Salam Pertanian! Semenjak tahun 2000 an hama pengorok daun (Liriomyza sp) menjadi sangat terkenal. Hama yang tadinya tidak pernah menjadi perhatian para petani tiba-tiba menjadi hama yang sangat membahayakan bagi tanaman. Dalam waktu hitungan kurang dari 5 hari jika hama pengorok daun ini menyerang bisa menyebabkan gagal panen.
Bukan hanya satu tanaman, hama ini mampu hidup dan menyerang beberapa jenis tanaman diantaranya adalah kentang, bawang merah, kacang panjang, timun, melon, semangka, pare dan gambas. Di tanaman kentang hama ini sudah bukan hama yang asing lagi para petani menyebut dengan hama orek-orek. Jika dimusim kemarau tiba petani sangatlah cemas jika terserang hama ini karena bisa mengakibatkan kegagalan. Demikian juga pada tanaman bawang merah hama pengorok daun yang disebabkan oleh lalat Liriomyza sp ini juga menjadi momok bagi petani. Mereka menyebut dengan hama gerandong.
Gejala awal dari serangan hama pengorok daun adalah adanya bintik berwarna putih pada daun. Setelah beberapa hari dimulai dari bintik putih tadi akan terbentuk garis putih yang berkelok-kelok pada daun. Semakin hari garis-garis tersebut semakin banyak dan semakin panjang sehingga warna daun menjadi keputih-putihan dan akhirnya daun mengering dan mati.
Hama pengorok daun/ hama orek-orek/ hama gerandong disebabkan oleh lalat Liriomyza sp. Setelah lalat dewasa meletakkan telur pada daun dengan cara menusukkan ovipositornya, telur tersebut akan menetas dalam 3-5 hari. Telur menetas menjadi larva dan langsung mengorok bagian mesofil (bagian dalam) daun. Larva terus memakan mesovil daun sambil berjalan maju sehingga meninggalkan bekas gerekan berupa garis-garis yang berkelok-kelok pada daun tanaman. 7-12 hari larva akan menetas setelah mengalami 3 kali instar dan akan berubah menjadi pupa. Dalam 3- 6 hari pupa (kepongpong) akan menjadi lalat dewasa. Kalau kita lihat dari siklus hidup lalat pengorok daun dapat kita ketahui bahwa hanya vase larvalah yang menjadi hama pada tanaman.
Untuk mengendalikan hama ini tidaklah semudah mengendalikan hama ulat atau hama lembing tanaman. Hama pengorok daun sangat sulit dikendalikan dengan insektisida biasa. Jika menggunakan insektisida golongan piretroid sintetik hanya imago lalat saja yang mati. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara mengendalikan larva dari liriomyza sp ini. Menurut pengalaman penulis larva dari lalat liriomyza sp ini mampu dikendalikan oleh insektisida berbahan aktif abamektin. Contoh insektisida berbahan aktif abamektin adalah agrimex, Mektin, kilirin dll. Selain itu larva ini juga bisa dikendalikan oleh insektisida triggad produksi PT sygenta yang bahan aktifnya penulis lupa.
Selain kedua insektisida tersebut penulis belum mengetahuinya. Untuk mengendaliaknnya secara organikpun penulis juga belum punya pengalaman. Untuk menguatkan tanaman dari serangan hama pengorok daun ini para petani juga bisa mencoba meningkatkan penggunaan unsur hara K dan mengurangi penggunaan unsur N. Jika rekan-rekan pembaca mengetahui insektisida yang lain baik organik maupun kimia yang efektif untuk mengendalikan hama pengorok daun/ hama orek-orek/ hama gerandong silahkan berbagi pengalaman dengan kami.pada kolom komentar dibawah ini.
-maspary-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar