Sabtu, 03 Juli 2010

PARE MENCEGAH KANKER, DIABETES, LIVER, DEMAM DAN CACINGAN

PARE Pare (Momordica charantia L.) memiliki nama yang beragam di setiap daerah, di antaranya Prien (Gayo), Foria (Nias),Peria (Melayu), Kambeh (Minangkabau), Papare (Jakarta, Halmahera), Paria (Sunda, Makasar, Bugis, Batak, Bima), Pare (Jawa Tengah), Pepareh (Madura), Paya Truwok (Sasak), Pania (Timor), Popari (Menado), Beleng gede (Gorontalo), Papariane (Seram), Papari Buru), Kepare (Ternate).

Pare banyak terdapat di daerah tropis, tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah telantar, tegalan, dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar. Pare merupakan tanaman yang merambat atau memanjat dengan alat remberist atau sulur berbentuk spiral, banyak bercabang dan berbau tidak enak.


Pare memiliki sifat yang pahit, dingin dan juga antiradang. Kandungan kimia yang terdapat pada daun pare berupa momordisin, momordin, karantin, asam trikosanik, resin, asam resinat, saponin, vitamin A dan C serta minyak lemak yang terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat dan Loleostearat. Sementara buahnya mengandung unsur karantin, hydroxytryptamine, vitamin A,B dan C.


Meskipun memiliki rasa pahit, buah ini menyimpan berjuta manfaat dari berbagai nutrisi yang dikandungkan.Sayang rasanya jika pare terlewatkan dalam daftar menu makanan kita. Selain dapat membantu menambah nafsu makan, Pare juga memiliki banyak khasiat untuk membantu penyembuhan penyakit.


Berdasarkan hasil penelitian, mulai dari buah, daun, akar, hingga bijinya diyakini dapat membantu proses penyembuhan penyakit seperti cacingan, demam dan lever.
Tidak hanya itu saja, menurut beberapa penelitian ternyata pare dapat mencegah sel kanker. Pare mengandung Lesichin yang bermanfaat mengaktifkan kerja kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker. Selain itu juga mengandung betakaroten yang dapat membasmi sel kanker, menghambat serangan jantung dan mengatasi infeksi karena virus.


Di Cina, khasiat buah pare (Momordica charantia L.) sebagai obat sudah ada sejak tahun 1578. Awalnya sebagai tonikum, obat cacing, obat batuk, antimalaria, seriawan, penyembuh luka, dan penambah nafsu makan. Ratusan riset di banyak negara yang berkembang kemudian menyingkap buah pahit ini berefek menurunkan kadar gula darah. Zat protein yang terkandung berperan dalam penurunan kadar gula dalam darah.
Kadar kalsium pare juga tergolong tinggi, sehingga mampu menaikkan produksi sel-sel beta dalam pankreas untuk menghasilkan insulin. Bila insulin dalam tubuh mencukupi maka kemungkinan kadar glukosa membanjir dapat dicegah, sehingga kadar gula darah menjadi normal atau terkontrol.


Cara mengolahnya pun sangatlah mudah. Misalnya untuk penderita diabetes, Siapkan 200 gr buah pare segar, cuci bersih lalu diblender hingga halus. Tambahkan air matang secukupnya, lalu peras hingga air perasaan terkumpul sebanyak 50 ml. Kemudian air perasan tadi direbus menggunakan api sedang selama 15-30 menit. Setelah dingin diminum, lakukan setiap hari.


Selain itu dapat pula untuk menyembuhkan cacingan pada anak-anak. Cacingan merupakan salah satu penyakit yang seringkali menimpa buah hati kita, untuk penanganannya cukup dengan menyiapkan daun pare segar sebanyak 7 gr, lalu rebus dengan menggunakan 1/2 gelas air panas. Dinginkan air rebusan tadi lalu saring. Tambahkan 1 sendok teh madu lalu aduk hingga rata. Minum air rebusan tadi sebelum makan pagi.


Sedangkan untuk penyakit demam dan liver, dapat diolah dengan menyiapkan segenggam penuh daun pare yang telah dicuci bersih, lalu ditumbuk hingga halus. Tambahkan 1 cangkir air matang, kemudian aduk hingga rata lalu saring. Beri sedikit garam pada air hasil saringan tadi, minum pada pagi hari sebelum makan.

Setelah kita ulas satu per satu manfaat Pare yang begitu banyak, rasanya menu olahan Pare wajib masuk dalam daftar makanan kita. Jika anak-anak tidak suka dengan rasanya yang pahit, berikut ada tips untuk menghilangkan rasa pahit dari buah Pare.


Pertama, buang bijinya lalu cuci bersih. Kemudian buah Pare diremas-remas dengan garam di tambah sedikit gula pasir, cuci dengan air sisa cucian beras, ulangi beberapa kali sampai layu. Selanjutnya, rendam sebentar (sekitar 10 menit) dengan air garam, cuci dengan air bersih dan tiriskan. Dan akhirnya pun Pare siap diolah, karena rasanya sudah cukup asin jadi tidak perlu ditambah garam saat memasak atau cukup tambahkan sedikit saja sesuai selera.


Momordica charantia L memang terkenal dengan rasanya yang pahit. Tapi di balik rasanya yang pahit, tersimpan banyak sekali manfaatnya. Sayang rasanya bila kita tidak mau mencicipinya hanya karena alasan pahit. Mulai sekarang, biasakan keluarga anda untuk makan masakan berbahan dasar Pare, selain tanaman ini mudah ditemukan dan harganya relatif murah, menggunakan bahan lokal sebagai obat alternatif tampaknya lebih aman dari pada obat luar. Selamat mencoba,..!! (suara merdeka 18 Juni 2010)

-by maspary-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar