Senin, 10 Mei 2010

PERSYARATAN ADMINISTRASI PENDAFTARAN PUPUK KE DEPARTEMEN PERTANIAN

butiran pupuk Salam pertanian! Bagi seorang pelaku bisnis Pertanian kelengkapan administrasi perizinan adalah syarat mutlak untuk perkembangan usahanya. Hal ini diperlukan agar supaya produk yang pasarkan persebut tidak dalam kategori barang ilegal. Sebenarnya persyaratan administrasi pendaftaran pupuk ke Departemen Pertanian tidak sesulit/ serumit dalam mendaftarkan pestisida. Persyaratan yang harus dilengkapi sebelum mendaftarkan pupuk ke Departemen Pertanian adalah:

  1. Urat Permohonan Pendaftaran
  2. Tanda bukti pembayaran (SSBP); Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 49 tahun 2002 tentang Tarif Atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak, biaya pendaftaran sebesar Rp.500.000/ permohonan
  3. Akte Pendirian Perusahaan dan Perubahannya (bagi badan hukum)
  4. Surat Izin Usaha Perdagangan/ Tanda Daftar Usaha Perdagangan/ Rekomendasi Untuk PMA/ PMDN
  5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
  6. KTP penanggung jawab
  7. Surat Keterangan Domosili Perusahaan
  8. Pemilik Formula yang bersangkutan atau Kuasanya
  9. Agen yang ditunjuk oleh pemilik formula yang berasal dari luar negeri
  10. Sertifikasi merek atau surat pendaftaran merek dari Direktorat Merek, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan Ham
  11. Contoh konsep desain lebel

-by maspary-

Jumat, 07 Mei 2010

MENGATASI BULIR HAMPA TANAMAN PADI HIBRIDA

bulir padi Salam Pertanian! Sudah beberapa tahun ini telah di lounching beberapa varietas benih padi hibrida di Indonesia. Ada Aries (PT. Bayer), PP1 (PT. Pioneer) dan Intani (PT. Tanindo). Para produsen mengklaim benihnya mampu berproduksi sampai 12 ton/ha. Selain itu mereka juga mengatakan kalau benihnya punya daya tahan roboh, tahan wereng dan tahan kresek (Hawar Daun Bakteri).

Beda promosi beda kenyataan di lapangan��..Bukan rahasia lagi, Banyak petani yang menanam benih padi hibrida yang menemui kegagalan panen. Mereka mengeluh mulai dari tanaman yang roboh, terserang tikus, terkena hama wereng dan terkena penyakit kresek. Selain itu mereka juga mengeluh tentang mahalnya benih padi hibrida dan tidak bisa diturunkannya untuk tanaman berikutnya benih hibrida tersebut.

Kegagalan penanaman padi hibrida terutama disebabkan oleh penurunan produksi. Padahal kalau dilihat dari jumlah bulir per malai padi hibrida sangatlah fenomenal yaitu sekitar 300-400 dibanding dengan padi lokal yang hanya sekitar 160-200. Terus kenapa bisa seperti itu?

Telah kita ketahui beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap jumlah produksi suatu tanaman padi, antara lain:

  1. Jumlah tanaman per luas areal lahan
  2. Jumlah anakan per rumpun
  3. Jumlah bulir per malai
  4. Jumlah gabah per gram

Setelah penulis amati ternyata penurunan produksi padi hibrida tersebut terutama disebabkan oleh banyaknya bulir padi yang yang hampa. Kehampaan bulir padi hibrida ini tidak tanggung-tanggung bisa mencapai 30 %. Sampai sekarang belum bisa ditemukan penyebab yang pasti atas peristiwa tersebut. Ada beberapa penyebab yang memungkinkan menyebabkan bulir padi hampa, antara lain:

  1. Bawaan genetik tanaman
  2. Kurangnya unsur hara NPK
  3. Kurang sempurnanya proses perkawinan padi
  4. Terserang hama penyakit

Karena kita telah mengetahui beberapa penyebab terjadinya bulir hampa pada padi hibrida, maka kita bisa mengantisipasinya dengan cara:

  1. Pilih benih yang bermutu baik dari perusahaan yang berkualitas
  2. Cukupilah kebutuhan pupuk padi hibrida yang relatif lebih banyak dibanding padi lokal
  3. Usahakan memperpanjang masa perkawian padi dengan cara memberikan ZPT Giberellin.
  4. Selalu monitoring tanaman padi dan kendalikan hama dan penyakit secara bijaksana.

Itulah postingan dari saya, harapan saya mudah-mudahan tulisan tersebut bisa bermanfaat badi anda. Dan apabila ada penambahan dan koreksi penulisan silakan isi kolom komentar. Trimakasih.

-by maspary-

Rabu, 05 Mei 2010

PERSYARATAN TEKNIS PUPUK ORGANIK UNTUK BISA DIDAFTARKAN KE DEPARTEMEN PERTANIAN

pupuk organikk Salam Pertanian! . Sekarang ini dalam dunia pertanian sedang tren tentang organik. Mungkin hal ini berhubungan dengan kebijakan pemerintah yang mencetuskan istilah GO ORGANIK di tahun 2010 ini. Bagi rekan-rekan petani, penyuluh dan para pebisnis pertanian pasti sebagian ada yang ingin ikut meramaikan pasar organik. Untuk bisa menjual produk organik secara resmi mereka harus mendapatkan izin dulu dari pusat perizinan dan investasi departemen pertanian. Berikut syarat teknis minimal pupuk organik untuk bisa didaftarkan ke pusat perizinan dan investasi departemen pertanian.

NO

PARAMETER

SATUAN

PUPUK ORGANIK PADAT

PUPUK ORGANIK CAIR

1

C-Organik *)

%

>12

>4,5

2

C/ N rasio

%

10-20

-

3

Bahan Ikutan
(Kerikil, beling, plastik dll)

%

maks 2

-

4

Kadar Air
- Granule
- Curah

%


4-12
13-20


-
-

5



Kadar Logam Berat
- As
- Hg
- Pb
- Cd


ppm
ppm
ppm
ppm


< 10
< 1
< 50
< 10


< 10
< 1
< 50
< 10

6

pH

-

4 - 8

4 - 8

7

Kadar Total
- P2O5
- K2O

%


< 5
< 5


< 5

8

Mikroba Patogen
(E.coli, Salmonella sp)

cell/ gr

Dicantumkan

Dicantumkan

9

Kadar Unsur Hara Mikro
Zn
Cu
Mn
Co
B
Mo
Fe

%


Maks 0,500
Maks 0,500
Maks 0,500
Maks 0, 002
Maks 0,250
Maks 0, 001
Maks 0,400


Maks 0,2500
Maks 0,2500
Maks 0,2500
Maks 0,0005
Maks 0,1250
Maks 0,0010
Maks 0,0400

Keterangan:

  • *) Untuk C-Organik 7-12 dimasukkan sebagai pembenah tanah
  • Untuk mendapatkan informasi kandungan bahan organik tersebut bisa menghubungi fakultas ilmu tanah Perguruan tinggi terdekat .
  • PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI DEPARTEMEN PERTANIAN beralamat di Kantor Pusat Deptan, Gd. Arsip Lt III. Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan, Jakarta Selatan Telp. 78839619, 7815380/ 7815480 ext. 6305. fax. 78836171

-BY MASPARY-

PENGGOLONGAN GULMA TANAMAN

gulma Salam Pertanian! Sebelum kita membahas tentang penggolongan gulma tanaman ada baiknya kita mengetahui definisi gulma dulu. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh tidak pada tempatnya dan memiliki pengaruh negatif pada proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga kehadirannya tidak dikehendaki oleh manusia.

Kenapa gulma begitu penting untuk kita bahas karena kerugian yang diakibatkan oleh gulma setara dengan kerugian yang diakibatkan oleh hama penyakit. Gulma selalu menjadi masalah yang tetap karena selalu menyaingi tanaman utama dalam mengambil unsur hara, air, cahaya, dan tempat.

Berdasarkan morfologinya gulma dapat dibedakan menjadi :

  1. GOLONGAN RERUMPUTAN (Gulma Berdaun Sempit/ Grasses). Golongan rerumputan mencakup jenis gulma yang termasuk dalam famili gramineae. Selain merupakan komponen terbesar dari seluruh populasi gulma, famili ini mempunyai daya adaptasi yang cukup tinggi, distribusi amat luas dan mampu tumbuh baik pada lahan kering maupun tergenang. Contoh: Alang-alang, rumput pahit, jampang pahit, kakawatan, gerinting, jejagoan, glagah, jejahean dan bebontengan.
  2. GOLONGAN TEKI (Sedges). Golongan teki meliputi semua jenis gulma yang termasuk kedalam famili Cyperaceae. Golongan teki terdiri dari 4000 spesies, lebih menyukai air kecuali Cyperus rotundus L. Contoh: rumput teki, walingi, rumput sendayan, jekeng, rumput 3 segi, dan rumput knop.
  3. GOLONGAN BERDAUN LEBAR (Broadleaf Weeds). Golongan gulma berdaun lebar meliputi semua jenis gulma selain famili gramineae dan Cyperaceae. Golongan gulma berdaun lebar biasanya terdiri dari famili paku-pakuan (pteridophyta) dan dicotyledoneae. Contoh: Bayam duri, kremek, jengger ayam, kayu apu, wedusan, sembung dan meniran.

Itulah penggolongan gulma menurut morfologinya, smoga postingan ini bisa memberi manfaat pada pembaca, dan nantinya tentunya akan terkait dengan cara pengendaliannya menggunakan pestisidanya.

-by maspary-

Selasa, 04 Mei 2010

CARA MEMBUKTIKAN TANAMAN MEYERAP UNSUR HARA ATAU RACUN PESTISIDA

slobor Salam pertanian. Trik ini selalu saya gunakan untuk membuktikan ke petani bahwa semua tanaman pasti menyerap unsur hara atau racun pestisida yang diaplikasikan pada tanaman tersebut. Hal ini bertujuan agar petani tidak sembarangan dalam memberikan dosis dan jenis pupuk pada tanamannya. Selain itu juga bertujuan agar petani seminimal mungkin menggunakan pestisida dalam pengendalian hama penyakit dan agar petani tidak sembarangan dalam mengaplikasi suatu pestisida.

BAHAN DAN ALAT

  1. Gelas besar 2 buah
  2. Air putih jernih 2 liter
  3. Slobor 2 tangkai
  4. Pewarna biru/ merah secukupnya

CARA MEMBUKTIKAN

  1. Isi gelas dengan air putih sampai setengah
  2. Air di Gelas yang satu beri pewarna yang pekat
  3. Masukkan slobor ke masing- masing gelas
  4. Letakkan di tempat yang terkena terik matahari secara langsung
  5. Tunggu sampai 2 jam dan amati yang terjadi
  6. Slobor yang satu berwarna putih dan yang diberi pewarna akan berwarna biru/ merah

Nah gampang bukan? Tinggal kita menjelaskan kepada petani tentang kejadian tersebut. Ternyata slobor akan menyerap apa yang diberikan padanya, hal ini terbukti dari warna biru slobor yang dicelupkan kedalam air yang berwarna biru. Peristiwa ini juga terjadi pada semua tanaman, hanya mata kita saja yang tidak dapat melihat kejadian tersebut.

-by maspary-

Senin, 03 Mei 2010

JENIS PERIZINAN PESTISIDA

wong nyemprot Tema ini saya tulis hanya sekedar untuk bahan informasi bagi petani dan penyuluh pertanian. Selain itu juga hanya untuk sekedar mengingat pengetahuan saya tentang pestisida. Sebelum suatu pestisida diluncurkan/ diedarkan ke pasar, tentunya memerlukan izin dari Komisi Pestisida (KOMPES). Ijin dari KOMPES untuk suatu pestisida ada 3 jenis yaitu:

  1. IZIN PERCOBAAN. Pestisida yang telah memperoleh izin percobaan tidak boleh diedarkan dan atau digunakan secara komersial. Izin percobaan berlaku untuk jangka waktu satu tahun. Dan dapat diperpanjang satu kali untuk jangka waktu satu tahun.
  2. IZIN SEMENTARA. Pestisida yang telah memperoleh izin sementara dapat diproduksi/ diedarkan dan digunakan dalam jumlah yang terbatas. Izin sementara diberikan untuk jangka waktu satu tahun dan dapat diperpanjang satu kali untuk jangka waktu satu tahun.
  3. IZIN TETAP. Izin tetap berlaku untuk jangka waktu lima tahun dan dapat diperluas penggunaannya pada sasaran lain yang belum terdaftar. Pestisida yang telah memperoleh izin tetap dapat diproduksi/ diedarkan dan digunakan.

Apabila penggunaan pestisida yang telah memperoleh izin sementara/ tetap, terbukti menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan atau kelestarian lingkungan, izin dapat ditinjau kembali atau dicabut.

-by maspary-

Sabtu, 01 Mei 2010

9 CARA MENGENDALIKAN HAMA TIKUS SAWAH


Salam pertanian! Tikus sawah merupakan hama penting tanaman padi yang tiap tahun serangannya lebih dari 17 % dari total luas arel padi. Hal ini disebabkan karena pengendalian hama tikus oleh petani selalu terlambat karena mereka mengendalikan setelah terjadi serangan dan kurangnya monitoring oleh petani.

Pemahaman petani mengenai informasi aspek dinamika populasi tikus, yang menjadi dasar dalam pengendalian juga masih kurang. Kecenderungan petani masih kurang peduli dalam menyediakan sarana pengendalian tikus, organisasi pengendalian yang masih lemah, dan pelaksanaan pengendalian yang tidak berkelanjutan dapat mengakibatkan meningkatnya hama tikus sawah.

Tidak kalah penting adalah masih banyak petani yang mempunyai �persepsi mistis�. Di lingkungan masyarakat Jawa, biasanya bila petani melihat tikus, tidak boleh menyebut tikus tetapi disebutnya �den bagus�. Padahal, pada hakekatnya hal tersebut dapat menghambat dalam usaha pengendalian tikus itu sendiri.

Melihat kondisi di atas, maka perlu Pengendalian Hama Tikus Terpadu (PHTT). Strategi PHTT dilaksanakan berdasarkan pemahaman ekologi tikus, dilakukan secara dini, intensif dan terus menerus (berkelanjutan) dengan memanfaatkan berbagai teknologi pengendalian yang sesuai dan tepat waktu. Disamping itu kegiatan pengendalian diprioritaskan pada waktu sebelum tanam (pengenalian dini), untuk menurunkan populasi tikus serendah mungkin sebelum terjadi perkembangbiakan tikus yang cepat pada stadium generataif padi; dan pelaksanaan pengenalian dilkukan olehpetani secara bersama-sama (berkelompok) dan terkoordinasi dalam cakupan skala luas (hamparan).

Setidaknya ada sembilan cara pengendalian hama tikus sawah:

  1. Tanam dan panen serempak. Dalam satu hamparan, diusahakan selisih waktu tanam dan panen tidak lebih dari 2 minggu. Hal tersebut untuk membatasi tersedianya pakan padi generatif, sehingga tidak terjadi perkembangbiakan tikus yang terus menerus.
  2. Sanitasi habitat. Dilakukan selama musim tanam padi, yaitu dengan cara membersihkan gulma dan semak-semak pada habitat utama tikus yang meliputi tanggul irigasi, jalan sawah, batas perkampungan, pematang, parit, saluran irigasi, dll. Juga dilakukan minimalisasi ukuran pematang (tinggi dan lebat pematang) kurang 30 cm agar tidak digunakan sebagai tempat bersarang.
  3. Gerakan bersama (gropyokan massal). Gerakan ini dilakukan serentak pada awal tanam melibatkan seluruh petani. Gunakan berbagai cara untuk menangkap/membunuh tikus seperti penggalian sarang, pemukulan, penjeratan, pengoboran malam, perburuan dengan anjing, dan sebagainya.
  4. Fumugasi/pengemposan. Fumigasi dapat efektif membunuh tikus dewasa beserta anak-anaknya di dalam sarang. Agar tikus mati, tutuplah lubang tikus dengan lumpur setelah difumigasi dan sarang tidak perlu dibongkar. Lakukan fumigasi selama masih dijumpai sarang tikus terutama pada stadium generatif padi.
  5. Trap Barrier System (TBS). TBS dengan tanaman perangkap diterapkan terutama di daerah endemik tikus dengan pola tanam serempak. TBS berukuran 20 x 20 m dapat mengamankan tanaman padi dari serangan tikus seluas 15 ha.
  6. Linier Trap Barrier System (LTBS). LTBS berupa bentangan pagar plastik/terpal setinggi 60 cm, ditegakkan dengan ajir bambu setiap jarak 1 m, dilengkapi bubu perangkap setiap jarak 20 m dengan pintu masuk tikus berselang-seling arah. LTBS dipasang di daerah perbatasan habitat tikus atau pada saat ada migrasi tikus. Pemasangan dipindahkan setelah tidak ada lagi tangkapan tikus atau sekurang-kurangnya di pasang selama 3 malam.
  7. Memanfaatan musuh alami. Cara termudah ini adalah dengan tidak mengganggu atau membunuh musuh alami tikus sawah, khususnya pemangsa, seperti burung hantu, burung elang, kucing, anjing, ular tikus, dan lain-lain.
  8. Rodentisida, yang merupakan cara kedelapan ini, digunakan hanya apabila populasi tikus sangat tinggi terutama pada saat bera atau awal tanam. Penggunaan rodentisida harus sesuai dosis anjuran. Umpan ditempatkan di habitat utama tikus, seperti tanggul irigasi, jalan sawah, pematang besar, atau tepi perkampungan.
  9. Cara pengendalian lokal lainnya dengan memanfaatkan cara pengendalian tikus yang biasa digunakan petani setempat, seperti penggenangan sarang tikus, penjaringan, pemerangkapan, bunyi-bunyian, dan cara-cara lainnya.

Tikus yang telah terbunuh/tertangkap hanya merupakan indikasi turunnya populasi. Yang perlu diwaspadai adalah populasi tikus yang masih hidup, karena akan terus berkembang biak dengan pesat selama musim tanam padi.

Disamping itu monitoring keberadaan dan aktivitas tikus sangat penting diketahui sejak dini agar usaha pengendalian dapat berhasil. Cara monitoring antara lain dengan melihat lubang aktif, jejak tikus, jalur jalan tikus, kotoran atau gejala kerusakan tanaman. Dan tidak kalah pentingnya adalah mewaspadai terhadap kemungkinan terjadinya migrasi (perpindahan tikus) secara tiba-tiba dari daerah lain dalam jumlah yang besar.

-by maspary-