 302 97 (SMS ONLY). Untuk lebih jelas tentang produk Gerbang Pertanian silahkan baca menu order, produk dan pengiriman pada pojok kanan atas blog ini.

Jumat, 05 Agustus 2011

CARA MEMBUAT PUPUK NPK SENDIRI (RUMUS MEMBUAT NPK)


Salam Tani !! Maspary selalu mengajak kepada para rekan-rekan petani untuk selalu belajar hidup mandiri. Selalu belajar mencari bahan disekitar kita untuk mendukung kegiatan pertanian yang sedang kita lakukan. Selalu mencari solusi termurah dan termudah terhadap saprodi yang kita perlukan. Oleh karena itu Gerbang Pertanian kali ini akan mengulas sedikit cara membuat NPK sendiri.

Kita ketahui bersama selain pupuk NPK harganya mahal apalagi yang tidak bersubsidi (NPK Mutiara, NPK BASF dan NPK Hydro), juga terkadan NPK bersubsidi kalau sedang kita butuhkan sulit didapatkan dikios-kios. Yah��. namanya barang bersubsidi, kadangkala dijadikan sebagai bahan permainan para pedagang. Walaupun terkadang sangat merugikan petani (barang langka dan harga diatas HET).

Artikel cara membuat pupuk NPK sendiri yang akan saya sampaikan merupakan cara menghitung/ mengkombinasi pupuk Urea, SP36 dan KCl sehingga mempunyai kandungan NPK sesuai dengan yang kita inginkan. Pupuk NPK di pasaran mempunyai kandungan berbagai macam, 15:15:15 (NPK Ponska ), 16:16:16 (NPK Mutiara), 20:10:10 (NPK Pelangi) dan lain sebagainya.

Cara membuat pupuk NPK sendiri:

  1. Kita tentukan dulu kandungan pupuk NPK yang akan kita buat. Untuk lebih mempermudah penjelasan kita contohkan akan membuat pupuk NPK sendiri dengan kandungan 20:15:10.
  2. Hitung kebutuhan pupuk NPK yang akan kita buat. Misalnya kita akan membuat 200 Kg pupuk NPK dengan kandungan 20:15:10.
  3. Kita hitung jumlah masing-masing unsur hara yang kita butuhkan. Unsur N : 20% X 200 = 40 kg. Unsur P : 15% X 200 = 30 Kg. Unsur K : 10% X 200 = 20 Kg.
  4. Kita konfersikan kebutuhan masing-masing unsur hara dengan pupuk tunggal yang telah kita persiapkan (Urea, SP36 dan KCl). Kandungan N dalam urea adalah 54% maka untuk mendapatkan N 40 Kg maka kita butuh Urea (100 : 54) X 40 = 74 Kg Urea. Untuk mendapatkan unsur P 30 Kg kita butuh SP36 (100 : 36) X 30 = 83,3 Kg SP36. Sedangkan kebutuhan unsur K sebesar 20 Kg akan kita perolaeh dari KCl (100 : 45) X 20 = 44,4 Kg.
  5. Oleh karena itu NPK dengan komposisi 20 : 15 : 10 sebanyak 200 Kg setara dengan Urea 74 Kg + SP36 83,3 Kg + KCl 44,4 Kg.

Contoh pembuatan NPK lain :

Untuk membuat Pupuk yang setara dengan 50 Kg NPK Ponska (15 : 15 : 15) maka kita butuh :

Urea : ((15 : 100) X 50 Kg) X (100 : 54) = 13,8 Kg Urea

SP36 : ((15 : 100) X 50 Kg) X (100 : 36) = 20,8 Kg SP36

KCl : ((15 : 100) X 50 Kg) X (100 : 45) = 16,66 Kg KCl

Saya kira harga 50 Kg NPK Ponska akan lebih mahal jika dibanding dengan kombinasi 13,8 Kg Urea, 20,8 Kg Sp 36 dan 16,66 Kg KCl. Selamat mencoba !

Semoga artikel dari maspary yang berjudul Cara Membuat Pupuk NPK Sediri ini bisa bermanfaat bagi pembaca semua. (maspary).

Senin, 01 Agustus 2011

MARI BERBAGI DENGAN PETANI

Salam Pertanian!! Sebelumnya Maspary minta maaf kalau artikel yang saya tulis kali ini bukanlah suatu teknologi ataupun tips pertanian melainkan hanyalah ajakan untuk saling berbagi antara kita sesama petani, penyuluh pertanian, produsen pertanian maupun pengambil kebijakan pertanian dan semua orang yang berkecimpung dalam dunia pertanian di Indonesia. Pokoknya semua orang yang sedang membaca tulisan ini deh.

Saya rasakan sendiri bahwa tulisan-tulisan yang saya posting di Gerbang Pertanian sebenarnya sangat membantu keberhasilan rekan-rekan petani di Indonesia dalam melaksanakan usahanya. Ini terbukti dari banyaknya SMS maupun komentar yang masuk yang menyatakan trimakasih maupun puas dengan artikel yang pernah saya tulis. Selain itu banyak juga petani yang sharing dengan Gerbang Pertanian.

Gerbang Pertanian hanyalah blog pribadi yang kami kelola seorang diri yang tentunya tidak akan terlepas dari segala keterbatasan waktu, tenaga, biaya, fikiran, ilmu pengetahuan, pengalaman maupun informasi yang kami peroleh. Apalagi dengan adanya forum sharing dengan Gerbang pertanian yang bisa langsung diakses melalui SMS, hal ini sangat memakan waktu, tenaga, fikiran kami. Tetapi kami ikhlas dan puas karena kami bisa membantu anda, para petani Indoneia.

Oleh karena adanya segala keterbatasan itu maka kami sangat-sangat mengharapkan kepedulian dan bantuan rekan-rekan Gerbang Pertanian semua untuk :

  1. Membagikan ilmu maupun informasi pertanian kepada para petani baik itu hasil dari pengalaman maupun hasil membaca. Silahkan kirim artikel anda ke email kami : gerbangpertanian@gmail.com dan konfirmasikan melalui SMS ke 081 226 302 97 agar kami bisa secepatnya memosting di Gerbang Pertanian. Jika anda kesulitan dengan internet silahkan anda kirimkan artikel melalui SMS ke 081 226 302 97. Jangan lupa cantumkan juga nama, alamat dan nomor HP di akhir artikel karena itu akan kami cantumkan juga di Gerbang Pertanian sebagai kontak person anda dan sebagi donatur atau pensuport Gerbang Pertanian.
  2. Jika anda merasa puas dengan artikel yang kami tulis di Gerbang Pertanian ataupun merasa ingin mendukung/ mensuport Gerbang Pertanian kami juga menerima bantuan dalam bentuk pulsa untuk membantu biaya koneksi kami dan biaya SMS kami. Kami tidak akan menentukan nominal seberapapun pemberian anda kami ucapkan banyak terimakasih. Bantuan pulsa bisa kami terima di nomor:
0281 798 0461 (kami melakukan koneksi internet dengan Flexi Purwokerto)
081 226 302 97 (nomor kontak person kami untuk menerima dan membalas SMS).

Jangan lupa konfirmasikan melalui SMS jumlah bantuan, nama dan alamat anda.


Nama dan alamat anda akan kami cantumkan di Gerbang Pertanian sebagai donatur/ pensuport.


Sekali lagi kami minta maaf yang sebesar-besarnya jika dianggap kurang etis atas permintaan bantuan kepada pembaca semua. Sebelum dan sesudahnya kami mengucapkan banyak terimakasih atas segala kepedulian dan bantuan rekan-rekan Gerbang Pertanian semua. Semoga Alloh SWT akan membalas segala amal dan perbuatan anda semua. Amin.

Kamis, 28 Juli 2011

CARA SEDERHANA MENGUJI KESUBURAN TANAH

cara-sederhana-mengukur-kesuburan-tanah Salam pertanian!! Kesuburan tanah sekarang ini masih menjadi topik utama pembicaraan para petani Indonesia. Hal tersebut tidaklah mengherankan karena tanah yang subur merupakan modal dasar kesuksesan berbudidaya. Sebagus apapun bibit maupun tehnik budidaya akan tetapi faktor yang satu itu (kesuburan tanah) tetap menjadi kunci utama. Akan tetapi kita dilapangan kadang masih dibuat bingung untuk menentukan tingkat kesuburan tanah kita. Sudah suburkah tanah yang kita gunakan untuk bercocok tanam selama ini? Untuk membantu hal tersebut Gerbang Pertanian kali ini ingin membagi tips cara sederhana menguji kesuburan tanah. Bukan itu saja maspary juga akan mengulas cara membuat alat penguji kesuburan tanah secara sederhana .

Sebelum kita berbicara tentang cara sederhana menguji kesuburan tanah sebaiknya kita membuat alatnya terlebih dahulu. Adapun cara membuat alat penguji kesuburan tanah adalah sebagai berikut:

Alat dan bahan:

  1. Pitingan lampu
  2. Lampu bohlam 100 watt
  3. Kabel (double) 2 meter
  4. Ruji sepeda 2 buah
  5. Jack
  6. Paralon atau kayu sebagai pemegang

Cara Membuatnya:

  1. Sambungkan salah satu ujung pitingan lampu dengan ruji sepeda
  2. Ujung yang satu pitingan sambungkan dengan salah satu kabel sepanjang 2 meter
  3. Sambungkan sepasang  ujung kabel dengan Jack (salah satu yang tersambung dengan pitingan lampu)
  4. Ujung kabel yang belum tersambung sambungkan dengan ruji sepeda yang satunya
  5. Jika rangkaian sudah benar dan aman silahkan pasang lampu bohlam 100 watt pada pitingan.
  6. Untuk mengetes rangkaian tancapkan jack pada stop kontak dan coba hubungkan kedua ujung ruji dengan sendok, paku atau plat besi. Jika menyala terang berarti rankaian sudah benar.
  7. Setelah rangkaian jadi silahkan gunakan untuk mengukur kesuburan tanah kita masing-masing.

Cara sederhana menguji kesuburan tanah:

  1. Ambil segenggam tanah yang akan kita uji
  2. Masukkan kedalam gelas dan campurkan sedikit air hingga macak-macak.
  3. Aduk larutan tersebut
  4. Tancapkan jack pada stop kontak
  5. Tancapkan kedua ujung ruji pada tanah basah yang telah kita masukkan dalam gelas
  6. Semakin terang nyala lampu berarti tanah kita semakin subur.

Maspary pernah iseng mengukur tanah-tanah sawah disekitar rumah saya, dan hasilnya ternyata ada yang tidak menyala sama sekali dan menyala redup sekali. Ketika saya mencoba mengukur pupuk organik padat yang saya campur air nyalanya luar biasa terangnya. Dari hasil uji coba tersebut berarti dapat kita ambil kesimpulan kondisi tanah disekitar saya.

Cara sederhana menguji kesuburan tanah yang maspary sampaikan tersebut memang tidak bisa akurat sekali karena tidak ada skala nilai tingkat kesuburan tanah, akan tetapi paling tidak bisa membantu para petani kita untuk memperkirakan tingkat kesuburan tanah mereka masing-masing.

Sebenarnya maspary telah membuat alat pengukur kesuburan tanah ini dan banyak juga petani saya yang pesan. Alat tersebut sudah saya kemas secara rapih dan aman, jadi anda tinggal menggunakannya saja. Jika para pembaca belum sempat membuatnya atau masih bingung dengan rankaian listrik yang maspary sampaikan silahkan hubungi maspary  HP 081 226 30 297 (SMS Only) untuk memesannya. Ingin tahu alatnya seperti apa bikinan maspary? Silahkan lihat gambar dibawah ini.

alat-pengukur-kesuburan-tanah

Sampai disini dulu perjumpaan dengan Gerbang Pertanian, semoga sedikit informasi ataupun tips yang Maspary sampaikan selalu bisa membawa kemajuan pertanian Indonesia beserta para petani dan keluarganya. (maspary)

Minggu, 24 Juli 2011

CARA TRADISIONAL MENGETAHUI KEASAMAN TANAH

pengukur-keasaman-tanah Salam pertanian!! Rekan-rekan gerbang pertanian semua saya masih punya sedikit informasi pertanian  hasil oleh-oleh kunjungan saya dari Joglo Tani. Yaitu tentang cara tradisional mengetahui keasaman tanah. Cara yang akan maspary sampaikan ini termasuk cara mudah, murah dan siapapun bisa.

Beberapa waktu yang lalu maspary telah menulis di Gerbang Pertanian tentang cara mengukur PH tanah dengan menggunakan kertas lakmus/ PH indikator. Tetapi hal tersebut akan menjadikan banyak kendala bagi rekan-rekan yang sulit mendapatkan kertas lakmus (maaf, masih banyak rekan kita yang hidup jauh dari kota). Oleh karena itu artikel kali ini mudah-mudahan bisa membantu rekan-rekan petani yang kesulitan mendapatkan kertas lakmus.

Cara tradisional mengetahui keasaman tanah yang akan saya tulis ini hanya mendeteksi kondisi tanah kita asam atau basa saja, tidak sampai mengukur berapa pH tanah kita. kalau untuk mengetahui lebih berapa pH tanah kita harus menggunakan kertas pH indikator. Jika ingin lebih spesifik lagi (lebih akurat) kita gunakan pH meter.

 

Langsung kita mulai saja praktek cara tradisional mengetahui keasaman tanahnya,

  1. Ambil kunir sebesar jari telunjuk
  2. Potong jadi dua
  3. Salah satu potongan kunir tadi, masukkan kedalam tanah basah yang akan kita ukur pH nya
  4. Tunggu sampai kira-kira sengah jam (30 menit)
  5. Ambil kunir tesebut dan lihat warna bagian potongan kunir tersebut
  6. Jika warna bagian yang terpotong tadi pudar berarti tanah kita asam.
  7. pH tanah kita netral jika hasil potongan tadi berwarna tetap cerah.
  8. Akan tetapi jika warna kunir tadi biru berarti tanah kita cenderung basa.

Walaupun cara tradisional mengetahui keasaman tanah tersebut tidak seakurat dengan menggunakan kertas lakmus ataupun pH meter, tetapi paling tidak bisa menjadikan gambaran kondisi pH tanah kita. Semoga artikel yang singkat ini bisa berguna bagi rekan-rekan Gerbang Pertanian yang sedang berjuang mensukseskan pertanian Indonesia. Selamat Mencoba!! (maspary)

Rabu, 20 Juli 2011

TEHNIK KALIBRASI PESTISIDA

kalibrasi-pestisida Bagaimana kabar petani Indonesia? Semoga kesuksesan dan keberhasilan selalu menyertai anda semua. Kita jumpa lagi dengan Gerbang Pertanian dengan beberapa tips dan informasi tentang pertanian spesial untuk para petani Indonesia. Kali ini maspary ingin sedikit mengulas ilmu yang tidak begitu penting bagi para petani semua, tetapi artikel tentang tehnik kalibrasi pestisida ini mungkin penting untuk para mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah tentang aplikasi pestisida.

Kenapa saya bilang tidak penting? karena saya belum pernah melihat petani (dari jawa barat sampai jawa timur) yang menerapkan tehnik kalibrasi pestisida sebelum melakukan aplikasi pestisida pada lahannya. Bahkan banyak petani yang nggak tahu apa itu tehnik kalibrasi pestisida.

Tehnik kalibrasi pestisida dilakukan untuk mengkalibrasi/ mengestimasi atau memperkirakan kebutuhan larutan pestisida/ ZPT dan  pupuk daun yang diperlukan untuk diaplikasikan pada lahan kita. Jika kita mengetahui kebutuhan total air yang diperlukan untuk menyemprot (aplikasi) kita akan mudah menentukan konsentrasi pestisida/ ZPT atau pupuk daun yang akan kita gunakan. Hal ini sangat erat kaitanya dengan penggunaan pestisida yang ketentuan kebutuhannya menggunakan dosis bukan konsentrasi.

Masih ada yang bingung ya? Biasanya dalam petunjuk penggunaan pestisida ada 2 istilah yang digunakan untuk mengetahui jumlah kebutuhan pestisida:

  • Dosis adalah jumlah pestisida yang diperlukan dalam satuan luas, pohon, atau batang. Contoh : penggunaan POC merek A adalah 2 Liter/ hektar
  • Konsentrasi adalah jumlah pestisida yang diperlukan dalam satuan liter. Contoh: yang harus diaplikasikan POC merek A adalah 7 ml/ Liter air.

Para petani biasanya kurang sabar untuk melakukan kalibrasi pestisida atau mungkin mereka sudah sangat hafal kebutuhan larutan pestisida yang harus diaplikasikan ketanamannya. Misalnya petani sudah tahu butuh berapa tangki 14 liter untuk mengaplikasiakan pestisida untuk mengendalikan wereng pada tanaman umur 50 hst. Kebutuhan pestisida ini akan selalu berbeda sesuai dengan kebiasaan/ cara menyemprot,  jenis tanaman,  umur tanaman dan hama yang akan dikendalikan. Kebutuhan larutan untuk mengendalikan hama wereng jelas lebih banyak daripada hama walang sangit. Kebutukan larutan pestisida untuk menyemprot tanaman cabe jelas lebih banyak daripada tanaman kacang tanah. Penggunaan larutan pestisida untuk tanaman 1 minggu jelas lebih sedikit jika dibanding dengan tanaman umur 2 bulan.

.

Cara tehnik kalibrasi pestisida:

  1. Siapkan pengukur waktu (jam atau stopwatch)
  2. Siapkan tangki berisi air bersih dan pompa sampai penuh.
  3. Ukur lama waktu penyemprotan yang akan kita lakukan
  4. Lakukan penyemprotan pada satuan luas terkecil lahan kita (misalnya: 1 bedeng, 2 m persegi, 2 meter bedeng dll)
  5. Catat lama waktu penyemprotan satuan luas terkecil lahan kita,
  6. Lakukan lagi penyemprotan dengan jumlah waktu yang sama hanya saja tidak pada tanaman tetapi tampung  air tersebut dalam ember.
  7. Ukur berapa ml larutan tersebut
  8. Untuk mengetahui jumlah total larutan semprot, kalikan air yang anda tampung tadi dengan berapa kali luas lahan sample yang kita semprot tadi dibanding dengan  luas lahan kita . Kalau dirumuskan mungkin seperti ini:

          Vt  =  Vs  X  ( Lt : Ls)

          Keterangan :  - Vt : Kebutuhan Volume total untuk menyemprot suatu lahan

                              - Vs : Volume air hasil kalibrasi (yg ditampung di ember)

                              - Lt : Luas lahan total

                              - Ls : Luas lahan sample

Contoh aplikasi:

Sebuah POC harus diaplikasikan dengan dosis 2 liter/ hektar, berapa ml per tangki  harus kita aplikasikan? POC tersebut akan diaplikasikan ke tanaman padi umur 2 bulan.  Dengan contoh seperti itu kita harus mengetahui kebutuhan larutan pestisida yang kita perlukan untuk diaplikasikan pada tanaman kita. Sebagai contoh larutan yang kita perlukan untuk menyemprot padi umur 2 bulan dalam setiap hektar adalah 10 tangki 14 liter  .  Berarti kita memerlukan larutan semprot 140 liter untuk per hektarnya. Konsentrasi yang diperlukan adalah 2000 ml POC : 140 = 14, 28 ml POC/ liter air. Sehingga tiap tangki kita perlu memberi konsentrasi 14,28 X 14 = 200 ml POC tersebut. Atau lebih ringkasnya juga bisa dihitung dengan cara : 2000 ml POC : 10 Tangki semprot = 200 ml POC / tangki semprot.

Semoga artikel saya tersebut tidak membuat bingung pembaca Gerbang pertanian semua karena saya tidak pas dalam menjelaskannya. Harapan saya justru bisa menambah wawasan para pembaca semua bahkan bisa bermanfaat dan dapat diaplikasikan oleh para petani Indonesia. (maspary).

Jumat, 08 Juli 2011

DAWET IRENG DARI JERAMI PADI

dawet-ireng Salam Pertanian! Kalau kita berjalan-jalan di daerah Banyumas pasti kita akan banyak menjumpai banyak penjual dawet dipinggir jalan. Para penjual dawet tersebut banyak yang memberi label atau judul dawet hitam. Kali ini Gerbang Pertanian ingin membagi tips cara membuat dawet ireng.


BAHAN:

  1. 1 kg tepung ganyong;
  2. � tepung sagu;
  3. 1 genggam merang/batang padi;
  4. 2,5 lt air;
  5. 1 lt santan;
  6. 1 � 1 1/2 sdt garam
  7. es batu secukupnya

SIRUP GULA AREN:

  1. 500 gula aren;
  2. 250 gr gula pasir;
  3. 500 ml air;
  4. 2 daun pandan

CARA MEMBUAT:

  1. Sirup gula aren: rebus semua bahan hingga mendidih dan gula larut. Saring. Sisihkan;
  2. Santan: Campurkan santan dengan garam. Sisihkan;
  3. Larutkan tepung ganyong dan tepung sagu dengan 1.5 lt air hingga rata. Bila perlu saring dengan kain. Sisihkan;
  4. Bakar merang hingga jadi abu, rendam dengan 1 lt air. Aduk hingga berwarna hitam. Saring dengan kain; Rebus larutan merang hingga mendekati mendidih. Sebelum mendidih masukkan adonan sagu. Aduk-aduk hingga jadi seperti bubur. Aduk konstan hingga matang; Siapkan baskom berisi air dingin, dan saringan atau cetakan dawet.
  5. Panas-panas ambil bubur merang yang telah matang secukupnya. Taruh di cetakan, tekan dengan papan yang lebih kecil ukurannya dari diameter saringan. Biarkan bubur merang lolos lewat lubang-lubang kecil saringan tepat di air dingin. Lakukan hingga semua �tersaring�. Tiriskan;
  6. Penyajian: Ambil gelas saji, beri dawet hitam, es batu, tuangi santan dan sirup gula aren. Sajikan.

Jangan hanya kepingin, bikin dong! Mudah kan bikinnya. Semoga artikel ini bisa membantu para pembaca yang ingin membuat dawet ireng dari jerami padi dan para pembaca yang ingin berwiraswasta atau berjualan dawet ireng (maspary).

Selasa, 05 Juli 2011

ANALISA KANDUNGAN KOMPOS JERAMI PADI

jerami-padi Jumpa lagi dengan Gerbang Pertanian. Ada yang harus saya informasikan kepada para petani padi Indonesia. Yaitu tentang analisa kandungan kompos jerami padi. Kompos jerami padi memiliki potensi hara yang sangat tinggi yang harus dimanfaatkan para petani Indonesia. Berikut ini hasil analisa kompos jerami padi yang dibuat dengan promi dengan waktu pengomposan 3 minggu:

Rasio C/N 18,88
C 35,11%
N 1,86%
P2O5 0,21%
K2O 5,35%
Air 55%

Dari data di atas, per ton kompos jerami padi memiliki kandungan hara setara dengan 41,3kg urea, 5,8 kg SP36, dan 89,17kg KCl atau total 136,27 kg NPK .

Menurut Kim and Dale (2004) potensi jerami kurang lebih adalah 1,4 kali dari hasil panennya. Jadi kalau panennya  (GKG) sekitar 6 ton per ha, jeraminya tinggal dikali dengan 1,4 yaitu 8,4 ton jerami per ha. Jika jerami ini dibuat kompos dan rendemen komposnya adalah 60%, maka dalam satu ha sawah dapat dihasilkan 5,04 ton kompos jerami padi. 

Berarti dalam satu ha sawah akan menghasilkan 208,15 kg urea, 29,23 kg SP36, 449,42 KCl atau total 686,80 NPK dari kompos jerami padinya. Sebenarnya informasi ini bisa membuat lega untuk para petani padi kita karena mereka bisa menanam padi tanpa takut harga urea mahal. Yach�.  menanam padi tanpa perlu menggunakan pupuk kimia yang menjadi impian semua petani.

Setelah kita mengetahui hasil analisa kandungan kompos jerami padi sudah pasti kita harus memanfaatkannya untuk mengurangi biaya budidaya padi kita dan ada yang lebih penting lagi yaitu untuk mengembalikan kesuburan tanah kita. Jangan hanya mengambil solusi yang serba praktis dan mudah dengan cara membakar jerami (maspary).

Jumat, 01 Juli 2011

PETANI INDONESIA MASIH MISKIN

petani-indonesia Salam Pertanian. Apa kabar petani Indonesia? Kali ini Gerbang Pertanian hanya ingin sedikit membuka pandangan masyarakat terhadap keadaan petani Indonesia. Yang saya maksud kali ini adalah petani tanaman pangan terutama padi. Setelah beberapa tahun pemerintah Indonesia meluncurkan berbagai program untuk mendokrak stok pangan nasional ternyata ada yang masih dilupakan pemerintah, yaitu nasib petani itu sendiri. Sehingga seakan-akan petani hanyalah sebuah lilin, yang menerangi sekelilingnya namun sedikit demi sedikit dirinya akan terbakar habis.

Pemerintah perlu membuat terobosan kebijakan yang benar-benar memikirkan nasib petani kedepan. Jangan sampai keadaan petani semakin miskin dan tidak menentu sehingga generasi penerus petani akan habis karena menganggap menjadi petani tidak ada yang bisa diharapkan.

Penyebab utama kemiskinan petani adalah karena kepemilikan lahan yang relatif sempit. Kita biasa menyebutnya sebagai petani gurem. Rata-rata kepemilikan lahan petani Indonesia adalah dibawah 0,25 ha. Jika anda ingin mengetahui berapa kecil pendapatan seorang petani yang mempunyai lahan garapan 0,25 ha silahkan melanjutkan membaca artikel ini. Kisah dibawah ini hanyalah kutipan yang maspary baca dari sebuah harian kompas.

Ironis sekali ternyata petani Indonesia masih miskin. Pendapatan rumah tangga petani saat ini ada yang hanya Rp 300.000 per bulan. Itu pun kalau panen padinya dalam kondisi bagus dan iklim bersahabat. Perlu kebijakan revolusioner untuk mencegah pemiskinan petani yang semakin meluas.

Penelusuran Kompas di sejumlah sentra produksi padi di wilayah pantai utara Jawa dari Karawang, Jawa Barat, hingga Tegal, Jawa Tengah, sejak Minggu hingga Selasa (22/2/2011), menunjukkan, pemiskinan petani memang nyata terjadi.

Di lapangan, Mujib (35), pemuda warga Desa Randusari, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, menyatakan, saat ini ia hanya mengolah lahan sawah 0,25 bau atau sekitar 1.700 meter persegi (1 bau sekitar 0,7 hektar atau 7.096 meter persegi).

Lahan ini pemberian orangtuanya, mantan pegawai Kantor Urusan Agama Tegal. Pemilik lahan satu bau itu saat ini menggarap lahan sewa 0,25 hektar. Dengan mengolah lahan 1.700 meter persegi, pendapatan bulanan Mujib hanya Rp 300.000-Rp 400.000 per bulan. Itu pun dengan catatan kalau panen padi tidak ada gangguan.

Karena tidak mencukupi kebutuhan, sekalipun dia masih membujang, Mujib mencari tambahan penghasilan dari berjualan benih dan pupuk. Paling tidak untuk kedua usaha sampingannya itu, Mujib mendapatkan tambahan penghasilan bulanan Rp 100.000-Rp 200.000 per bulan. Dengan begitu, total penghasilannya menjadi Rp 500.000-Rp 600.000. Jumlah ini berbeda jauh dari pendapatan ayahnya yang dulu sebagai petani dengan lahan satu bau dan bekerja sebagai pegawai negeri sipil. 

�Meski saya sudah cari tambahan penghasilan, tetap kecil pendapatannya,� kata Mujib, yang pernah juga mencoba membudidayakan lele, tetapi malah merugi Rp 700.000. Berharap mendapat tambahan penghasilan, ia justru merugi.

Hadi Subeno (50), petani dari Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, saat ditemui sedang menjadi buruh panen di Desa Selapura, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal, mengatakan, selama ini ia hanya bertani pada lahan sewa seluas 1.700 meter persegi.

Dengan biaya sewa tanah sebesar Rp 1,5 juta sekali musim tanam, ia sering tidak bisa mendapatkan hasil. Rata-rata, hasil penjualan padi pada lahan tersebut sebesar Rp 2,5 hingga Rp 3 juta. Padahal, ia juga masih harus mengeluarkan biaya tanam sekitar Rp 1 juta. �Sering tidak dapat apa-apa, tidak nombok, tetapi juga tidak untung,� katanya.

Beberapa warga di Kecamatan Tanjung Morawa dan Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara, beralih dari petani menjadi buruh tani lantaran hasil pertanian tidak mencukupi untuk menutupi kebutuhan hidup. Sekarang mereka hidup dengan mengandalkan upah buruh tani dan kerja serabutan.

Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung Bustanul Arifin, saat dihubungi secara terpisah di Jakarta, juga mengakui pemiskinan petani yang menjadi-jadi dan terus meluas sebagai dampak fragmentasi lahan pertanian.

�Mau menggunakan perhitungan model apa saja, dengan kepemilikan lahan sempit tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidup mendasar mereka,� kata Bustanul menjelaskan. Ia menghitung, dengan kepemilikan lahan kurang dari 0,5 hektar, kebutuhan hidup petani yang bisa dipenuhi dari usaha pertanian mereka maksimal 54 persen.

Petani Indonesia masih miskin, pemerintah tidak boleh melupakan kesejahteraan petani kita. Harus ada kebijakan yang memberikan kepastian penghasilan bagi petani kita. Harus ada jaminan nilai jual terhadap hasil produksi para petani. Jangan sampai petani sudah mati-matian mempertahankan produksi tetapi akhirnya sangat dikecewakan oleh harga jual yang sangat murah (maspary).

Senin, 27 Juni 2011

PGPR MENGENDALIKAN LAYU DAN MENYUBURKAN TANAMAN

PGPR-plant-growth-promoting-rhizobacteriaSalam pertanian !! Beberapa pembaca Gerbang Pertanian menyarankan agar kami menyediakan PGPR yang siap aplikasi. Oleh karena itu kami kini telah menyediakan PGPR dengan harga yang murah, hal ini kami lakukan untuk membantu para petani yang memerlukan PGPR tetapi belum sempat atau malas membuatnya.

Tetapi sebelumnya maspary akan menguraikan manfaat, cara kerja dan cara aplikasi PGPR secara sederhana terlebih dahulu. Seperti kita ketahui PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) adalah mikroorganisme yang menguntungkan yang hidup disekitar perakaran. Jika di daerah perakaran suatu tanaman kekurangan mikroorganisme menguntungkan maka akan menyebabkan tanaman menjadi terserang berbagai macam penyakit akar seperti layu dan busuk akar. Selain itu tanaman juga akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya (kurang subur).

Banyak petani yang berfikiran salah tentang cara pengendalian penyakit layu pada beberapa jenis tanaman seperti cabe, tomat, terong dll. Mereka terlalu meyakini dan terlalu mengandalkan pestisida kimia untuk megendalikan penyakit perakaran. Padahal menurut pengalaman saya belum ada pestisida kimia yang efektif untuk mengendalikan penyakit layu pada tanaman cabe, terong maupun tomat, terutama penyakit layu yang disebabkan oleh bakteri. Kenapa saya mengatakan demikian ? karena saya pernah menggunakan agrept dan agrimicyn mulai dari perendaman benih, dipesemaian hingga di pertanaman, namun tanaman cabe dan tomat saya masih terserang oleh layu bakteri. Padahal harga bakterisida kimia (agrept, agrimicyn dan bactocyn) harganya sangat mahal jika dibandingkan dengan PGPR.

PGPR sangat diperlukan oleh tanaman karena memiliki banyak manfaat. Manfaat yang dapat terlihat secara nyata adalah bahwa PGPR mencegah dan mengendalikan penyakit layu dan dapat memacu pertumbuhan tanaman. Apa sebenarnya yang dilakukan oleh PGPR ini sehingga mampu mengendalikan penyakit layu dan menyuburkan tanaman?

  1. PGPR memproduksi antibiotik untuk melindungi tanaman dengan cara menghambat pertumbuhan penyakit perakaran
  2. PGPR menjadi pesaing patogen penyebab penyakit dalam mendapatkan makanan disekitar perakaran sehingga pertumbuhan patogen merugikan menjadi berkurang.
  3. PGPR  merangsang pembentukan hormon atau ZPT Auksin, Sitokinin dan Giberellin sehingga tanaman terlihat lebih subur
  4. PGPR menghambat produksi etylen (zat yang menyebabkan tanaman cepat tua dan mati)
  5. PGPR meningkatkan penyerapan dan pemanfaatan unsur N oleh tanaman
  6. PGPR meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur Fe
  7. PGPR meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur S
  8. PGPR meningkatkan ketersediaan unsur P
  9. PGPR meningkatkan ketersediaan unsur Mn

Adapun cara aplikasi PGPR adalah sebagai berikut:

  1. PGPR Untuk perlakuan benih. Benih yang dibeli dari toko dan diduga mengandung pestisida cuci dulu sampai bersih hingga 3 � 4 kali. Rendam benih dalam larutan PGPR dengan konsentrasi 10 ml per liter air selama 10 menit hingga 8  jam tergantung jenis benihnya. Kemudian kering anginkan di tempat yang teduh sebelum dilakukan penanaman.
  2. PGPR Untuk perlakuan bibit. Jika untuk perlakuan bibit dan stek atau biakan vegetatif lain tinggal direndam beberapa saat saja lalu langsung ditanam. Konsentrasi yang diperlukan adalah 10 ml per liter air.
  3. PGPR Untuk perlakuan pada tanaman. Buat PGPR dengan konsentrasi 5 ml per liter air. Untuk aplikasi pada tanaman semusim (cabe, terong, timun dll) siramkan 1 - 2 gelas aqua larutan tadi  ke daerah perakaran. Jika untuk tanaman tahunan jumlah larutan yang digunakan dapat diperkirakan sendiri sesuai dengan umur dan jenis tanaman, sebagai ukuran adalah siram daerah perakaran sampai basah.

Lama waktu peredaman benih atau bibit dengan PGPR

NO

BENIH ATAU BIBIT

WAKTU  PERENDAMAN

  1 Padi, cabai, terong dan kangkung

2 � 8 jam

  2 Stek tanaman berkayu dan bahan biakan dengan rhizoma (pisang, aglaonema dan sebagainya)

2 � 8 jam

  3 Kacang-kacangan (kacang panjang, kedelai, buncis, kacang tanah dan sebagainya)

5 � 15 menit

  4 Timun-timunan (mentimun, semangka, melon dan sebagainya)

5 menit

  5 Jagung dan tomat

15 � 30 menit

  6 Bayam dan kubis-kubisan (pak choi, caisin, kubis dan sawi putih)

5 menit

Perlakuan PGPR pada berbagai tanaman

NO

JENIS TANAMAN

PERLAKUAN AWAL

PERLAKUAN SUSULAN

  1 Benih yang disemaikan dan memiliki umur produktif kurang lebih 30 hari (bayam, caisin dan sebagainya) Perlakuan benih 1 minggu setelah tanam dan 2 minggu setelah tanam
  2 Benih tanam langsung dengan umur tanaman kurang lebih 60 hari (Jagung manis) Perlakuan benih 3 minggu setelah tanam dan 5 minggu setelah tanam
  3 Benih disemaikan dengan usia tanam 3 � 4 bulan (padi, cabe, terung, melon dan sebagainya) Perlakuan benih 1 minggu sebelum pindah tanam, 3 atau 5 minggu setelah tanam
  4 Benih tanam langsung dengan umur tanaman kurang lebih 3 bulan ( jagung, kacang panjang, kedelai, mentimun dan sebagainya Perlakuan benih 3  minggu setelah tanam, 7  atau 9 minggu setelah tanam
  5 Tanaman berumur kurang lebih 12 bulan (pisang) Perlakuan benih atau bibit Perlakuan dilakukan sebulan sekali sejak ditanam hingga tanaman berumur 1 bulan sebelum panen
  6 Tanaman disemaikan dengan umur kurang lebih 3 tahun (pepaya) Perlakuan benih 1 minggu sebelum pindah tanam dan  penyiraman satu bulan sekali setelah pindah tanam.
7 Tanaman tahunan Perlakuan benih atau bibit Penyiraman 1 bulan sekali.

Jika rekan-rekan Gerbang Pertanian ada yang berminat untuk membeli PGPR silahkan hubungi maspary 081 226 302 97 (SMS only). Harganya murah cuma 10.000 per 600 ml (1 botol aqua). Untuk mengetahui tata cara pembelian silahkan klik disini. Untuk melihat produk yang lain dari Gerbang Pertanian silahkan klik disini.

Trimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca artikel dari Gerbang Pertanian, semoga informasi yang kami sampaikan kali ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca semua.

Kamis, 23 Juni 2011

MENGEMBANGKAN INSEKTISIDA BIOLOGI BEAUVERIA BASSIANA

mengembangkan-beauveria-bassiana Salam Pertanian!! Beberapa waktu lalu kita telah belajar tentang apa itu insektisida biologi Beauveria bassiana, kini kita akan belajar cara sederhana mengembangkan insektisida biologi jamur Beauveria bassiana. Tentunya masih bersama Gerbang pertanian.

Sebenarnya sangat mudah mengembangkan jamur ini, kalau rekan-rekan Gerbang Pertanian pernah membaca artikel terdahulu kami tentang cara mengembangkan jamur Trichoderma sp pasti sudah nggak asing lagi dengan cara mengembangkan jamur Beauveria bassiana.

Adapun alat dan bahan yang perlu dipersiapkan untuk mengembangkan Insektisida biologi  jamur Beauveria bassiana adalah:

  1. Isolat jamur Beauveria bassiana
  2. Ember atau baskom kecil
  3. Baskom peniris
  4. Plastik 1/4 kg dengan ketebalan 0,4 sepuluh buah
  5. Lilin lima buah
  6. Steples
  7. Kawat atau sendok kecil spatula
  8. Panci Dandang
  9. Alkohol 75 %
  10. Air bersih
  11. Beras giling atau jagung giling 1 kg

Kalau alat bahan telah lengkap sekarang bersama maspary kita praktekkan cara membuatnya:

  1. Cuci bersih beras dan rendam selama 24 jam
  2. Tiriskan sampai kering
  3. Masukkkan beras kedalam plastik @ 100 gr
  4. Lipat ujung plastik
  5. Masak beras dengan cara di kukus selama kurang lebih 1,5 � 2 jam
  6. Setelah dingin angkat beras tersebut dari panci dandang
  7. Nyalakan lilin 5 buah dan letakkan membentuk setengah lingkaran dimeja
  8. Masukkan kawat atau sendok spatula kedalam alkohol dan bakar  di salah satu lilin tersebut
  9. Setelah kawat agak dingin ambil sebagian isolat dalam tabung reaksi dan masukkan kedalam beras
  10. Lipat beberapa kali ujung plastik dan steples
  11. Letakkan dalam suhu kamar sampai 7-14 hari
  12. Jika sudah tumbuh miselium berwarna putih secara penuh berarti insektisida biologi Beauveria bassiana siap digunakan.

Setelah Insektisida biologi Beauveria bassiana telah siap kini saatnya menggunakannya untuk beberapa jenis serangga, wereng, walang sangit, ulat, kumbang dll. Mari kita coba aplikasikan insektisida tersebut bersama Gerbang Pertanian:

  1. Ambil salah satu beras dalam plastik yang telah ditumbuhi meselium Beauveria basiana
  2. Cuci dengan air 1 liter dengan cara diremas-remas sampai bersih
  3. Saring dengan kain, ambil air cuciannya.
  4. Campurkan air tersebut dengan air 14 � 17 liter dan masukkan kedalam tangki sprayer.
  5. Semprotkan ke tanaman dengan frekuensi 1 minggu sekali. Jika serangan berat bisa seminggu 2 kali.
  6. Jangan lupa nyemprotnya sore hari ya, karena kalau siang hari jamur Beauveria basiana akan mati kepanasan.

Masih ada yang belum jelas tentang cara mengembangkan insektisida biologi Beauveria bassiana dan cara pengaplikasiannya di lapangan? silahkan hubungi maspary SMS aja ya�  Penginnya sih telpon cuma kalo telpon kadang-kadang timingnya yang nggak tepat.

Sekian dulu pertemuan dengan Gerbang Pertanian kali ini dengan tema Mengembangkan Insektisida Biologi Beuveria Bassiana. Smoga bisa memberikan sedikit pencerahan bagi rekan-rekan yang sedang haus akan ilmu pertanian khususnya pertanian organik. Jika ada kesalahan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya (maspary).

Senin, 20 Juni 2011

MEMBUAT TORTILLA DARI AMPAS TAHU

tortilla-ampas-tahu Salam pertanian!! Sebelum kita membahas tentang cara membuat tortilla dari ampas tahu Maspary ingin tanya dulu apa ada yang belum tahu atau belum pernah makan  tortilla? Tortilla pada umumnya merupakan makanan ringan berbentuk keripik dengan bahan baku jagung.  Tortilla sebenarnya dapat dibuat dari berbagai bahan terutama yang mengandung pati atau bahan tidak berpati dengan penambahan tepung pati. Bahkan jika ingin menambahkan nilai gizi pada tortilla yang akan kita buat kita bisa juga menambahkan susu.

