Jumat, 30 April 2010

SECERCAH CAHAYA BUAT THL TB PENYULUH PERTANIAN


Setelah kurang lebih 3 tahun masa perjuangan rekan-rekan THL TBPP dalam memastikan nasibnya untuk selalu bisa berpartisipasi dalam pembangunan pertanian akhirnya menemukan secercah cahaya. Bagi THL TBPP hal tersebut bagaikan sebuah pelita yang ditemukan dalam kegelapan.

Pada Tanggal 26 April 2010 telah dilaksanakan Rapat Kerja Gabungan Komisi II, Komisi VIII dan Komisi X dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Pertanian, Menteri Keuangan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, Kepala Kepegawaian Negara dan Kepala Badan Pusat Statistik tentang Penyelesaian Tenaga Honorer.

Adapun kesimpulan dari rapat tersebut yang dibacakan oleh Wakil Ketua Panja Taufiq Efendi, adalah sebagai berikut :
  1. Komisi Gabungan dan Pemerintah sepakat untuk merumuskan dan menuntaskan penyelesaian tenaga honorer secara menyeluruh agar dikemudian hari tidak menimbulkan permasalahan-permasalahan baru.
  2. Pemerintah akan mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh keputusan rapat gabungan Komisi II, Komisi VIII dan Komisi X DPR RI tentang masalah tenaga honorer sebagai bahan dalam perumusan Peraturan Pemerintah.
  3. Komisi Gabungan meminta agar dalam pelaksanaan veifikasi dan validasi tenaga honorer diselesaikan selama tiga bulan dengan mempertimbangkan formasi CPNS tahun 2010. Perlu dipertimbangkan sanksi hukum untuk mengantisipasi manipulasi dan rekayasa administrasi dalam verfikasi dan validasi.
Implikasi bagi THL TBPP dari Kesimpulan pada point (1) adalah :
  1. Pemerintah menyetujui adanya 5 kriteria tenaga honorer, dimana THL TBPP dikategorikan pada kriteria ke-5 yaitu tenaga honorer yang pengangkatannya tidak sesuai PP No 48 tahun 2005 jo PP No 43/2007 tapi dipertimbangkan untuk jadi CPNS dengan mekanisme THL TBPP di test sesama tenaga honorer dengan PP baru.
  2. Pemerintah diberi waktu untuk melakukan validasi dan verifikasi database tenaga honorer dalam waktu tiga bulan namun diprioritaskan untuk tenaga honorer yang memenuhi syarat PP No.43/2007.
Hasil Keputusan Rapat Kerja Gabungan Komisi II, Komisi VIII dan Komisi X DPR RI dengan pemerintah pada tanggal 26 April 2010 tersebut dimana THL TBPP tetap memperoleh kesempatan menjadi CPNS melalui mekanisme di test sesama Tenaga Honorer dengan PP baru merupakan buah dari upaya dan kerjasama FK THL TBPP Nasional, FK THLTBPP Propinsi dan Kabupaten/kota seluruh Indonesia yang terus mengkomunikasikan, memberi masukan serta mengusulkan kepada anggota Panja Gabungan Komisi II, Komisi VIII dan Komisi X DPR RI agar THL TBPP tetap diakomodir dalam mekanisme penyelesaian tenaga honorer.

Hasil Keputusan Rapat Panja Gabungan DPR RI dengan Pemerintah merupakan langkah awal yang baik guna mewujudkan adanya payung hukum sebagai dasar bagi pengangkatan THL TBPP menjadi CPNS. Dimana hal tersebut merupakan grand design perjuangan rekan-rekan THL TBPP.

Dengan adanya hasil rapat tersebut merupakan secercah cahaya bagi rekan-rekan THL TBPP untuk memperjuangkan kepastian nasibnya sehingga akan lebih mantab dalam melakukan membinaan terhadap petani. Dan akhirnya akan mempermudah pemerintah dalam upaya meningkatkan pembangunana pertanian.

-by maspary-

MEMBUAT EM4 SENDIRI DENGAN MUDAH


Sebagai starter mikroorganisme pada proses dekomposer EM4 menjadi begitu penting dalam dunia pertanian organik. Jika kita harus membeli EM4 tersebut harganya lumayan mahal, padahal ada berbagai cara untuk membuat EM4 sendiri dengan harga bahan baku yang sangat murah. Salah satu caranya adalah sebagai berikut:

BAHAN:
  1. Pepaya matang atau kulitnya 0,5 kg
  2. Pisang matang atau kulitnya 0,5 kg
  3. Nanas matang atau kulitnya 0,5 kg
  4. Kacang panjang segar 0,25 kg
  5. Kangkung air segar 0,25 kg
  6. Batang pisang muda bagian dalam 1,5 kg
  7. Gula pasir 1 kg
  8. Air tuak dari nira 0,5 liter
CARA PEMBUATAN:
  1. Pepaya, pisang, nanas, kacang panjang, kangkung dan batang pisang muda dihancurkan hingga ukuran menjadi agak halus. Buah harus yang sudah matang atau dapat juga digunakan kulit buah yang tidak dimakan.
  2. Setelah dihancurkan, campuran bahan tersebut dimasukkan dalam ember.
  3. Campurkan gula pasir dan tuak dalam ember tadi dan aduk hingga rata.
  4. Wadah ditutup rapat dan disimpan selama 7 hari
  5. Setelah 7 hari larutan yang dihasilkan dikumpulkan secara bertahap setiap hari hingga habis.
  6. Larutan tersebut disaring dan dimasukkan kedalam wadah yang tertutup rapat. Larutan tersebut adalah EM4 yang siap digunakan dan dapat bertahan hingga 6 bulan.
  7. Ampas dari hasil penyaringan larutan bisa digunakan sebagai pupuk kompos.
Artikel terkait :
  1. Membuat PGPR
  2. Membuat MOL

-by maspary-

Kamis, 29 April 2010

MENGOLAH JERAMI TANAMAN PADI MENJADI LEBIH BERMANFAAT BAGI PETANI


Ketika dilapangan kita menganjurkan kepada para petani untuk tidak membakar atau membuang jerami tanaman padi di sawah mereka apakah kita sudah punya solusi cara mengelola jerami tersebut? Perlu diketahui beberapa fakta dilapangan yang menyebabkan petani lebih suka membakar jerami:
  1. Jika jerami kita tumpuk disawah otomatis akan menjadi sarang hama tikus bahkan hama-hama yang lain.
  2. Jerami yang ditumpuk memakan waktu berbulan-bulan agar bisa busuk, apalagi kalau musim kemarau akan lebih lama lagi karena jerami cenderung kering.
  3. Jika jerami langsung kita sebar disawah dan langsung diadakan pengolahan tanah akan menyebabkan tanah menjadi masam (asem-asemen) kalau orang banyumas bilang.
  4. Petani lebih suka membakar jerami karena lebih praktis dan mudah dalam mengelola jerami. Padahal dengan dibakar otomatis jerami tersebut hanya akan menjadi abu dan karbon di tanah. Selain itu dengan pembakaran jerami berarti petani akan ikut andil dalam perusakan lapisan ozon pada bumi kita. Sehingga akan mempercepat terjadinya pemanasan global.

Lalu bagaimana cara yang praktis dalam mengelola jerami ini? telah kita ketahui petani itu tidak mau yang ribet-ribet dan maunya serba praktis dan mudah. Solusi pengelolaan jerami yang mudah dan praktis diantaranya:

  1. Membuat jerami menjadi kompos. Seperti halnya membuat kompos dengan bahan organik lain, dalam pembuatan kompos dengan media jerami juga memerlukan mikro organisme dekomposer untuk mempercepat proses fermentasi. Dengan menggunakan dekomposer hanya butuh waktu 15 -20 hari untuk membuat kompos yang siap pake dan langsung bisa diaplikasi ke sawah lagi. Dalam proses mengkomposkan jerami bisa ditambah dengan kotoran sapi ataupun sampah hijau (bahan organik) yang lain.
  2. Membuat jerami menjadi tape jerami. Tape jerami adalah hasil olahan jerami dengan cara difermentasi sehingga menjadi bahan yang siap dikonsumsi ternak ruminansia. Dengan dibuat tape jerami kandungan protein, nutrisi dan vitamin pada jerami akan meningkat. Pada pembuatan tape jerami dekomposer yang digunakan biasanya adalah golongan jamur karena prinsip kerjanya sama dengan pembuatan tempe. Kotoran ternak hasil mengkonsumsi tape jerami sangat bagus digunakan untuk kompos sawah kita.
  3. Membuat jerami menjadi media tanam jamur. Dalam budidaya jamur merang dan jamur kancing jerami padi merupakan bahan yang wajib digunakan untuk media tanamnya. Limbah media jamur merang dan kancing yang tidak digunakan sangat baik didaur ulang ke kesawah digunakan sebagai kompos.

Setelah kita mengetahui manfaat dari jerami padi diatas alangkah baiknya jika kita menggunakan limbah tanaman padi tersebut untuk menjadikannya lebih bermanfaat, daripada sekedar dibakar ataupun hanya ditumpuk disawah. Untuk mengetahui kandungan unsur hara pada jerami padi bisa dibaca disini.


-by maspary-

Selasa, 27 April 2010

STANDAR KWALITAS BENIH PADI MENANGKAR SENDIRI


Salam pertanian! Dalam rangka penghematan biaya produksi petani tanaman padi seringkali tidak menggunakan benih berlabel atau tidak membeli benih padi dari kios pertanian, mereka seringkali menanam benih padi dari hasil panen musim lalu. Mereka akan menanam kembali hasil panen tanaman padi ketika mereka merasa hasil panennya memuaskan.

Telah kita ketahui dengan menanam benih padi yang tanpa label atau menanam benih turunan dari hasil panen sendiri akan menurunkan hasil produksi. Berikut standar kwalitas syarat minimal mutu benih tanaman padi menangkar sendiri:
  1. Fisik : Rata mulus
  2. Genetik : Murni
  3. Warna : Bernas
  4. Sehat : Hindari bibit sakit, cendawan dan alfatoxine
  5. Bibit muda : 0 %
  6. Kadar air : 10 % - 13 %
  7. Lama penyimpanan : untuk 2-3 musim atau 6-18 bulan simpan
  8. Kotoran : Penampihan, sortir, debu, cangkang hampa, potongan tangkai, kerikil, tanah dll
  9. Kelembaban udara : kurang dari 50 %
  10. Proteksi : Insektisida, fungisida dll
  11. Bobot per 1000 butir : kira-kira 28 - 30 gram ( tak kurang dari 25 gram)
  12. Jumlah : kurang lebih 3.333 bulir - 3.571 bulir
  13. Rendemen : 65 % - 70 %
  14. Kemasan : Polybag 5 kg kedap udara jangan dibuka sebelum digunakan
  15. Temperatur simpan : 25 - 30 derajat celcius
  16. Penyimpanan : ditempat yang sejuk, hindari dari sinar matahari langsung, harus pakai stapel
  17. Penangkaran : Tidak lebih dari 2 kali
  18. Anjuran : Agar bisa dipertanggungjawabkan gunakan selalu benih berlabel ungu.
-by maspary-

HAMA PENGGEREK BATANG PADI (SUNDEP/ BELUK)


Hama Penggerek batang padi merupakan hama penting tanaman padi karena jika menyerang fase vegetatif mereka mematikan titik tumbuh sehingga mengurangi jumlah anakan dan jika menyerang fase generatif hama ini secara nyata merusak malai sehingga mengurangi jumlah malai yang dapat dipanen.

Terdapat empat spesies hama penggerek batang padi yaitu:
  1. Penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas)
  2. Penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata)
  3. Penggerek batang padi bergaris ( Chilo supressalis)
  4. Penggerek batang padi merah jambu (Sesamia inferens)
Imago aktif pada malam hari dan terbang kesawah untuk meletakkan telur. Pada siang hari mereka hanya berdiam diri dan bersembunyi dibalik daun padi atau gulma disekitar tanaman. Penggerek batang padi mampu terbang sejauh 2 km. Imago sangat tertarik pada cahaya dan mudah tertangkap oleh lampu perangkap saat malam gelap. Betinanya mampu bertelur hingga 200-300 butir dalam masa hidupnya selama 4 hari.

Telur diletakkan berkelompok, terdiri dari 5-200 butir per kelompok pada daun atau seludang daun. Bentuk telur, kelompok telur, dan tempat meletakkan telur bervariasi sesuai dengan spesiesnya.

Larva yang baru ditetaskan sering menggantungkan tubuhnya pada daun padi dengan benang sutera dan bila tertiup angin akan berpindah ke tanaman lainnya. Mereka kadang-kadang juga membuat tabung dari potongan daun, lalu menjatuhkan diri ke air dan berenang ke tanaman lain. Larva muda memakan daun atau seludang daun. Larva-larva instar selanjutnya masuk keseludang daun dan makan diantara seludang daun dan tangkai malai beberapa hari sebelum masuk kedalam batang. Larva yang lebih tua masuk kedalam batang dan makan pada bagian dalam batang di dekat pangkalnya. Larva instar terakhir didalam batang dapat bergerak turun kebawah permukaan tanah untuk berdiapose kalau keadaan tidak menguntungkan.

Pupa terbentuk didalam batang beberapa centimeter dibawah permukaan tanah. Imago keluar dari pupa dan merangkak keluar dari lobang keluar yang telah dibuat sebelumnya oleh larva sebelum menjadi pupa.

Kalau serangan terjadi pada vase vegetatif maka daun tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan. Pucuk yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut. Gejala ini biasa disebut sebagai SUNDEP. Kalau serangan terjadi pada fase generatif, maka malai akan mati karena pangkalnya dikerat oleh larva. Malai yang mati akan tetap tegak berwarna abu-abu putih dan bulirnya hampa. Malai ini mudah dicabut dan pangkalnya terdapat bekas gigitan larva. Gejala serangan pada tahap ini disebut BELUK.

Untuk mengendalikan hama sundep silahkan baca cara mengendalikan hama penggerek batang padi sejak dini

-by maspary-

ZAT PENGATUR TUMBUH TANAMAN


Salam pertanian! Dalam dunia pertanian, Zat Pengatur Tumbuh atau sering kita sebut dengan ZPT mempunyai peranan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan untuk kelangsungan hidup suatu tanaman. Zat pengatur Tumbuh adalah senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan.

Zat Pengatur Tumbuh dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu Auxin, gibberellin, cytokinin, ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap proses fisiologis.

Auxin adalah senyawa yang dicirikan oleh kemampuannya dalam mendukung terjadinya perpanjangan sel (cell elongation) pada pucuk, dengan struktur kimia dicirikan oleh adanya Indole Ring.

Sedangkan yang dimaksud dengan gibberellin adalah senyawa yang mengandung Gibban skeleton, menstimulasi pembelahan sel (cell division), perpanjangan sel atau keduanya.

Zat Pengatur Tumbuh Cytokinin adalah senyawa yang mempunyai bentuk dasar adenine (6-amino purine) yang mendukung terjadinya pembelahan sel.

Ethylene senyawa yang terdiri dari 2 atom karbon dan 4 atom hidrogen. Dalam keadaan normal ZPT ini akan berbentuk gas, mempunyai peranan dalam proses pematangan buah dalam fase climacteric.

ZPT yang terakhir adalah Inhibitor yang berperan dalam penghambatan proses biokimia dan proses fisiologis bagi aktivitas keempat Zat Pengatur Tumbuh diatas.

Kelima ZPT diatas secara syntetik telah dibuat untuk keperluan pertanian dan research, yang tentunya akan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan alam dan pertanian.

NB: Solbi Agro adalah pupuk organik cair yang mengandung ZPT organik
Gerbang Pertanian telah menyediakan ZPT Organik Dengan Harga Murah

-by maspary-

Senin, 26 April 2010

TERNYATA BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI ITU MUDAH

Salam pertanian! Ternyata budidaya tanaman kedelai tidak sesulit yang dibayangkan, tanaman ini merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan karena memiliki syarat tumbuh yang tidak sulit. Untuk budidaya tanaman kedelai ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

A. Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai

1. Tanah
Tanaman Kedele dapat tumbuh pada berbagai Jenis tanah dengan syarat Drainase dan aerasi tanah cukup baik serta ketersediaan air yang cukup selama masa pertumbuhan.
Kedele dapat tumbuh pada jenis tanah :
� Alluvial, regosol grumosol, latosol dan andosol
� Podsolik Merah Kuning, dan tanah yang mengandung pasir kwarsa, perlu diberi pupuk organik, Fosfat dan pengapuran.

2. Iklim
� Curah Hujan :optimal 100 -200 ml/bulan hujan merata
� Temperatur : antara 25 � 27 derajat celcius, dengan penyinaran penuh (min. 10 jam/hari)
� Kelembaban : Rata-rata 50%
� Tinggi dari permukaan laut : 0 � 900 meter optimal 650 mdpl

3. Air
� Masa vegetatif (pertumbuhan) : curah hujan cukup
� Masa generatif (Pembungaan) : curah hujan yang kurang saat pembungaan dan pematangan biji sangat berpengaruh terhadap peningkatan hasil kedele.

B. Teknis Budidaya

1. Persiapan Lahan
Pembersihan Gulma,Tanah diolah dangkal dan gulma dibenamkan. Pengolahan lahan dimulai sebelum jatuhnya hujan. Tanah diolah dengan bajak dan garu/cangkul hingga gembur. Lebar Bedengan : 1 meter . Untuk pengaturan air hujan perlu dibuat saluran drainase pada setiap dan di sekeliling petakan sedalam 30 cm dan lebar 50 cm. Kedele sangat terganggu pertumbuhannya bila air tergenang.


2. Pemberian Pupuk Kandang
Pemberian pupuk kandang saat pengolahan Tanah sangat disarankan, karena dapat memperbaiki kondisi tanah selain dapat mengurangi pengunaan pupuk buatan. Dosis Penggunaan Pupuk Kandang untuk tanah yang kurus � 5 ton/Ha.


3. Pemberian Dolomit
Tanaman kedelai menginginkan pH netral berkisar 5 � 6. sehingga perlu pengapuran pada tanah yang masam. Pemberian Dolomit dengan Dosis 2.000 kg/Ha( 200 gr/m�) diharapkan mampu menciptakan pH tanah yang optimal.

4. Pemberian Trichoderma sp
Pemberian Trichoderma dilakukan bersamaan dengan pupuk kandang dan dolomit. Trichoderma berfungsi sebagai dekomposer, mempercepat pelapukan bahan-bahan organik baik pada kompos ataupun bahan organik dalam tanah sehingga dapat segera diserap oleh tanaman,dan sebagai tindakan preventif untuk mencegah serangan penyakit tanaman.Dosis Trichoderma : 400gr/Ha.

5. Persiapan Benih
Saat ini banyak jenis varietas kedelai unggul hasil pemuliaan yang dilepas untuk dikembangkan. Diantara varietas unggul baru tersebut adalah Slamet, Sindoro, grobogan, Argomulyo, Burangrang, Kaba, Anjasmoro, dan Panderman. Varietas kedelai yang unggul untuk suatu daerah belum tentu menunjukan keunggulan yang sama di daerah lain, karena faktor perbedaan iklim, topografi, dan cara tanam, sebagaimana kita tahu bahwa di Indonesia agroekologinya sangat beragam. Maka untuk mengetahui keunggulan dan adaptasi varietas baru terhadap lingkungan, serta mendapatkan informasi varietas yang produktivitasnya tinggi, dan sebagai bahan rekomendasi varietas spesifik lokasi. Kebutuhan Benih : 40 kg/Ha.


6. Penanaman
Benih ditugal 3 biji perlubang dengan jarak tanam 30 X 30 cm. Sebelum ditanam dilakukan seed treatment (perlakuan benih), dilakukan inokulasi dengan tanah yang bekas ditanami kedelai.

7. Pemeliharaan

a. Pemupukan
Dosis pupuk yang akan digunakan Urea 50 kg/ha, SP-18 75 kg/ha dan KCl 50 kg/ha. Pupuk diberikan 2 kali dalam satu musim
Pemupukan I (pertama) :Pupuk diberikan sebelum tanam dengan cara menaburkan pupuk pada garis tanam kemudian pupuk dicampur dengan tanah secara merata, dosis pupuk I (pertama) yang diberikan 2/3 dari dosis Urea dan KCl (Urea:33 Kg/Ha ; KCl: 33 Kg/Ha), sedangkan Pupuk SP-18 diberikan seluruhnya pada pemupukan dasar.
Pemupukan II (Kedua) : Pupuk diberikan pada saat tanaman berumur 20� 30 HST,menjelang tanaman kedele berbunga dengan cara ditabur mengelilingi tanaman dengan jarak � 10 cm dari batang. Dosis pupuk yang diberikan 1/3 dari dosis Urea dan KCl (Urea: 17 Kg/Ha ; KCl: 17 Kg/Ha).

b. Penyiangan gulma
Selain menurunkan hasil,keberadaan gulma dapat menjadi tanaman inang bagi hama dan penyakit oleh karena itu perlu dilakukan penyiangan sebanyak 2-3 kali sebelum tanaman berbunga. Penyiangan terakhir sebaiknya bersamaan dengan pembubunan untuk mengurangi tanaman rebah.

c. Pengairan / Penyiraman
Tanaman sebaiknya tidak mengalami kekeringan pada fase kritis karena akan sangat menurunkan hasil. Fase kritis, yaitu saat perkecambahan,berbunga,serta pembentukan dan pengisian polong.

d. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian Hama dan Penyakit dilakukan dengan menerapkan system Pengendalian Hama Terpadu, dengan memanfaatkan tekhnologi tepat guna, menggunakan Biopestisida atau pestisida oraganik jika serangan hama masih dibawah ambang ekonomi dan menggunakan pestisida kimia jika serangan hama dan penyakit diatas ambang ekonomi.

Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman kedelai antara laian:

A. Hama Perusak Daun
� Penggerek Pucuk stadia serangan 7 s/d 30 HST
� Penggerek Batang stadia serangan 7 s/d 30 HST
� Ulat penggulung Daun stadia serangan 7 s/d 30 HST
� Ulat Grayak stadia serangan 7 s/d 50 HST
� Ulat Jengkal stadia serangan 7 s/d 50 HST

B. Kutu Daun
� Aphis stadia serangan 30 s/d 60 HST
� Kutu Kebul stadia serangan 7 s/d 45 HST

C. Perusak Polong
� Penggerek polong stadia serangan 45 s/d 80 HST
� Penghisap polong stadia serangan 45 s/d 80 HST

D. Penyakit
� Penyakit Karat Daun stadia serangan 7 s/d 60 HST
� Virus stadia serangan 7 s/d 60 HST
� Bakteri Hawar Daun stadia serangan 7 s/d 60 HST

E. Hama Bahan Simpan stadia serangan pada saat penyimpanan hasil panen

C. PANEN DAN PASCA PANEN

1. Panen
Kedele harus dipanen pada tingkat kemasakan biji yang tepat. Panen terlalu awal menyebabkan banyak biji keriput, panen terlalu akhir menyebabkan kehilangan hasil karena biji rontok. Ciri-ciri tanaman kedele siap panen adalah : Daun telah menguning dan mudah rontok Polong biji mengering dan berwarna kecoklatan Panen yang benar dilakukan dengan cara menyabit batang dengan menggunakan sabit tajam dan tidak dianjurkan dengan mencabut batang bersama akar. Cara ini selain mengurangi kesuburan tanah juga tanah yang terbawa akan dapat mengotori biji.

2. Pasca Panen

a. Pengeringan Secara Alami
Kedele dijemur langsung dibawah panas matahari dipenjemuran yang berlantai atau beralas plastik hitam. Plastik hitam menyerap panas sehingga diharapkan kedele dapat mempercepat proses pengeringan.

b. Pembijian
Pembijian dapat dilakukan dengan beberapa cara : Digebuk/dipukul; Diatas anjang-anjang; Menggunakan mesin(power tresher)

c. Pembersihan
Pembersihan dapat dilakukan dengan cara ditampi; Disilir; Menggunakan mesin pembersih (winower)

d. Pewadahan dan Penyimpanan
Biji kedele yang telah bersih ditempatkan dalam wadah yang bersih bebas hama penyakit,tidak bocor serta ditutup rapat. Penyimpanan Tempat penyimpanan biji kedele harus teduh, kering, dan bebas hama penyakit, kadar air harus 9-14%
Agar biji kedelai dalam penyimpanan bisa bertahan lama sebaiknya di perlakukan dengan pestisida nabati daun cengkeh.

-by maspary-

SUMBER UNSUR HARA YANG DI GUNAKAN TANAMAN


Unsur hara yang digunakan tanaman untuk proses pertumbuhan dan perkembangannya diperoleh dari beberapa sumber antara lain:

  1. BAHAN ORGANIK. Sebagian besar unsur hara terkandung didalam bahan organik. Sebagian dapat digunakan langsung oleh tanaman, sebagian lagi tersimpan untuk jangka waktu yang lebih lama. Bahan organik harus terdekomposisi (pelapukan) terlebih dahulu sebelum tersedia bagi tanaman.
  2. MINERAL ALAMI. Setiap jenis batuan mineral yang membentuk tanah mengandung bermacam-macam unsur hara. Mineral alami ini berubah menjadi unsur hara yang tersedia bagi tanaman setelah mengalami penghancuran oleh cuaca.
  3. UNSUR HARA YANG TERJERAP ATAU TERIKAT. Unsur hara ini terikat dipermukaan atau diantara lapisan koloid tanah dan sebagai sumber utama dari unsur hara yang dapat diataur oleh manusia. Unsur hara yang terikat ini biasanya tidak dapat digunakan oleh tanaman, karena pH-nya terlalu ekstrem atau terdapat ketidak seimbangan jumlah unsure ahara . Lewat pengaturan pH tanah, unsure hara ini dapat diubah menjai unsur hara yang tersedia bagi tanaman.
  4. PEMBERIAN PUPUK KIMIA. Secara tidak langsung pemberian pupuk kimia merupakan penambahan unsur hara kedalam tanah yang nantinya akan siap digunakan oleh tanaman untuk proses pertumbuhan dan perkembangannya.

-by maspary-


Minggu, 25 April 2010

MENGENDALIKAN PENYAKIT KRESEK/ HAWAR DAUN BAKTERI PADA TANAMAN PADI DENGAN TEMBAGA HIDROKSIDA?


Salah satu penyakit penting pada tanaman padi yang menjadi momok petani kita adalah penyakit kresek atau hawar daun bekteri. Banyak petani yang belum mengetahui bagaimana cara mengendalikan penyakit ini. Kebanyakan petani menganggap kresek sebagai penyakit yang disebabkan oleh jamur sehingga mereka mengendalikannya dengan fungisida. Bahkan ada yang lebih parah lagi menganggap penyakit ini berasal dari serangan hama sehingga mereka mengendalikannya dengan insektisida. Menurut para pakar hama dan penyakit tanaman, penyakit kresek ini bisa diantisipasi dengan budidaya tanaman secara sehat. Beberapa perlakuan yang dapat dilakukan antara lain adalah:
  1. Menggunakan benih unggul dengan varietas tahan penyakit hawar daun bakteri seperti inpari, conde dan mekongga. Sedangkan padi hibrida masih tergolong tanaman yang kurang tahan terhadap penyakit kresek.
  2. Jarak tanam yang tidak terlalu rapat sehingga mengurangi kelembaban lingkungan sekitar tanaman
  3. Pengurangan penggunaan pupuk urea hal ini dimaksudkan agar tanaman tidak sukulen sehingga batang dan daun menjadi lunak yang menjadikannya mudah terserang penyakit ini
  4. Mengaplikasi tanaman padi dengan corine bacterium. Telah diketahui bahwa corine bakaterium adalah musuh utama dan pemangsa bakteri Xanthomonas oryzae sebagai penyebab hawar daun bakteri pada tanaman padi. Kendalanya bakteri corine ini belum beredar dipasaran sehingga petani kesulitan untuk mendapatkannya
Menurut penelitian fungisida kontak dengan bahan aktif tembaga hidroksida mampu mencegah penyakit kresek atau hawar daun bakteri. Sudah ada beberapa petani yang mencoba dan hasilnya lumayan signifikan. Cuma sayangnya fungisida ini belum direkomendasikan untuk tanaman padi. Fungisida ini sebagian besar direkomendasikan untuk mengendalikan penyakit patek pada tanaman cabe. Beberapa merek dagang Fungisida dengan bahan aktif tembaga hidroksida antara lain : Kocide dan Nordox.


Jika ada yang membutuhkan bakteri corine (Coryne bacterium) yang siap di aplikasikan ke tanaman kami menyediakan dalam kemasan botol air mineral 600 ml dengan harga jual cuma Rp.10.000/ botol. Anda bisa menghubungi saya melalui HP 08122630297.

-by maspary-

TANAMAN SUKUN UNTUK KESEHATAN JANTUNG DAN GINJAL KITA


Salam pertanian! Tanaman sukun yang biasa kita kenal buahnya sebagai makanan yang enak di goreng ternyata daunnya mempunyai fungsi yang sangat penting untuk kesehatan kita. Daun tanaman ini sangat potensial untuk mencegah penyakit jantung pada manusia.

Sudah sejak jaman dulu daun tanaman sukun telah dimanfaatkan secara tradisional untuk mengobati liver, ginjal, jantung dan inflamasi. Bahkan di negeri tetangga Taiwan, akar dan batang tanaman sukun telah banyak digunakan untuk mengobati penyakit sirosis (kangker hati)

Daun tanaman tersebut mengandung beberapa zat berkhasiat seperti asam hidrosianat, asetilcolin, tanin, riboflavin, dan sebagainya. Zat-zat ini menurut penelitian mampu mengatasi peradangan dalam tubuh kita.

Sukun memiliki flavonoid yang khas, uji khasiat terhadap ekstrak daun sukun menunjukkan efek penurunan kadar kolesterol darah dan akumulasi lemak pada dinding pembuluh darah aorta pada mencit di laboratorium. Studi in vitro juga menyimpulkan, ekstrak daun sukun efektif melindungi jantung dari serangan iskemik akut.

Uji toksisitas menunjukkan tidak ditemukannya efek samping toksik pada hewan uji, tidak memengaruhi fungsi jantung, ginjal dan hati, maupun profil hematologi.



MENGOBATI GINJAL:

  • Siapkan tiga lembar daun yang berwarna hijau tua, namun masih menempel di dahan. Kemudian cuci bersih pada air mengalir. Selanjutnya dirajang lalu jemur sampai kering. Siapkan pula wadah lalu isi dengan air bersih dua liter. Usahakan wadah tersebut terbuat dari gerabah tanah liat, tapi jika tak ada bisa juga memakai panci stainless steel. Masukkan dedaunan kering itu lalu dimasak sampai mendidih, sisakan air tersebut sampai volumenya tinggal separuh.Selanjutnya, tambahkan air bersih satu liter, dan didihkan lagi sampai separuh. Kemudian saringlah rebusan daun sukun itu. Warna airnya merah, mirip teh. Rasanya agak pahit. Silakan diminum sampai habis, tak boleh disisakan untuk kesesokan harinya. Demikian seterusnya.
  • Agar tidak repot bolak-balik mengambil tiga lembar daun, sebaiknya sediakan rajangan daun sukun kering untuk seminggu. Caranya, siapkan lembar daun hijau tua sebanyak 3 x 7 = 21 lembar. Proses selanjutnya persis seperti cara di atas, sehingga kita punya sejumlah rajangan daun sukun kering, tapi dibagi-bagi menjadi tujuh bungkus.


MENGOBATI JANTUNG:

  • Cara 1: Ambillah satu lembar daun sukun tua yang masih menempel di pohon. Daun sukun tua mempunyai kadar zat kimia maksimal. Cucilah sampai bersih lalu dijemur hingga kering. Kemudian rebus sampai mendidih dengan lima gelas air dan sisakan sampai tinggal separuh. Tambahkan air lagi hingga mencapai volume lima gelas. Setelah disaring, rebusan air itu siap diminum dan harus habis tak bisa disisakan untuk esok hari. Untuk hasil yang lebih baik daun sukun tersebut bisa ditambahkan bangle (bengle).
  • Cara 2: Campuran segenggam daun sukun yang telah dikeringkan dan bangle diseduh dengan air panas, seperti halnya membuat teh. Diminum setiap hari sebagai pengganti teh.
-by maspary-





Sabtu, 17 April 2010

TAHUKAH ANDA KANDUNGAN UNSUR HARA DALAM JERAMI PADI ?


Salam pertanian. Untuk mempertahan kesuburan tanah ini kita selalu menghimbau kepada petani agar menggunakan bahan organik. Paling tidak jangan pindahkan atau bakar jerami hasil panen kita. Namun apakah anda tahu seberapa besar unsur hara yang terkandung dalam jerami tersebut sehingga kita selalu menghimbau agar jangan membakar jerami.

Menurut penelitian ketika kita memanen padi 5 ton gabah kering dari 1 ha sawah maka kita telah kehilangan unsur hara 150 kg N, 20 Kg P, 150 Kg K dan 20 Kg S yang terbawa oleh hasil panen kita. Dari hasil panen 5 ton gabah kering tersebut biasanya akan dihasilkan 7,5 ton jerami. Di Indonesia rata-rata kandungan unsur hara yang terkandung dalam jerami adalah 0,4 % N, 0,02 % P, 1,4 % K dan 5,6 % Si. Dan yang perlu diketahui adalah ketika kita memanen padi 5 ton/ha akan dihasilkan jerami sebanyak 7,5 ton yang mengandung 45 kg N, 10 Kg P, 125 Kg K, 10 Kg S, 350 Kg Si, 30 Kg Ca 10 Kg Mg.

Luar biasa bukan, bukankah sangat sayang kalau kita sampai membakar jerami yang mengandung unsur hara yang begitu tinggi? Bukankah lebih baik kita menghemat uang kita dengan mengurangi biaya pembelian pupuk kimia yang semakin mahal dengan cara menyebar atau membenamkan jerami kita kesawah lagi. Bukankah ini salah satu solusi mengatasi kenaikan harga pupuk bersubsidi yang baru saja naik?

Petani bijaksana pasti akan berpikiran seperti di atas, marilah kita ajak teman-teman petani yang lain untuk tidak membakar jerami. Marilah kita lestarikan alam kita dengan mensukseskan program GO ORGANIK 2010!

-by maspary-

SERIKAT PETANI SESALKAN KENAIKAN HARGA PUPUK BERSUBSIDI


Keputusan pemerintah tanggal 9 April 2010 tentang kenaikan harga pupuk bersubsidi menuai pro dan kontra dari petani. Perwakilan dari HKTI dan KTNA menyetujui kenaikan tersebut dengan pertimbangan minimnya APBN dan untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk kimia serta diharapkan sedikit demi sedikit beralih ke pupuk organik.

Sedangkan Serikat Petani Indonesia dengan keras menyesalkan keputusan pemerintah tersebut karena dinilai tidak barpihak kepada petani dan dinilai keputusan tersebut hanya main-main seperti diberitakan oleh harian republika ini.

Segala keputusan pemerintah pasti akan membawa dampak dua hal, ada yang diuntungkan dan pasti ada juga yang merasa dirugikan. Semua itu tergantung sejauh mana kepentingan kita bersinggungan dengan keputusan tersebut. Kita sebagai petani kecil harus pandai-pandai menyikapinya. Jangan sampai kita keliru mengambil tindakan sehingga akan merugikan diri kita sendiri. Ambil segi positifnya dan siapkan diri kita dalam mengantisipasi segala keadaan. Hal ini pasti akan membuat diri kita merasa tenang dan selalu siap menghadapi segala cobaan hidup.

loh kok malah ngelantur yaa... oke teman petani & penyuluh semoga informasi ini bisa sedikit berguna bagi anda semua.
Salam pertanian!
-by maspary-

KELOMPOK TANI INGIN MAJU DAN MANDIRI ? HANYA 2 HAL MODALNYA


Kita sebagai penyuluh pertanian tentunya tak akan bisa terlepas dari kelompok tani, karena kelompok tani mencerminkan keberadaan kita. Tak adanya kelompok tani dalam suatu wilayah binaan kita tentunya akan dipertanyakan kinerja kita. Kelompok tani merupakan wadah kita dalam menyampaikan informasi teknologi maupun media utama untuk memperbaiki PSK petani sebagai sasaran kerja kita. Kelompok tani merupakan tulang punggung pembangunan pertanian di negara kita.

Berbicara tentang kelompok tani, kita mengetahui ada dua macam kelompok tani yaitu kelompok tani yang aktif (ada struktur organisasi dan kegiatan yang jelas, rutin dan terarah) dan kelompok tani yang pasif (hanya ada strukturnya saja tanpa ada kegiatan). Tentunya kita menginginkan agar kelompok tani di wilayah binaan kita aktif semua kan? Nah kalau anda setuju, tentunya perlu diketahui modal utama agar supaya kelompok tani kita bisa aktif, partipasif dan maju dalam kegiatan.

Sebetulya hanya ada dua modal utama yang diperlukan untuk membentuk suatu kelompok tani yang bisa diandalkan dan mandiri yaitu KOMPAK dan TEKAT YANG KUAT dari semua anggotanya. Selama kelompok tani memiliki modal dua hal tersebut saya kira modal-modal yang lain sangat mudah untuk didapatkan. Sekarang kalau kita sudah mengetahui tentang dua hal tersebut, maka tugas kitalah untuk membangkitkan dan mengobarkan semangat KOMPAK dan TEKAT dalam suatu kelompok tani.

Setuju nggak rekan-rekan? yah itukan hanya hasil dari pemikiranku saja, kalau rekan-rekan pembaca ada yang kurang setuju atau mau menambahkan boleh-boleh saja. Kan ada kotak komentar dibawah postingan ini. silahkan di isi saja.....
-by maspar-

Jumat, 16 April 2010

MUDAHNYA MEMBUAT PUPUK ORGANIK CAIR SENDIRI


Salam Pertanian! Kalau kita main ke kios-kios pertanian pasti kita akan banyak menemukan pupuk organik cair yang dijual. Demikian juga sekarang banyak sales-sales pupuk orgaik cair yang berkeliaran dimana-mana he he he...
Padahal dengan sangat mudah kita bisa membuat pupuk organik cair tersebut, sehingga kita tidak usah membeli dengan harga yang cukup mahal. Mau tahu caranya?

ALAT DAN BAHAN:
  1. Drum/ jerigen
  2. Cair: Urine/ limbah cucian ikan/ cucian daging dll
  3. Padat: Kotoran sapi, kambing, unggas kalau perlu malah ditambah kotoran kita he he...
  4. Hijauan: Tanaman Legume (gliricide, lamtoro, rumput wedusan dll) dan tanaman pakis-pakisan.
  5. Tetes tebu/ gula pasir/ gula jawa
  6. Buah-buahan busuk: pepaya, nangka, pisang, semangka dll
  7. Bacteri pengurai: EM4, M bio, simba dll
  8. Abu: Abu dapur, abu sekam dan abu daun bambu
CARA MEMBUAT:
  1. Siapkan drum/ jerigen bersihkan jika kotor.
  2. Masukkan semua bahan, komposisi bahan sebaiknya cair 70 % dan padat 30 %.
  3. Aduk-aduk lalu tutup rapat (karena proses ini menggunakan bacteri anaerob)
  4. Tiap 3 hari sekali harus dibuka dan di aduk-aduk
  5. Setelah 1 bulan pupuk organik cair siap digunakan (tanda-tanda jadi yaitu bau tidak menyengat dan warna cairan dan bahan hitam kecoklatan)
CARA MENGGUNAKAN:
  1. Saring larutan menggunakan kain lalu semprotkan ketanaman dengan konsentrasi 1 gelas 200ml/ tangki semprot.
  2. Ampasnya bisa dikeringkan dan gunakan sebagai pupuk organik padat
Gampangkan? tinggal kita ada kemauan apa nggak, kadang diantara kita memang tidak ingin ribet dan maunya serba instan. Dan akhirnya Semoga bermanfaat info ini.

-by maspary-

Kamis, 15 April 2010

HEBATNYA DAUN CENGKEH SEBAGAI PESTISIDA NABATI HAMA GUDANG


Seringkali petani menyimpan benih-benih palawija untuk ditanam kembali dalam waktu yang lama, dan ketika dibuka ternyata banyak hama gudangnya. Entah itu Callusobrocus sp ataupun Sitopylus sp. Saat ini jarang sekali petani yang memperlakukan pengendalian hama terhadap hama gudang. Padahal ada perlakuan menggunakan daun cengkeh untuk mengendalikan hama gudang yang mudah dan murah, mau tau caranya?
  1. Kering anginkan daun cengkeh secukupnya. Daun cengkeh dikeringkan tetapi tidak dijemur tapi cukup diangin-anginkan saja
  2. Potong-potong daun cengkeh tersebut mencadi ukuran kecil-kecil 0,5 cm X o,5 cm.
  3. Sebelum benih dimasukkan, masukkan daun cengkeh tadi sebanyak 2% dari bobot benih.
  4. Batasi antara daun cengkeh dan benih tadi dengan kain bekas (gombal)
  5. Lalu masukkan benih secara perlahan-lahan
  6. Tutupi permukaan benih tadi dengan kain bekas yang lainnya lagi.
  7. Taburi daun cengkeh lagi diatas permukaan kain bekas tadi sebanyak 2% dari total bobot benih.
  8. Tutup rapat benih wadah benih tadi.
Dengan cara tersebut insya alloh benih anda akan aman dari hama gudang sampai saat tiba waktunya akan digunakan. Kenapa daun cengkeh sangat efektif untuk mengendalikan hama gudang, karena didalamnya mengandung senyawa metil eugenol dkk yang sangat beracun bagi serangga dan bakteri. Kalau untuk penyimpanan benih untuk konsumsi penulis belum pernah menyelidiki sejauh mana pengaruh baunya. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk petani maupun penyuluh.

-by maspary-

GOLONGAN PESTISIDA BERDASARKAN ORGANISME SASARAN


Salam pertanian! Sejenak mengingat memory masa lalu tentang pestisida. Pestisida berasal dari kata pest (organisme pengganggu tanaman) dan sida (racun), jadi arti kata pestisida adalah racun untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Cuma petani sering keliru menyebutnya "Obat hama/wereng/sundep/tikus" dll, padahal hamanya nggak sakit kok mau diobati ya... he he he....
Berdasarkan organisme sasarannya pestisida digolongkan menjadi:
  1. Insektisida adalah racun serangga pengganggu tanaman (binatang berkaki 6)
  2. Fungisida adalah racun jamur pada tanaman
  3. Bakterisida adalah racun untuk bakteri yang menyerang tanaman
  4. Rodentisida adalah racun tikussss
  5. Molusida adalah racun keong
  6. Akarisida adalah racun untuk tungau (binatang berkaki 8)
  7. Herbisida adalah racun gulma tanaman
  8. Wanitawuda adalah racun dunia ha ha ha.....
Sebenarnya penggolongan pestisida bukan hanya berdasarkan organisme sasarannya saja tetapi juga bisa berdasarkan bahan aktifnya dan formulasinya. Tetapi untuk menyesuaikan judul posting penggolongan berdasarkan bahan aktif dan formulasi akan kita bahas kapan-kapan saja. Smoga bermanfaat buat rekan-rekan petani & penyuluh
-by maspary-

Selasa, 13 April 2010

LAMPU KUNING UNTUK BERAS LOKAL


Tahun ini beras belum masuk skema Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China atau CAFTA karena dinilai sebagai komoditas yang sangat sensitif. Dengan demikian, penurunan bea masuk beras menjadi 0 persen baru pada tahun 2015. Lalu, apa yang harus disiapkan menghadapi masa itu.

Jangan sampai saat tahun 2015 tiba, daya saing beras produk dalam negeri terpuruk, sama dengan hortikultura, produk peternakan, dan produk tanaman pangan lainnya.

Salah mengurus beras akan berakibat fatal bagi kelangsungan kehidupan bernegara karena komoditas ini sangat strategis dan sarat nilai politis.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian memang telah berbuat banyak. Namun, yang dilakukan hanya fokus pada pengembangan benih padi konvensional atau inbrida.

Bahkan, PT Sang Hyang Seri (SHS), badan usaha milik negara (BUMN) yang memproduksi benih padi, belum menggarap benih hibrida yang dikembangkan pemulia lokal. BUMN ini lebih senang jalan pintas, yakni bekerja sama berbagi keuntungan dengan China untuk pengembangan benih padi hibrida.

Induk benih padi milik China dikembangkan di Indonesia. PT SHS bertugas menggarap pasar dan memproduksinya. Dalam jangka panjang, tidak banyak manfaat yang didapat dari kerja sama semacam ini karena PT SHS tetap akan kesulitan mengembangkan benih induk.

Di sisi lain, kerja sama lembaga penelitian pemerintah dan SHS untuk mengembangkan benih padi hibrida belum berjalan.

Lalu, bagaimana menghadapi 2015, yang notabene akan berhadapan dengan China sebagai pesaing. China telah jauh melangkah, bahkan menjadi pelopor pengembangan padi hibrida dengan produktivitas tinggi.

Swasta memulai

Pengembangan padi hibrida justru dilakukan oleh swasta. Di Sidoarjo Jawa Timur, misalnya, swasta mengembangkan benih padi hibrida varietas Adirasa 1. �Dua minggu lagi kami panen,� kata Mikael Kristianus, penanggung jawab pengelolaan dan pengembangan usaha pembibitan PT Triusaha Sari Tani (TST).

Benih padi hibrida yang diperdagangkan dan ditanam adalah turunan pertama (F1). Benih F1 dihasilkan melalui persilangan benih jantan dan betina dari tanaman yang berbeda, bukan yang berasal dari satu pohon.

Sifat unggul yang dibawa oleh dua induk tanaman tersebut menghasilkan padi hibrida yang produktivitasnya jauh lebih tinggi ketimbang padi konvensional atau padi inbrida.

PT TST adalah satu dari beberapa perusahaan pembibitan padi hibrida di Jawa Timur. Lahan produksi perusahaan ini tidak hanya di Sidoarjo, tetapi juga tersebar di wilayah lain, seperti Lumajang dan Jember dengan total area 30 hektar.

Di Sidoarjo, TST memiliki empat hamparan, yang membagi proses produksi benih padi hibrida dalam beberapa fase.

Luas lahan produksi yang hanya 30 hektar itu memang belum signifikan untuk memenuhi kebutuhan benih padi hibrida untuk Jawa Timur, apalagi nasional. Namun, ini sebuah langkah awal yang cukup berarti bagi pengembangan benih padi hibrida di dalam negeri,

Apalagi, TST melakukannya pada saat sejumlah perusahaan pembibitan lebih senang mengimpor benih daripada mengembangkannya di dalam negeri.

Mikael optimistis upaya akan mendatangkan hasil yang baik. Indonesia memiliki lahan yang luas, dengan iklim tropisnya memungkinkan budidaya padi dilakukan sepanjang tahun. Kebutuhan benih padi pun akan berlangsung sepanjang tahun.

Bermitra dengan petani

Tidak memiliki lahan luas bukan halangan bagi TST untuk mengembangkan usahanya. Bermitra dengan petani adalah jalan keluarnya.

�Saya mendatangi petani satu-satu di rumahnya, menjelaskan kepada mereka untung-ruginya. Langkah persuasif ini terkadang harus dilakukan hingga malam hari,� kata Mikael.

Usaha yang dilakukan tidak sia-sia. Produksi benih padi bisa dimulai tahun 2003, dengan mendatangkan pakar pembibitan padi hibrida dari China.

Bentuk kemitraan yang dibangun dengan petani adalah TST menyediakan benih dan petani menanam padi untuk produksi benih. Hasil pembenihan yang dilakukan petani dibeli perusahaan. Awalnya hasil produksi petani juga dijamin, sekarang petani sudah bisa menjual beras hibrida Adirasa 1 ke pasaran.

Dengan lahan produksi 30 hektar, benih padi hibrida varietas Adirasa 1 kini sudah ditanam di daerah Jawa Timur, yakni Lumajang, Jember, Bondowoso, Pacitan, Banyuwangi, Malang, Blitar, dan Kediri, serta Klaten di Jawa Tengah. Produktivitasnya rata-rata 10 ton gabah kering panen per hektar.

Menurut Mikael, tahapan produksi benih padi hibrida sederhana. Proses produksinya memang berbeda dengan padi inbrida. Pada padi hibrida, tanaman padi yang memiliki pejantan dimandulkan, lalu disilangkan dengan pejantan yang dikehendaki.

Direktur Keuangan PT TST Tjandra Lukito mengakui, hingga kini TST belum dapat memproduksi sendiri benih induk, tetapi masih mendatangkan dari China. Selanjutnya, benih disilangkan di Indonesia sehingga menghasilkan benih padi hibrida F1, yang kemudian dijual ke petani. Alangkah baiknya bila Indonesia mampu memproduksi sendiri benih induk dengan kualitas bagus.

Hingga kini, usaha perbenihan PT TST belum mencapai titik impas. Rata-rata produksi benih baru sekitar 1 ton per hektar. �Masih jauh dari harapan. Perusahaan masih memberikan bantuan keuangan kepada petani hingga Rp 300 juta. Namun, kalau tidak dimulai sekarang, mau kapan lagi?� kata Tjandra.

Menurut Mikael, titik impas usaha perbenihan tercapai bila produksi benih padi di atas 1,3 ton per hektar. Mikael optimistis mampu meningkatkan produksi benih padi hibridanya.

Bahkan, dalam jangka panjang TST ingin memproduksi sendiri benih induk agar tidak bergantung pada impor. Saatnya berpacu dengan China!

