Senin, 27 Juni 2011

PGPR MENGENDALIKAN LAYU DAN MENYUBURKAN TANAMAN

PGPR-plant-growth-promoting-rhizobacteriaSalam pertanian !! Beberapa pembaca Gerbang Pertanian menyarankan agar kami menyediakan PGPR yang siap aplikasi. Oleh karena itu kami kini telah menyediakan PGPR dengan harga yang murah, hal ini kami lakukan untuk membantu para petani yang memerlukan PGPR tetapi belum sempat atau malas membuatnya.

Tetapi sebelumnya maspary akan menguraikan manfaat, cara kerja dan cara aplikasi PGPR secara sederhana terlebih dahulu. Seperti kita ketahui PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) adalah mikroorganisme yang menguntungkan yang hidup disekitar perakaran. Jika di daerah perakaran suatu tanaman kekurangan mikroorganisme menguntungkan maka akan menyebabkan tanaman menjadi terserang berbagai macam penyakit akar seperti layu dan busuk akar. Selain itu tanaman juga akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya (kurang subur).

Banyak petani yang berfikiran salah tentang cara pengendalian penyakit layu pada beberapa jenis tanaman seperti cabe, tomat, terong dll. Mereka terlalu meyakini dan terlalu mengandalkan pestisida kimia untuk megendalikan penyakit perakaran. Padahal menurut pengalaman saya belum ada pestisida kimia yang efektif untuk mengendalikan penyakit layu pada tanaman cabe, terong maupun tomat, terutama penyakit layu yang disebabkan oleh bakteri. Kenapa saya mengatakan demikian ? karena saya pernah menggunakan agrept dan agrimicyn mulai dari perendaman benih, dipesemaian hingga di pertanaman, namun tanaman cabe dan tomat saya masih terserang oleh layu bakteri. Padahal harga bakterisida kimia (agrept, agrimicyn dan bactocyn) harganya sangat mahal jika dibandingkan dengan PGPR.

PGPR sangat diperlukan oleh tanaman karena memiliki banyak manfaat. Manfaat yang dapat terlihat secara nyata adalah bahwa PGPR mencegah dan mengendalikan penyakit layu dan dapat memacu pertumbuhan tanaman. Apa sebenarnya yang dilakukan oleh PGPR ini sehingga mampu mengendalikan penyakit layu dan menyuburkan tanaman?

  1. PGPR memproduksi antibiotik untuk melindungi tanaman dengan cara menghambat pertumbuhan penyakit perakaran
  2. PGPR menjadi pesaing patogen penyebab penyakit dalam mendapatkan makanan disekitar perakaran sehingga pertumbuhan patogen merugikan menjadi berkurang.
  3. PGPR  merangsang pembentukan hormon atau ZPT Auksin, Sitokinin dan Giberellin sehingga tanaman terlihat lebih subur
  4. PGPR menghambat produksi etylen (zat yang menyebabkan tanaman cepat tua dan mati)
  5. PGPR meningkatkan penyerapan dan pemanfaatan unsur N oleh tanaman
  6. PGPR meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur Fe
  7. PGPR meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur S
  8. PGPR meningkatkan ketersediaan unsur P
  9. PGPR meningkatkan ketersediaan unsur Mn

Adapun cara aplikasi PGPR adalah sebagai berikut:

  1. PGPR Untuk perlakuan benih. Benih yang dibeli dari toko dan diduga mengandung pestisida cuci dulu sampai bersih hingga 3 � 4 kali. Rendam benih dalam larutan PGPR dengan konsentrasi 10 ml per liter air selama 10 menit hingga 8  jam tergantung jenis benihnya. Kemudian kering anginkan di tempat yang teduh sebelum dilakukan penanaman.
  2. PGPR Untuk perlakuan bibit. Jika untuk perlakuan bibit dan stek atau biakan vegetatif lain tinggal direndam beberapa saat saja lalu langsung ditanam. Konsentrasi yang diperlukan adalah 10 ml per liter air.
  3. PGPR Untuk perlakuan pada tanaman. Buat PGPR dengan konsentrasi 5 ml per liter air. Untuk aplikasi pada tanaman semusim (cabe, terong, timun dll) siramkan 1 - 2 gelas aqua larutan tadi  ke daerah perakaran. Jika untuk tanaman tahunan jumlah larutan yang digunakan dapat diperkirakan sendiri sesuai dengan umur dan jenis tanaman, sebagai ukuran adalah siram daerah perakaran sampai basah.

Lama waktu peredaman benih atau bibit dengan PGPR

NO

BENIH ATAU BIBIT

WAKTU  PERENDAMAN

  1 Padi, cabai, terong dan kangkung

2 � 8 jam

  2 Stek tanaman berkayu dan bahan biakan dengan rhizoma (pisang, aglaonema dan sebagainya)

2 � 8 jam

  3 Kacang-kacangan (kacang panjang, kedelai, buncis, kacang tanah dan sebagainya)

5 � 15 menit

  4 Timun-timunan (mentimun, semangka, melon dan sebagainya)

5 menit

  5 Jagung dan tomat

15 � 30 menit

  6 Bayam dan kubis-kubisan (pak choi, caisin, kubis dan sawi putih)

5 menit

Perlakuan PGPR pada berbagai tanaman

NO

JENIS TANAMAN

PERLAKUAN AWAL

PERLAKUAN SUSULAN

  1 Benih yang disemaikan dan memiliki umur produktif kurang lebih 30 hari (bayam, caisin dan sebagainya) Perlakuan benih 1 minggu setelah tanam dan 2 minggu setelah tanam
  2 Benih tanam langsung dengan umur tanaman kurang lebih 60 hari (Jagung manis) Perlakuan benih 3 minggu setelah tanam dan 5 minggu setelah tanam
  3 Benih disemaikan dengan usia tanam 3 � 4 bulan (padi, cabe, terung, melon dan sebagainya) Perlakuan benih 1 minggu sebelum pindah tanam, 3 atau 5 minggu setelah tanam
  4 Benih tanam langsung dengan umur tanaman kurang lebih 3 bulan ( jagung, kacang panjang, kedelai, mentimun dan sebagainya Perlakuan benih 3  minggu setelah tanam, 7  atau 9 minggu setelah tanam
  5 Tanaman berumur kurang lebih 12 bulan (pisang) Perlakuan benih atau bibit Perlakuan dilakukan sebulan sekali sejak ditanam hingga tanaman berumur 1 bulan sebelum panen
  6 Tanaman disemaikan dengan umur kurang lebih 3 tahun (pepaya) Perlakuan benih 1 minggu sebelum pindah tanam dan  penyiraman satu bulan sekali setelah pindah tanam.
7 Tanaman tahunan Perlakuan benih atau bibit Penyiraman 1 bulan sekali.

Jika rekan-rekan Gerbang Pertanian ada yang berminat untuk membeli PGPR silahkan hubungi maspary 081 226 302 97 (SMS only). Harganya murah cuma 10.000 per 600 ml (1 botol aqua). Untuk mengetahui tata cara pembelian silahkan klik disini. Untuk melihat produk yang lain dari Gerbang Pertanian silahkan klik disini.

Trimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca artikel dari Gerbang Pertanian, semoga informasi yang kami sampaikan kali ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca semua.

Kamis, 23 Juni 2011

MENGEMBANGKAN INSEKTISIDA BIOLOGI BEAUVERIA BASSIANA

mengembangkan-beauveria-bassiana Salam Pertanian!! Beberapa waktu lalu kita telah belajar tentang apa itu insektisida biologi Beauveria bassiana, kini kita akan belajar cara sederhana mengembangkan insektisida biologi jamur Beauveria bassiana. Tentunya masih bersama Gerbang pertanian.

Sebenarnya sangat mudah mengembangkan jamur ini, kalau rekan-rekan Gerbang Pertanian pernah membaca artikel terdahulu kami tentang cara mengembangkan jamur Trichoderma sp pasti sudah nggak asing lagi dengan cara mengembangkan jamur Beauveria bassiana.

Adapun alat dan bahan yang perlu dipersiapkan untuk mengembangkan Insektisida biologi  jamur Beauveria bassiana adalah:

  1. Isolat jamur Beauveria bassiana
  2. Ember atau baskom kecil
  3. Baskom peniris
  4. Plastik 1/4 kg dengan ketebalan 0,4 sepuluh buah
  5. Lilin lima buah
  6. Steples
  7. Kawat atau sendok kecil spatula
  8. Panci Dandang
  9. Alkohol 75 %
  10. Air bersih
  11. Beras giling atau jagung giling 1 kg

Kalau alat bahan telah lengkap sekarang bersama maspary kita praktekkan cara membuatnya:

  1. Cuci bersih beras dan rendam selama 24 jam
  2. Tiriskan sampai kering
  3. Masukkkan beras kedalam plastik @ 100 gr
  4. Lipat ujung plastik
  5. Masak beras dengan cara di kukus selama kurang lebih 1,5 � 2 jam
  6. Setelah dingin angkat beras tersebut dari panci dandang
  7. Nyalakan lilin 5 buah dan letakkan membentuk setengah lingkaran dimeja
  8. Masukkan kawat atau sendok spatula kedalam alkohol dan bakar  di salah satu lilin tersebut
  9. Setelah kawat agak dingin ambil sebagian isolat dalam tabung reaksi dan masukkan kedalam beras
  10. Lipat beberapa kali ujung plastik dan steples
  11. Letakkan dalam suhu kamar sampai 7-14 hari
  12. Jika sudah tumbuh miselium berwarna putih secara penuh berarti insektisida biologi Beauveria bassiana siap digunakan.

Setelah Insektisida biologi Beauveria bassiana telah siap kini saatnya menggunakannya untuk beberapa jenis serangga, wereng, walang sangit, ulat, kumbang dll. Mari kita coba aplikasikan insektisida tersebut bersama Gerbang Pertanian:

  1. Ambil salah satu beras dalam plastik yang telah ditumbuhi meselium Beauveria basiana
  2. Cuci dengan air 1 liter dengan cara diremas-remas sampai bersih
  3. Saring dengan kain, ambil air cuciannya.
  4. Campurkan air tersebut dengan air 14 � 17 liter dan masukkan kedalam tangki sprayer.
  5. Semprotkan ke tanaman dengan frekuensi 1 minggu sekali. Jika serangan berat bisa seminggu 2 kali.
  6. Jangan lupa nyemprotnya sore hari ya, karena kalau siang hari jamur Beauveria basiana akan mati kepanasan.

Masih ada yang belum jelas tentang cara mengembangkan insektisida biologi Beauveria bassiana dan cara pengaplikasiannya di lapangan? silahkan hubungi maspary SMS aja ya�  Penginnya sih telpon cuma kalo telpon kadang-kadang timingnya yang nggak tepat.

Sekian dulu pertemuan dengan Gerbang Pertanian kali ini dengan tema Mengembangkan Insektisida Biologi Beuveria Bassiana. Smoga bisa memberikan sedikit pencerahan bagi rekan-rekan yang sedang haus akan ilmu pertanian khususnya pertanian organik. Jika ada kesalahan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya (maspary).

Senin, 20 Juni 2011

MEMBUAT TORTILLA DARI AMPAS TAHU

tortilla-ampas-tahu Salam pertanian!! Sebelum kita membahas tentang cara membuat tortilla dari ampas tahu Maspary ingin tanya dulu apa ada yang belum tahu atau belum pernah makan  tortilla? Tortilla pada umumnya merupakan makanan ringan berbentuk keripik dengan bahan baku jagung.  Tortilla sebenarnya dapat dibuat dari berbagai bahan terutama yang mengandung pati atau bahan tidak berpati dengan penambahan tepung pati. Bahkan jika ingin menambahkan nilai gizi pada tortilla yang akan kita buat kita bisa juga menambahkan susu.

Pemanfaatan ampas tahu sampai saat ini belum maksimal, biasanya hanya untuk penambahan pakan ternak. Tapi kalo di Banyumas sudah lumayan lo�.. ampas tahu kalo di Banyumas biasanya dibuat makanan yang namanya temlek. Yaitu ampas tahu dikasih bumbu lalu dibentuk bulat dan dibungkus tepung lalu digoreng. Ampas tahu merupakan hasil samping dalam proses pembuatan tahu berbentuk padat dan diperoleh dari bubur kedelai yang diperas. Ampas tahu mempunyai kandungan protein yang sangat tinggi, sayang kalau tidak dimanfaatkan. Maka dari itu mari kita belajar cara  membuat tortilla dari ampas tahu.  Udah nggak sabar ingin membuat ya?

Bahan baku :

  1. Jagung 0,7 kg
  2. Ampas tahu 0,3 kg
  3. Garam dapur 12,5 gram
  4. Bawang Putih 20 gram
  5. Penyedap, air dan minyak goreng secukupnya.

Cara pembuatan:

  1. Jagung yang telah direndam dalam larutan kapur kemudian digiling.
  2. Ampas tahu dikukus. Jika menggunakan ampas tahu segar sebaiknya dipres (ditekan) terlebih dahulu sedangkan jika menggunakan tepung ampas tahu, lakukan penambahan air dengan jumlah sesuai berat ampas atau sampai basah.
  3. Campur ampas tahu, bumbu, dan jagung giling (dapat juga dari jagung yang belum digiling) lakukan penggilingan agar adonan tercampur rata.
  4. Lakukan pemipihan adonan dengan mesin pembuat pasta sampai ketebalan 1-2 mm.
  5. Lakukan pemotongan dengan ukuran yang seragam.
  6. Keringkan pada oven pengering.
  7. Lakukan pengemasan atau penggorengan.

Mudah sekali ya cara membuat tortilla dari ampas tahu. Kalo ingin menambah nilai gizinya bisa menambahkan susu pada adonan tersebut. Semoga pertemuan dengan Gerbang Pertanian kali ini bisa bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca yang sedang mencari artikel cara membuat tortilla dari ampas tahu (maspary).

Jumat, 17 Juni 2011

TIPS MENGENDALIKAN HAMA ULAT TANAH

ulat-tanahSalam Pertanian!! Ulat tanah atau jika para ilmuwan menyebutnya dengan  Agrotis ipsilon, merupakan hama yang gampang-gampang susah dalam mengendalikannya. Berikut akan Gerbang Pertanian sampaikan cara cerdas mengendalikan hama ulat tanah pada tanaman kubis dan kentang. Sedikit tulisan ini merupakan buah pengalaman dari maspary ketika masih berpetualang di daerah dataran tinggi Dieng Kab. Wonosobo.

Hama ulat tanah (Agrotis ipsilon)  bagi para petani kentang dan kubis merupakan hama utama tanaman tersebut, kemungkinan sumber hama ulat tanah tersebut berasal dari penggunaan kotoran ayam dan sapi. Namanya juga ulat tanah maka ia hidup dalam tanah, ulat tersebut akan bersembunyi dalam tanah jika siang hari. Ketika sore atau malam hari mereka baru keluar untuk mencari makan. Ulat tanah berwarna hitam dengan pupa/ kepongpong berwarna coklat. imago berwarna abu-abu dengan sayap berwarna coklat. Imago betina mampu bertelur hingga 1800 butir. Mantap ya�..  Hama ulat tanah ini akan menyerang ketika tanaman kentang dan kubis masih muda. Hama tersebut akan menyerang dengan cara memotong batang tanaman kentang dan kubis ketika masih muda. Dan jelas setelah terpotong tanaman tersebut akan mati.

Berikut Gambar imago ulat tanah

imago-ulat-tanah

Kalau kita melihat kasus ulat tanah (Agrotis sp) yang hidup dalam tanah terasa akan sulit mengendalikannya dan pasti kita akan berfikir kalau insektisida yang mampu mengendalikan hama ulat tanah tersebut adalah insektisida yang bekerja secara sistemik. Ternyata ada insektisida golongan piretroid sintetik yang mampu mengendalikan hama ini secara baik. Maspary katakan secara baik karena biasanya setelah aplikasi insektisida ini selang satu hari banyak ulat tanah yang terlihat  mati dan keluar dari tanah. Kasus ini masih perlu jawaban, kenapa ulat yang hidupnya dalam tanah bisa mati dengan insektisida yang bekerja secara kontak dari golongan piretroid sintetik.

Pasti pembaca Gerbang Pertanian penasaran dan bertanya dalam hati insektisida apakah tersebut? Insektisida tersebut dari golongan piretroid sintetik dengan bahan aktif betasiflutrin.  Kebetulan waktu itu yang kami gunakan adalah insektisida dengan nama dagang buldok yang dipasarkan PT. Bayer Cropscience. Sehingga waktu itu sampai muncul anggapan kalau buldok adalah spesialis pengendali ulat tanah. Pengaplikasian buldok dengan bahan aktif betasiflutrin tersebut sebaikknya dilakukan pada saat sore hari.

Semoga artikel dari Gerbang Pertanian yang berjudul tips mengendalikan hama ulat tanah diatas bisa bermanfaat untuk kita semua terutama bagi petani yang sedang mengalami kendala serangan ulat tanah. Tujuan tulisan diatas bukanlah bermaksud untuk mempromosikan salah satu produk pestisida tetapi karena pengalaman saya semata (maspary).

Selasa, 14 Juni 2011

CARA SEDERHANA MEMBUAT FUNGISIDA ORGANIK

fungisida-organik Setelah sebelumnya Gerbang Pertanian menulis berbagai macam artikel tentang insektisida organik kini kami ingin sedikit membagikan tips kepada pembaca semua tentang bagaimana cara sederhana membuat fungisida organik. Saya katakan sederhana karena caranya memang simpel, cepat dan tidak ribet.

Bagi pembaca yang belum tahu apa itu fungisida organik maspary akan menjelaskan istilah tersebut terlebih dahulu. Sehingga tidak terjadi salah pengertian dan salah aplikasinya. Fungisida berasal dari kata fungi dan sida, fungi berarti jamur sedangkan sida berarti racun. Sedangkan organik adalah semua bahan yang berasal dari mahluk hidup. Jadi bisa kita simpulkan arti dari fungisida organik adalah bagian dari mahluk hidup baik itu tanaman, hewan maupun manusia yang bisa berfungsi sebagai racun bagi jamur penyebab penyakit pada tanaman. Sehingga fungisida organik tersebut tidak bisa untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus, apalagi untuk mengatasi hama jelas nggak bisa. Oleh karena itu kita harus jeli dan paham dulu serta bisa menentukan penyebab penyakit pada suatu tanaman sebelum mengendalikannya.

Fungsida organik yang akan Gerbang Pertanian jelaskan nanti lebih bersifat mencegah bukan mengobati, karena fungisida organik tersebut cenderung bersifat kontak cara kerjanya. Namun dari berbagai pengalaman petani fungisida organi tersebut lumayan ampuh untuk mengendalikan penyakit pada berbagai tanaman seperti padi, cabai, tomat, terong dan sayuran lainnya.

Nggak usah panjang lebar langsung saja kita praktek membuatnya:

Alat dan bahan fungisida organik:

  1. Bender bumbu, atau lumpang atau alat penghalus lainnya
  2. Saringan yang lembut
  3. Kunir  1 bagian
  4. Jahe 1 bagian
  5. Laos 1 bagian

Cara membuat fungisida organik:

  1. Cara membuat fungisida organik ini sangatlah mudah yaitu tinggal diblender saja sampai halus dan keluar airnya.
  2. Setelah halus silahkan peras dan ambil airnya
  3. Kemudian saring dengan penyaring atau kain.

 

Cara Aplikasi fungisida organik:

  1. Ambil 2 - 3 sendok makan larutan tadi kemudian campurkan dengan air satu tangki sprayer (kurang lebih 14 liter).
  2. Bila perlu tambahkan detergen atau sabun pencuci piring satu atau dua sendok
  3. Semprotkan secara merata pada seluruh daun dan batang tanaman
  4. Jangan lupa nyemprotnya pagi atau sore hari ya! Kalau lebih bagusnya sih sore hari saja tapi kalau tidak mendung.

Sebenarnya perlu dikaji lebih jauh sejauh mana efikasi fungisida organik ini. Bisa digunakan untuk tanaman apa saja dan untuk penyakit apa saja. Tapi saya kira ini bukan tugasnya maspary, tapi tugasnya para dosen, mahasiswa atau peneliti lainnya. Karena telah diketahui bersama dari ketiga bahan diatas mengandung zat yang sangat berkasiat obat bagi manusia sejak lama.

Sebenarnya Gerbang Pertanian masih ada artikel tentang cara membuat fungisida organik yang lain, namun akan kami postingkan lain waktu saja. Ini sudah terlalu panjang, saya takut pembaca semua jadi bosan.

Dan akhirnya selamat mencoba tips dari Gerbang Pertanian tentang cara sederhana membuat fungisida organik. Semoga bisa bermanfaat dalam mendukung kesuksesan bertani para pembaca semua.(maspary)

Jumat, 10 Juni 2011

TEHNIK MENCAMPUR PESTISIDA YANG TEPAT

aplikasi-pestisida Sudah beberapa pembaca Gerbang Pertanian yang sharing dan menanyakan bagaimana tehnik mencampur pestisida yang tepat. Itulah sebabnya kenapa maspary ingin menulis artikel ini. Sebenarnya artikel ini merupakan kelanjutan dari tulisan kami terdahulu tentang Cara Tepat Aplikasi Pestisida.

Memang belum ada petunjuk ataupun panduan yang memberikan wawasan bagaimana tehnik mencampur pestisida yang tepat. Oleh karena itu masih banyak petani yang melakukan pencampuran pestisida secara sembarangan tetapi ada juga petani yang tidak berani sama sekali mencampur pestisida karena takut pestisida yang dicampur tersebut akan bereaksi tidak menguntungkan bagi tanaman. Oleh karena itu maspary memberanikan diri memberikan sedikit tips bagaimana tehnik mencampur pestisida yang tepat.

Maspary berani menulis artikel ini bukan berdasarkan referensi suatu buku melainkan hanyalah berdasarkan pengalaman kami dilapangan beberapa waktu yang lalu ketika kami bertugas di Dieng  Kab. Wonosobo.

Menurut maspary ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tehnik mencampur pestisida yang tepat:

  1. Janganlah mencampur pestisida langsung dalam tangki sprayer (hal ini seringkali maspary temui dilapangan),  sebaiknya lakukan pencampuran pestisida dalam wadah plastik terlebih dahulu (ember). Setelah tercampur dalam ember baru masukkan dalam dalam tangki sprayer.
  2. Jangan mencampur pestisida langsung dalam kaleng/ kemasannya tanpa mengencerkannya terlebih dahulu dengan air. (peristiwa ini juga sering maspary jumpai pada petani yang ingin serba praktis, atau terkadang merahasiakan pemakaian pestisidanya)
  3. Jangan mencampur 2 pestisisida atau lebih dalam satu golongan, sebagai contoh: Piretroid sintetik dengan piretroid sintetik atau karbamat dengan karbamat.
  4. Jangan mencampur 2 pestisida atau lebih yang mempunyai cara kerja sama, sebagai contoh: Racun pernafasan dengan racun pernafasan, kontak dengan kontak atau sistemik dengan sistemik.
  5. Kalau ingin mencampur pestisida sebaiknya lakukan pencampuran pestisida yang bersifat kontak dengan pestisida yang bersifat sistemik. Jika ingin mengendalikan penyakit pada suatu tanaman dan terpaksa harus mencampur fungisidanya pilih yang bersifat kontak dan yang bersifat sistemik. Fungisida kontak biasanya bersepektrum luas dan biasanya hanya bersifat mencegah/ melindungi atau protektif  karena fungisida ini multisite inhibitor sedang fungisida sistemik biasanya bersepektrum sempit dan bersifat eradikatif atau mengobati karena fungisida ini mempunyai cara kerja monosite inhibitor.
  6. Urutkan mencampur pestisida sesuai dengan formulasinya.  Menurut pengalaman maspary dalam melakukan pencampuran pestisida mulailah dengan pestisida yang berformulasi WDG, WP ataupun yang berbentuk tepung yang lain aduk hingga larut. Yang kedua baru masukkan PPC atau pupuk daun jika menggunakan pupuk daun dan aduk dulu sampai campur. Langkah yang ketiga masukkan pestisida yang berformulasi SL, WSC, SC dll lalu aduk sampai larut. Yang keempat masukkan pestisida yang berformulasi EC dan terakhir baru masukka perekat, perata, penembus dll.
  7. Perhatian!! Setelah anda mencampur pestisida seperti urutan no 5 diatas ada hal lain yang perlu diperhatikan.  Jangan menggunakan campuran pestisisida yang larutannya menggumpal dan atau mengendap. Berdasarkan pengalaman maspary biasanya campuran pestisida yang mengendap atau menggumpal jika diaplikasi ke tanaman akan bisa merusak tanaman atau terkadang tidak berfungsi sama sekali.
  8. Ada tips tambahan dari maspary yang perlu diketahui pembaca Gerbang Pertanian semua, yaitu bahwa pencampuran insektisida golongan piretroid sintetik dengan insektisida golongan organophospat akan meningkatkan efikasinya, ibaratnya 1 + 1 = 3. Tapi jangan mencampur insektisida golongan organophospat dengan golongan karbamat karena akan menurunkan efikasinya ( 1 + 1 = 1).

Semoga dengan tulisan dari Gerbang Pertanian ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca semua yang akan mengaplikasi pestisida dan bisa memberikan sedikit pencerahan bagi yang sedang bingung mau mencampur pestisida. Dan harapan dari Gerbang Pertanian semoga artikel ini bisa menyumbangkan keberhasilan bertani bagi petani Indonesia.(Maspary)

Selasa, 07 Juni 2011

DOSIS DAN CARA PEMUPUKAN PADI

dosis-pupuk-padi (2) Salam pertanian!! Tema artikel kali ini yang akan membahas tentang dosis dan cara pemupukan tanaman padi merupakan jawaban beberapa rekan yang sharing dengan Gerbang Pertanian. Pertanyaan tentang  dosis dan cara pemupukan tanaman padi akan terlalu panjang jika saya jawab melalui SMS. Oleh karena itu untuk pertanyaan yang jawabannya lumayan panjang akan kami jawab melalui postingan saja, maka mohon maaf kalau jawabannya tidak cepat terjawab oleh kami.

Sebenarnya untuk menjawab pertanyaan dosis dan cara pemupukan tanaman padi sangatlah sulit karena dosis pemupukan tanaman padi sangat relatif sekali, sangat tergantung dari cuaca atau iklim, jenis tanah, ketersediaan unsur hara dalam tanah, ketersediaan bahan organik dalam tanah, varietas tanaman padi, jenis pupuk yang diberikan dan cara pemberian pupuk. Oleh karena itu jika artikel yang maspary tulis kali ini tidak sesuai dengan kebiasaan anda kami mengucapkan mohon maaf.

Seperti telah maspary tulis diatas bahwa dosis pupuk untuk tanaman padi sangatlah variatif sekali antara daerah yang satu dengan yang lain, antara petani yang satu dengan petani yang lain dan antar musim juga berbeda.  Kalau maspary boleh merekomendasikan justru gunakan ilmu titen anda, maksudnya cobalah dengan dosis yang kecil dulu kalau hasilnya kurang bagus baru dinaikkan dosisnya pada musim yang akan datang. Anda tentunya yang lebih paham dengan kondisi tanah anda.

Sebagai gambaran saja untuk tanah normal pemerintah memberikan rekomendasi pupuk untuk tanaman padi sebagai berikut, Urea sebesar 200 kg - 250 kg, SP36 100 kg - 150 kg dan KCl 75 kg - 100 kg. Jika menggunakan NPK dosisnya adalah 100 kg urea dan 300 kg NPK. Itu hanya dosis anjuran, untuk menentukan dosis secara tepat maka anda harus melakukan uji coba pada tanah milik anda sendiri baik itu antar musim maupun antar lokasi.

Berikan pupuk menurut prediksi anda dan lakukan pengamatan sudah maksimal apa belum. Jika belum lakukan pemupukan dengan dosis yang berbeda lagi, demikian seterusnya sampai anda menemukan dosis yang benar-benar optimal untuk tanaman padi anda. Tapi dalam pemeberiannya jangan terlalu jauh melampaui anjuran pemerintah tersebut diatas.

Waktu pemberian pupuk pada tanaman padi juga sangat bervariasi, tetapi menurut maspary adalah sebagai berikut:

  1. Jika anda menggunakan Urea, SP36 dan KCl (200-250 Kg : 100-150 Kg : 75-100 Kg /ha). Satu hari sebelum tanam lakukan penyebaran pupuk SP36 100%. Setelah umur 7 hst lakukan penyebaran Urea 30% dengan KCl 50%. Ketika umur 20 hst lakukan penyebaran urea 40 % dan setelah berumur 30 hst lakukan penyebaran urea 30% dan KCl 50%. Jika anda menggunakan Urea, SP36 dan KCl namun anda mempunyai BWD. Aplikasi pertama dan kedua sama seperti diatas (Sebelum tanam aplikasi SP36 100%, 7 hst aplikasi urea 30% ditambah KCl 50%), tetapi setiap seminggu sekali lakukan tes warna daun dengan BWN. Jika hasil pengetesan tersebut dirasa butuh penambahan urea baru lakukan penambahan sedikit saja sekitar 10%. Pengetesan dilakukan sampai tanaman padi berumur 40 hst. Pada umur 30 hst KCL yang tersisa 50% diberikan semuanya.
  2. Jika anda menggunakan Urea dan NPK Ponska (100 Kg : 300 Kg / ha). Umur 7 hst berikan urea 30% dan NPK Ponska 50%, pada umur 20 hst berikan urea 40% dan setelah umur 30 hst berikan urea 30% dan NPK Ponska 50%. Jika menggukan BWD aplikasi 7 hst berikan Ponska saja 50% tanpa urea, setelah satu minggu lakukan test dengan BWD jika hasil tes dirasa perlu penambahan urea lakukan penambahan 10% saja. Demikian seterusnya lakukan pengetesan setiap seminggu sekali dengan BWD. Ketikan umur 30 hst berikan Ponska yang 50%.
  3. Jika anda menggunakan Urea dan NPK Pelangi (100 Kg : 300 Kg / ha). Berikan NPK pelangi 100% di saat padi berumur 1 hst. Setelah satu minggu berikan urea 30%. Ketika umur 20 hst berikan urea 40% dan ketika padi berumur 30 hst berikan urea yang 30%. Jika anda menggunakan BWD berikan NPK Pelangi 100% ketika padi berumur 1 hst, setelah 7 hst lakukan test dengan BWD dan jika hasil test BWD dirasa perlu dilakukan penambahan lakukan penambahan urea 10% saja. Demikian seterusnya lakukan pemberian urea setelah melakukan test dengan BWD setiap 1 minggu sekali.

Beberapa cara aplikasi pupuk pada tanaman padi menurut maspary adalah :

  1. Taburkan secara merata pada areal sawah jika anda menggunakan sistem tegel.
  2. Jika anda menggunakan sistem tanam jajar legowo maka pemberian pupuk hanya pada tempat yang ada tanamannya atau diluar legowo. Pemberian atau penyebaran dilakukan melalui legowo tersebut.
  3. Pemberian pupuk ada juga yang dijimpitkan dan ditaruh diperempatan jarak tanaman padi. Jadi tidak disebar secara merata.
  4. Ada juga petani yang kreatif yang memberikan pupuk tersebut dengan cara dijimpitkan di perempatan di antara tanaman lalu diinjak dengan satu kaki.

Semua itu terserah anda, jika ada waktu dan tenaga pemberian pupuk dengan cara dijimpit dan diinjak merupakan pemberian pupuk paling efektif karena bisa mengurangi terbuangnya pupuk oleh penguapan maupun terbawa aliran air. Namun jika anda merasa repot dan nggak ada waktu boleh disebar saja secara merata.

Itulah dosis dan cara pemupukan padi versi Gerbang Pertanian semoga tidak menambah bingung pembaca semua. Semua yang kami tulis tersebut hanyalah merupakan pengalaman  kami dilapangan. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan para petani indonesia, dan tentunya maspary berharap  tulisan ini bisa membantu meningkatkan produksi petani semua (maspary).

Kamis, 02 Juni 2011

INSEKTISIDA BIOLOGI BEAUVERIA BASSIANA

bioinsektisida-beauveria-bassiana-2 Rekan-rekan petani dan pecinta pertanian semua, kali ini Gerbang Pertanian akan sedikit mengulas tentang jamur atau cendawan musuh alami dari berbagai jenis serangga hama yaitu Beauveria bassiana. Cendawan ini biasa dikenal sebagai cendawan patogen serangga yaitu cendawan yang dapat menimbulkan penyakit pada serangga. Cara kerjanya cendawan ini akan membuat sakit serangga hama baru kemudian menyebabkan hama tersebut mati. Beberapa contoh serangga yang dapat dikendalian oleh Beauveria bassiana antara lain berbagai jenis wereng, walang, walang sangit, ulat, lembing dan sundep beluk (penggerek batang).

Beauveria bassiana secara alami terdapat didalam tanah sebagai jamur saprofit. Pertumbuhan jamur di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, seperti kandungan bahan organik, suhu, kelembapan, kebiasaan makan serangga, adanya pestisida sintetis, dan waktu aplikasi.Secara umum, suhu di atas 30 �C, kelembapan tanah yang berkurang dan adanya antifungal atau pestisida dapat menghambat pertumbuhannya.


Cara cendawan Beauvaria bassiana menginfeksi tubuh serangga dimulai dengan kontak inang, masuk ke dalam tubuh inang, reproduksi di dalam satu atau lebih jaringan inang, kemudian kontak dan menginfeksi inang baru.

Menurut beberapa artikel yang maspary baca Beauveria bassiana masuk ke tubuh serangga inang melalui kulit, saluran pencernaan, spirakel dan lubang lainnya. Inokulum jamur yang menempel pada tubuh serangga inang akan berkecambah dan berkembang membentuk tabung kecambah, kemudian masuk menembus kulit tubuh. Penembusan dilakukan secara mekanis dan atau kimiawi dengan mengeluarkan enzim atau toksin.Pada proses selanjutnya, jamur akan bereproduksi di dalam tubuh inang. Jamur akan berkembang dalam tubuh inang dan menyerang seluruh jaringan tubuh, sehingga serangga mati. Miselia jamur menembus ke luar tubuh inang, tumbuh menutupi tubuh inang dan memproduksi konidia.Dalam hitungan hari, serangga akan mati. Serangga yang terserang jamur Beauveria bassiana akan mati dengan tubuh mengeras seperti mumi dan jamur menutupi tubuh inang dengan warna putih.

Dalam infeksinya, Beauveria bassiana akan terlihat keluar dari tubuh serangga terinfeksi mula-mula dari bagian alat tambahan (apendages) seperti antara segmen-segmen antena, antara segmen kepala dengan toraks , antara segmen toraks dengan abdomen dan antara segmen abdomen dengan cauda (ekor).Setelah beberapa hari kemudian seluruh permukaan tubuh serangga yang terinfeksi akan ditutupi oleh massa jamur yang berwarna putih.Penetrasi jamur entomopatogen sering terjadi pada membran antara kapsul kepala dengan toraks atau diantara segmen-segmen apendages demikian pula miselium jamur keluar pertama kali pada bagian-bagian tersebut.

Dari informasi yang diperoleh Gerbang Pertanian telah diketahui lebih dari 175 jenis serangga hama yang menjadi inang jamur Beauveria bassiana . Hebat bukan??? Berdasarkan hasil kajian jamur ini efektif mengendalikan hama walang sangit (Leptocorisa oratorius) dan wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) pada tanaman padi serta hama kutu (Aphis sp.) pada tanaman sayuran. Sebagian contoh lain yang menjadi inang jamur B. bassiana adalah jangkrik, ulat sutra, dan semut merah. Karena B.bassiana dapat menyerang hampir semua jenis serangga, cendawan ini digolongkan ke dalam non-selektif pestisida sehingga dianjurkan tidak digunakan pada tanaman yang pembuahannya dibantu oleh serangga.

Penggunaan jamur ini untuk membasmi hama dapat dilakukan dengan beberapa metode. Jamur ini bisa dipakai untuk jebakan hama. Adapun cara penggunaanya yaitu dengan memasukkan Beauveria bassiana beserta alat pemikat berupa aroma yang diminati serangga (feromon) ke dalam botol mineral. Serangga akan masuk ke dalam botol dan terkena spora. Akhirnya menyebabkan serangga tersebut terinfeksi. Cara aplikasi lain yaitu dengan metode penyemprotan.

Serangga yang telah terinfeksi Beauveria bassiana selanjutnya akan mengkontaminasi lingkungan, baik dengan cara mengeluarkan spora menembus kutikula keluar tubuh inang, maupun melalui fesesnya yang terkontaminasi. Serangga sehat kemudian akan terinfeksi. Jalur ini dinamakan transmisi horizontal patogen (inter/intra generasi).

Menurut Gerbang Pertanian ada kendala dilapangan dalam aplikasi pestisida biologis, yaitu pestisida biologis sangat peka terhadap keadaan lingkungan. Jika aplikasi pestisida biologis tersebut pada kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan bagi perkembangan pestisida tersebut maka aplikasi pestisida biologis akan kurang efektif. Sebagai contoh jika suhu terlalu panas atau dingin, kelembaban terlalu rendah, angin terlalu kencang dll. Maka dalam aplikasi pestisida biologis sangat perlu diperhatikan keadaan lingkungan.

Demikian sekelumit artikel tentang Beauveria bassiana yang bisa digunakan sebagai salah satu alternatif non kimia pengendalian hama-hama pada tanama pangan maupun hortikultura. Harapan Maspary dan Gerbang Pertanian semoga artikel tersebut bisa memberikan wawasan baru dan sumber inspirasi dalam mengendalikan hama pada tanaman (maspary).