Pemanfaatan ampas tahu sampai saat ini belum maksimal, biasanya hanya untuk penambahan pakan ternak. Tapi kalo di Banyumas sudah lumayan lo�.. ampas tahu kalo di Banyumas biasanya dibuat makanan yang namanya temlek. Yaitu ampas tahu dikasih bumbu lalu dibentuk bulat dan dibungkus tepung lalu digoreng. Ampas tahu merupakan hasil samping dalam proses pembuatan tahu berbentuk padat dan diperoleh dari bubur kedelai yang diperas. Ampas tahu mempunyai kandungan protein yang sangat tinggi, sayang kalau tidak dimanfaatkan. Maka dari itu mari kita belajar cara  membuat tortilla dari ampas tahu.  Udah nggak sabar ingin membuat ya?

Bahan baku :

  1. Jagung 0,7 kg
  2. Ampas tahu 0,3 kg
  3. Garam dapur 12,5 gram
  4. Bawang Putih 20 gram
  5. Penyedap, air dan minyak goreng secukupnya.

Cara pembuatan:

  1. Jagung yang telah direndam dalam larutan kapur kemudian digiling.
  2. Ampas tahu dikukus. Jika menggunakan ampas tahu segar sebaiknya dipres (ditekan) terlebih dahulu sedangkan jika menggunakan tepung ampas tahu, lakukan penambahan air dengan jumlah sesuai berat ampas atau sampai basah.
  3. Campur ampas tahu, bumbu, dan jagung giling (dapat juga dari jagung yang belum digiling) lakukan penggilingan agar adonan tercampur rata.
  4. Lakukan pemipihan adonan dengan mesin pembuat pasta sampai ketebalan 1-2 mm.
  5. Lakukan pemotongan dengan ukuran yang seragam.
  6. Keringkan pada oven pengering.
  7. Lakukan pengemasan atau penggorengan.

Mudah sekali ya cara membuat tortilla dari ampas tahu. Kalo ingin menambah nilai gizinya bisa menambahkan susu pada adonan tersebut. Semoga pertemuan dengan Gerbang Pertanian kali ini bisa bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca yang sedang mencari artikel cara membuat tortilla dari ampas tahu (maspary).

Jumat, 17 Juni 2011

TIPS MENGENDALIKAN HAMA ULAT TANAH

ulat-tanahSalam Pertanian!! Ulat tanah atau jika para ilmuwan menyebutnya dengan  Agrotis ipsilon, merupakan hama yang gampang-gampang susah dalam mengendalikannya. Berikut akan Gerbang Pertanian sampaikan cara cerdas mengendalikan hama ulat tanah pada tanaman kubis dan kentang. Sedikit tulisan ini merupakan buah pengalaman dari maspary ketika masih berpetualang di daerah dataran tinggi Dieng Kab. Wonosobo.

Hama ulat tanah (Agrotis ipsilon)  bagi para petani kentang dan kubis merupakan hama utama tanaman tersebut, kemungkinan sumber hama ulat tanah tersebut berasal dari penggunaan kotoran ayam dan sapi. Namanya juga ulat tanah maka ia hidup dalam tanah, ulat tersebut akan bersembunyi dalam tanah jika siang hari. Ketika sore atau malam hari mereka baru keluar untuk mencari makan. Ulat tanah berwarna hitam dengan pupa/ kepongpong berwarna coklat. imago berwarna abu-abu dengan sayap berwarna coklat. Imago betina mampu bertelur hingga 1800 butir. Mantap ya�..  Hama ulat tanah ini akan menyerang ketika tanaman kentang dan kubis masih muda. Hama tersebut akan menyerang dengan cara memotong batang tanaman kentang dan kubis ketika masih muda. Dan jelas setelah terpotong tanaman tersebut akan mati.

Berikut Gambar imago ulat tanah

imago-ulat-tanah

Kalau kita melihat kasus ulat tanah (Agrotis sp) yang hidup dalam tanah terasa akan sulit mengendalikannya dan pasti kita akan berfikir kalau insektisida yang mampu mengendalikan hama ulat tanah tersebut adalah insektisida yang bekerja secara sistemik. Ternyata ada insektisida golongan piretroid sintetik yang mampu mengendalikan hama ini secara baik. Maspary katakan secara baik karena biasanya setelah aplikasi insektisida ini selang satu hari banyak ulat tanah yang terlihat  mati dan keluar dari tanah. Kasus ini masih perlu jawaban, kenapa ulat yang hidupnya dalam tanah bisa mati dengan insektisida yang bekerja secara kontak dari golongan piretroid sintetik.

Pasti pembaca Gerbang Pertanian penasaran dan bertanya dalam hati insektisida apakah tersebut? Insektisida tersebut dari golongan piretroid sintetik dengan bahan aktif betasiflutrin.  Kebetulan waktu itu yang kami gunakan adalah insektisida dengan nama dagang buldok yang dipasarkan PT. Bayer Cropscience. Sehingga waktu itu sampai muncul anggapan kalau buldok adalah spesialis pengendali ulat tanah. Pengaplikasian buldok dengan bahan aktif betasiflutrin tersebut sebaikknya dilakukan pada saat sore hari.

Semoga artikel dari Gerbang Pertanian yang berjudul tips mengendalikan hama ulat tanah diatas bisa bermanfaat untuk kita semua terutama bagi petani yang sedang mengalami kendala serangan ulat tanah. Tujuan tulisan diatas bukanlah bermaksud untuk mempromosikan salah satu produk pestisida tetapi karena pengalaman saya semata (maspary).

Selasa, 14 Juni 2011

CARA SEDERHANA MEMBUAT FUNGISIDA ORGANIK

fungisida-organik Setelah sebelumnya Gerbang Pertanian menulis berbagai macam artikel tentang insektisida organik kini kami ingin sedikit membagikan tips kepada pembaca semua tentang bagaimana cara sederhana membuat fungisida organik. Saya katakan sederhana karena caranya memang simpel, cepat dan tidak ribet.

Bagi pembaca yang belum tahu apa itu fungisida organik maspary akan menjelaskan istilah tersebut terlebih dahulu. Sehingga tidak terjadi salah pengertian dan salah aplikasinya. Fungisida berasal dari kata fungi dan sida, fungi berarti jamur sedangkan sida berarti racun. Sedangkan organik adalah semua bahan yang berasal dari mahluk hidup. Jadi bisa kita simpulkan arti dari fungisida organik adalah bagian dari mahluk hidup baik itu tanaman, hewan maupun manusia yang bisa berfungsi sebagai racun bagi jamur penyebab penyakit pada tanaman. Sehingga fungisida organik tersebut tidak bisa untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus, apalagi untuk mengatasi hama jelas nggak bisa. Oleh karena itu kita harus jeli dan paham dulu serta bisa menentukan penyebab penyakit pada suatu tanaman sebelum mengendalikannya.

Fungsida organik yang akan Gerbang Pertanian jelaskan nanti lebih bersifat mencegah bukan mengobati, karena fungisida organik tersebut cenderung bersifat kontak cara kerjanya. Namun dari berbagai pengalaman petani fungisida organi tersebut lumayan ampuh untuk mengendalikan penyakit pada berbagai tanaman seperti padi, cabai, tomat, terong dan sayuran lainnya.

Nggak usah panjang lebar langsung saja kita praktek membuatnya:

Alat dan bahan fungisida organik:

  1. Bender bumbu, atau lumpang atau alat penghalus lainnya
  2. Saringan yang lembut
  3. Kunir  1 bagian
  4. Jahe 1 bagian
  5. Laos 1 bagian

Cara membuat fungisida organik:

  1. Cara membuat fungisida organik ini sangatlah mudah yaitu tinggal diblender saja sampai halus dan keluar airnya.
  2. Setelah halus silahkan peras dan ambil airnya
  3. Kemudian saring dengan penyaring atau kain.

 

Cara Aplikasi fungisida organik:

  1. Ambil 2 - 3 sendok makan larutan tadi kemudian campurkan dengan air satu tangki sprayer (kurang lebih 14 liter).
  2. Bila perlu tambahkan detergen atau sabun pencuci piring satu atau dua sendok
  3. Semprotkan secara merata pada seluruh daun dan batang tanaman
  4. Jangan lupa nyemprotnya pagi atau sore hari ya! Kalau lebih bagusnya sih sore hari saja tapi kalau tidak mendung.

Sebenarnya perlu dikaji lebih jauh sejauh mana efikasi fungisida organik ini. Bisa digunakan untuk tanaman apa saja dan untuk penyakit apa saja. Tapi saya kira ini bukan tugasnya maspary, tapi tugasnya para dosen, mahasiswa atau peneliti lainnya. Karena telah diketahui bersama dari ketiga bahan diatas mengandung zat yang sangat berkasiat obat bagi manusia sejak lama.

Sebenarnya Gerbang Pertanian masih ada artikel tentang cara membuat fungisida organik yang lain, namun akan kami postingkan lain waktu saja. Ini sudah terlalu panjang, saya takut pembaca semua jadi bosan.

Dan akhirnya selamat mencoba tips dari Gerbang Pertanian tentang cara sederhana membuat fungisida organik. Semoga bisa bermanfaat dalam mendukung kesuksesan bertani para pembaca semua.(maspary)

Jumat, 10 Juni 2011

TEHNIK MENCAMPUR PESTISIDA YANG TEPAT

aplikasi-pestisida Sudah beberapa pembaca Gerbang Pertanian yang sharing dan menanyakan bagaimana tehnik mencampur pestisida yang tepat. Itulah sebabnya kenapa maspary ingin menulis artikel ini. Sebenarnya artikel ini merupakan kelanjutan dari tulisan kami terdahulu tentang Cara Tepat Aplikasi Pestisida.

Memang belum ada petunjuk ataupun panduan yang memberikan wawasan bagaimana tehnik mencampur pestisida yang tepat. Oleh karena itu masih banyak petani yang melakukan pencampuran pestisida secara sembarangan tetapi ada juga petani yang tidak berani sama sekali mencampur pestisida karena takut pestisida yang dicampur tersebut akan bereaksi tidak menguntungkan bagi tanaman. Oleh karena itu maspary memberanikan diri memberikan sedikit tips bagaimana tehnik mencampur pestisida yang tepat.

Maspary berani menulis artikel ini bukan berdasarkan referensi suatu buku melainkan hanyalah berdasarkan pengalaman kami dilapangan beberapa waktu yang lalu ketika kami bertugas di Dieng  Kab. Wonosobo.

Menurut maspary ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tehnik mencampur pestisida yang tepat:

  1. Janganlah mencampur pestisida langsung dalam tangki sprayer (hal ini seringkali maspary temui dilapangan),  sebaiknya lakukan pencampuran pestisida dalam wadah plastik terlebih dahulu (ember). Setelah tercampur dalam ember baru masukkan dalam dalam tangki sprayer.
  2. Jangan mencampur pestisida langsung dalam kaleng/ kemasannya tanpa mengencerkannya terlebih dahulu dengan air. (peristiwa ini juga sering maspary jumpai pada petani yang ingin serba praktis, atau terkadang merahasiakan pemakaian pestisidanya)
  3. Jangan mencampur 2 pestisisida atau lebih dalam satu golongan, sebagai contoh: Piretroid sintetik dengan piretroid sintetik atau karbamat dengan karbamat.
  4. Jangan mencampur 2 pestisida atau lebih yang mempunyai cara kerja sama, sebagai contoh: Racun pernafasan dengan racun pernafasan, kontak dengan kontak atau sistemik dengan sistemik.
  5. Kalau ingin mencampur pestisida sebaiknya lakukan pencampuran pestisida yang bersifat kontak dengan pestisida yang bersifat sistemik. Jika ingin mengendalikan penyakit pada suatu tanaman dan terpaksa harus mencampur fungisidanya pilih yang bersifat kontak dan yang bersifat sistemik. Fungisida kontak biasanya bersepektrum luas dan biasanya hanya bersifat mencegah/ melindungi atau protektif  karena fungisida ini multisite inhibitor sedang fungisida sistemik biasanya bersepektrum sempit dan bersifat eradikatif atau mengobati karena fungisida ini mempunyai cara kerja monosite inhibitor.
  6. Urutkan mencampur pestisida sesuai dengan formulasinya.  Menurut pengalaman maspary dalam melakukan pencampuran pestisida mulailah dengan pestisida yang berformulasi WDG, WP ataupun yang berbentuk tepung yang lain aduk hingga larut. Yang kedua baru masukkan PPC atau pupuk daun jika menggunakan pupuk daun dan aduk dulu sampai campur. Langkah yang ketiga masukkan pestisida yang berformulasi SL, WSC, SC dll lalu aduk sampai larut. Yang keempat masukkan pestisida yang berformulasi EC dan terakhir baru masukka perekat, perata, penembus dll.
  7. Perhatian!! Setelah anda mencampur pestisida seperti urutan no 5 diatas ada hal lain yang perlu diperhatikan.  Jangan menggunakan campuran pestisisida yang larutannya menggumpal dan atau mengendap. Berdasarkan pengalaman maspary biasanya campuran pestisida yang mengendap atau menggumpal jika diaplikasi ke tanaman akan bisa merusak tanaman atau terkadang tidak berfungsi sama sekali.
  8. Ada tips tambahan dari maspary yang perlu diketahui pembaca Gerbang Pertanian semua, yaitu bahwa pencampuran insektisida golongan piretroid sintetik dengan insektisida golongan organophospat akan meningkatkan efikasinya, ibaratnya 1 + 1 = 3. Tapi jangan mencampur insektisida golongan organophospat dengan golongan karbamat karena akan menurunkan efikasinya ( 1 + 1 = 1).

Semoga dengan tulisan dari Gerbang Pertanian ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca semua yang akan mengaplikasi pestisida dan bisa memberikan sedikit pencerahan bagi yang sedang bingung mau mencampur pestisida. Dan harapan dari Gerbang Pertanian semoga artikel ini bisa menyumbangkan keberhasilan bertani bagi petani Indonesia.(Maspary)