KOMPAS.COM-

CARA MUDAH BUDIDAYA PADI HIBRIDA


Salam pertanian. Rekan-rekan petani dan penyuluh, kali ini saya ingin sedikit menulis tentang budidaya padi hibrida. Padi hibrida merupakan padi yang notabene bisa berproduksi tinggi hingga 12 ton/ha jauh melebihi produksi padi lokal yang rata-rata 7-8 ton/ha. Tapi perlu diingat bahwa tanaman ini memerlukan perawatan yang ekstra hati-hati, karena padi hibrida merupakan tanaman yang cengeng mudah terserang hama penyakit. Selain itu tanaman ini juga memerlukan pupuk yang lebih banyak dibanding padi unggul lokal. Jangan sampai maksud hati memperoleh produksi padi tinggi tapi mendapatkan hasil yang sebaliknya. Satu lagi perlu diketahui bahwa benih padi hibrida tidak bisa diturunkan, sehingga hanya bisa sekali tanam.
Secara simpel berikut cara budidaya padi hibrida:

BENIH
Penggunaan benih padi hibrida yang dianjurkan 15-20 kg/ha untuk sistem tanam tegel. Jika
menggunakan sistem tanam jajar legowo, kebutuhan benih lebih banyak + 30% atau 4,5 - 6 kg/ha. Ada 31 varietas padi hibrida yang dianjurkan dan sudah dilepas oleh Departemen Pertanian pada tahun 2006. Di antaranya adalah Intani, Rokan, Maro, Longping, Arize Hibrindo, HIPA, SL 11 SHS, ADIRAS 64 dan PP-1.

PESEMAIAN
Persemaiannya dengan menggunakan sistem basah: lahan diolah dalam kondisi macak-macak, kemudian dibuat bedengan setinggi 5 cm. Lahan persemaian harus sudah siap, paling lambat sehari sebelum sebar benih. Untuk setiap 1 kg benih dibutuhkan lahan persemaian seluas 20 m2 atau 300 - 400 m2 untuk penanaman seluas satu ha. Selanjutnya benih direndam dalam larutan Tetramicin 20 ppm, selama 12 - 24 jam, kemudian ditiris di tempat yang aman hingga berkecambah 1 mm, kemudian disebar merata dengan kepadatan 1 kg benih per 20 m2 lahan atau setara dengan kepadatan sebar 50 - 75 gr/m2. Sehari sebelum sebar, persemaian dipupuk SP 36 sebanyak 5 gr/m2 dan KCI 5 gr/m2. Setelah persemaian umur 10 hari, tambahkan pupuk Urea 10 gr/m2 luas persemaian. Sehari setelah sebar hingga hari ke tujuh, masukkan air pada pagi hari hingga ketinggian 5 cm dan keluarkan air pada sore hari. Kemudian pada hari ke delapan dan seterusnya, ketinggian air di jaga 2-5 cm. Setelah bibit umur 15-18 hari setelah sebar atau setelah berhelai daun 5-6 helai, bibit dipindah tanaman di lahan penanaman. Secara periodik dilakukan pengamatan terhadap kemungkinan adanya organisme pengganggu tanaman (OPT).

PERSIAPAN LAHAN
Lahan sawah disiapkan paling lambat 15 hari sebelum tanam. Pengolahan tanah dilakukan 2-3 kali. Pengolahan I, tanah diolah/dibajak dalam keadaan macak-macak; pengolahan II, tanah diolah/dibajak dan digaru untuk melumpurkan dan meratakan lahan agar siap ditanami bibit padi. Pada pengolahan tanah terakhir (III), diberikan pupuk kandang atau pupuk kompos jerami.

PENANAMAN DAN PENYULAMAN
Penanaman dilakukan pada saat bibit berumur 15-18 hari setelah sebar, atau bibit telah berdaun 5-6 helai, dengan sistem tanam pindah (transplanting). Bila menggunakan sistem tanam tegel dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm (untuk lahan kurang subur); atau 23 cm x 23 cm dan 25 cm x 25 cm (untuk lahan subur).
Dapat juga penanaman menggunakan sistem tanam jajar legowo (20 cm x 12,5 cm) x 40 cm (untuk lahan kurang subur) atau (20 cm x 15 cm) x 40 cm (untuk lahan subur). Tanamlah bibit pada kedalaman 2-3 cm, dengan jumlah bibit yang ditanam hanya 1 per lubang atau paling banyak 2 bibit tanam per lubang tanam.
Penyulaman, untuk mendapatkan populasi maksimal, setelah tanam dilakukan penyulaman terhadap bibit yang tidak tumbuh/mati dengan bibit yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Penyulaman dilakukan maksimum satu minggu setelah tanam untuk mempertahankan populasi yang optimal.

PEMELIHARAAN TANAMAN
Anjuran pemupukannya sebagai berikut. Pada pengolahan tanah terakhir (III), diberikan pupuk kandang 2-3 ton/ha atau bila menggunakan pupuk kompos jerami diberikan sekitar 5 ton/ha.
Dosis anjuran pemupukan urea diperkirakan 250-350 kg/ha. Untuk mengetahui tambahan pupuk urea, sebaiknya menggunakan Bagan Warna Daun (BWD). Waktu dan cara aplikasi pupuk per ha adalah: Pemupukan I, umur 7 HST: 75-100 kg urea + seluruh dosis SP 36 + 2/3 dosis KCI. Pemupukan II, umur 21 - 28 HST: 100 kg urea. Pemupukan III, umur 35 - 40 HST: 100 kg urea + 1/3 dosis KCI. Pemupukan IV, apabila 10% dari populasi tanaman telah berbunga : 50 kg urea. Pada daerah yang respon terhadap sulfur (S), pemupukan I urea diganti ZA 100 kg/ha. Jika daerah tersebut sering menunjukkan gejala kekurangan Zn, dilakukan dengan pengeringan air secara berkala dan dipupuk ZnS0410-20 kg/ha bersamaan dengan pemupukan I. Pemupukan dilakukan dengan cara menebar pupuk merata ke seluruh areal tanam. Pada saat pemupukan dan 3 hari setelah pemupukan saluran pemasukan dan pembuangan air ditutup.

PENGAIRAN
Pengairan berselang (intermitten) difokuskan pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan hanya dilakukan di daerah yang pengairannya dapat diatur. Cara pengairan berselang adalah: sewaktu tanam bibit, lahan dalam kondisi macak-macak. Secara berangsur-angsur lahan diairi setinggi 2-5 cm hingga tanaman berumur 10 HST; Lahan tidak diairi sampai 5-6 hari atau sampai permukaan tanah retak-retak selama 2 hari kemudian diairi kembali setinggi 5-10 cm; Mulai fase keluar bunga sampai 10 hari sebelum panen, lahan terus digenangi air setinggi 5 cm, selanjutnya lahan dikeringkan untuk mempercepat dan meratakan pemasakan gabah dan memudahkan panen.

PENGENDALIAN GULMA, HAMA DAN PENYAKIT
Penyiangan dilakukan dengan alat landak atau osrok. Penyiangan I, dilakukan sedini mungkin, maksimal pada umur 18 HST (sebelum pemupukan II). Penyiangan II, dilakukan jika masih banyak gulma yang tumbuh, dilakukan pada umur 30 HST (sebelum pemupukan III). Penyiangan III, dilakukan jika masih banyak gulma yang tumbuh, dilakukan pada umur 30 HST (sebelum pemupukan III). Rumput gulma yang dicabut dibenamkan ke dalam tanah (untuk menambah bahan organik).
Pengendalian HPT dilakukan secara periodik, dengan cara melakukan pengamatan tiap minggu, mulai dari persemaian hingga tanaman menjelang panen. Pada 35 hari sebelum menabur
benih, dilakukan pengendalian hama tikus secara serempak. Upaya pencegahan dan pengendalian HPT dengan menggunakan pestisida hendaknya mengacu pada konsep PHT. Hama yang perlu diwaspadai adalah: wereng coklat, penggerek batang, tikus dan walang sangit, sedangkan penyakit adalah tungro hawar daun bakteri blast. Menjelang panen perlu waspada terhadap serangan burung emprit, dikendalikan secara manual dengan jaring.

-BY MASPARY-

Senin, 12 April 2010

DESKRIPSI PADI SAWAH VARIETAS CONDE


Salam pertanian! Sedikit informasi bagi petani dan penyuluh pertanian tentang deskripsi padi sawah varietas Conde. Bagi teman-teman yang ingin menanam padi Conde mungkin ini bisa memberi sedikit gambaran tentang padi tersebut:

  • Nomor seleksi : BIO9-BC5-MR-4-5-KN-5-1
  • Asal persilangan : IR646 / IRBB7
  • Golongan : Cere
  • Umur tanaman : 120 hari
  • Bentuk tanaman :Tegak
  • Tinggi tanaman : 100 cm
  • Anakan produktif :Banyak
  • Warna kaki :Hijau
  • Warna batang :Hijau
  • Warna telinga daun :Tidak berwarna
  • Warna lidah daun :Tidak berwarna
  • Warna helai daun :Hijau
  • Muka daun :Kasar
  • Posisi daun :Tegak
  • Daun bendera :Tegak
  • Bentuk gabah :Ramping
  • Warna gabah :Kuning bersih
  • Kerontokan :Tahan
  • Kerebahan :Tahan
  • Tekstur nasi :Pulen
  • Bobot 1000 butir :28 gram
  • Kadar amilosa :23%
  • Potensi hasil :6.8 t.ha�1
  • Ketahanan terhadap hama :Tahan wereng coklata biotipe 1, 2, dan SU
  • Ketahanan terhadap penyakit :Tahan terhadap hawar daun bakteri strain III, IV, dan VIII dengan gen ketahanan dominan Xa7
  • Keterangan :Baik ditanam di lahan sawah dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl
  • Pemulia/Peneliti :Suwarno, Erwina Lubis, Alidawati, Masdiar Bustamam, dan Hartini R. Hifni.
  • Teknisi :Sularjo, Sunaryo
  • Tanggal pelepasan :13 Desember 2001
  • Nomor SK Mentan :635/Kpts/TP.240/12/2001
  • Kode varietas :HE
-by maspary-

HARGA PUPUK BERSUBSIDI NAIK PETANI TERCEKIK


Salam pertanian! Akhirnya hal yang paling ditakuti petani kecil di Indonesia terjadi juga yaitu naiknya harga pupuk bersubsidi. Kenaikan harga pupuk bersubsidi yang rencanakan akan naik per tanggal 1 april 2010 akhirnya mundur menjadi tanggal 9 april.
Pemerintah melalui Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No.32 Tahun 2010 akhirnya menaikkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi dengan besaran sekitar 30-35 persen.
Dengan kenaikan harga tersebut maka HET pupuk urea dari harga sebelumnya Rp 1.200 naik menjadi Rp 1.600 per kilogram, pupuk SP-36 dari Rp 1.550 menjadi Rp 2.000 per kilogram, pupuk ZA dari Rp 1.050 menjadi Rp 1.400 per kilogram, dan pupuk NPK naik dari kisaran Rp 1.586-Rp 1.830 menjadi Rp 2.300/kg serta pupuk organik semula Rp 500/kg menjadi Rp 700/kg.

Kenaikan HET pupuk yang telah berlaku mulai 9 April 2010 tersebut diumumkan Menteri Pertanian Suswono di Kementerian Pertanian Jakarta.

Alasan beliau menaikkan harga pupuk bersubsidi adalah:

  1. Dalam rangka meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk,
  2. Mengurangi distorsi pasar pupuk akibat disparitas harga pupuk bersubsidi dengan non subsidi
  3. Menghemat devisa negara dalam pengadaan bahan baku pupuk fosfor dan kalium yang diimpor.
Saya yakin hal ini merupakan pukulan telak bagi petani-petani kecil indonesia dengan luasan lahan dibawah 0,25 ha (mayoritas petani indonesia) sehingga mereka akan semakin tercekik. Jangankan dengan HET 1600/kg dengan HET 1200/kg saja mereka masih terasa berat karena kenyataan di lapangan harga tersebut saat musim pemakaian bisa melambung menjadi 2000/kg. Karena mereka membeli dalam jumlah di bawah 1 Zak atau 50 kg.

Alternatif utama petani untuk menggantikan pupuk bersubsidi tersebut adalah menggunakan pupuk organik. Tapi bukankah pupuk organik tersebut tidak bisa bersifat instan, harus menunggu beberapa musim tanam baru bisa efektif. Kenyataan dilapangan petani kecil umumnya adalah petani penggarap sehingga mereka berfikir untuk apa saya pakai organik tapi musim besok saya udah tidak menggarap lahan tersebut.
Yang menjadi pukulan ke dua adalah kenaikan harga pupuk bersubsidi tersebut terjadi disaat awal musim tanam sadon ini sehingga petani tidak mempunyai persiapan dana untuk penambahan biaya produksi.

Tapi bagaimanapun juga petani harus menerima keputusan ini semua, dan harus mulai merubah perilaku dengan menggunakan bahan organik. Yang menjadi harapan petani adalah:
  1. Tolong beri kepastian dan pengawasan harga jual gabah sehingga tidak akan terjadi setiap musim panen harga gabah turun drastis.
  2. Tolong perbaiki pengawasan distribusi pupuk bersubsidi sehingga harga pupuk bersubsidi tidak melonjak ketika dibutuhkan petani. Bahkan kadang-kadang terjadi kelangkaan pupuk.
  3. Tolong tingkatkan pengawasan kwalitas pupuk organik yang diproduksi oleh para produsen pupuk, karena kami sering menemukan pupuk organik yang saya beli isinya masih tercampur sampah plastik dan kaca.
  4. Tolong tindak tegas oknum distributor dan pengecer pupuk bersubsidi yang dengan sengaja mempermainkan harga dan stok pupuk.
  5. Tolong rubah alokasi APBN subsidi pupuk untuk mendongkrak harga jual gabah bagi petani.
-by maspary-

Minggu, 11 April 2010

FUNGSI UNSUR HARA DALAM PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN


Salam pertanian! Ketika kita memberi pupuk pada tanaman secara tidak langsung kita memberikan unsur hara pada tanaman tersebut. Jadi secara umum unsur hara berfungsi sebagai bahan makanan bagi tanaman. Setiap unsur hara berfungsi berbeda-beda dalam proses pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Secara singkat fungsi dari 16 unsur hara tersebut adalah:

1. Karbon (C)

Sebagai pembangun utama bahan organik

2. Oksigen

Sebagai pembangun bahan organik.

3. Hidrogen

Merupakan elemen pokok pembangunan bahan organik.

4. Nitrogen (N)

  • Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar.
  • Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis.
  • Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.
  • Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.
  • Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah.
5. Fosfor
  • Merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda.
  • Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji.
  • Membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah.
  • Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.

6. Kalium (K)

  • Membantu pembentukan protein dan karbohidrat.
  • Berperan memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman, agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.
  • Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.
  • Meningkatkan mutu dari biji/buah.

7. Kalsium (Ca)

  • Merangsang pembentukan bulu-bulu akar
  • Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman
  • Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji
  • Menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat metabolisme
  • Kalsium yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa atau suasana keasaman tanah

8. Magnesium (Mg)

  • Magnesium merupakan bagian tanaman dari klorofil
  • Merupakan salah satu bagian enzim yang disebut Organic pyrophosphatse dan Carboxy peptisida
  • Berperan dalam pembentukan buah

9. Belerang (Sulfur = S)

  • Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar
  • Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk cystein, methionin serta thiamine
  • Membantu pertumbuhan anakan produktif
  • Merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti cabai, kubis dan lain-lain
  • Membantu pembentukan butir hijau daun

10. Besi (Fe)

  • Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil)
  • Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein
  • Zat besi terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase dan Cytohrom oxidase

11. Mangan (Mn)

  • Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
  • Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua
  • Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim
  • Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi
12. Tembaga (Cu)
  • Diperlukan dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid oxydase, Lacosa, Butirid Coenzim A. dehidrosenam
  • Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil)

13. Seng (Zincum = Zn)

  • Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan
  • Diperkirakan persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis
  • Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah

14. Molibdenum (Mo)

  • Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa
  • Sebagai katalisator dalam mereduksi N
  • Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran

15. Boron (Bo)

  • Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman
  • Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan
  • Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar
  • Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca)
  • Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit

16. Khlor (Cl)

  • Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman seperti: tembakau, kapas, kentang dan tanaman sayuran

Sabtu, 10 April 2010

TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI) THL-TBPP


Salam Pertanian! Informasi ini hanya untuk mengingatkan temen-temen THL-TBPP tentang TUPOKSI kita. Adapun TUPOKSI kita adalah:

TUGAS POKOK

Tugas Pokok Tenaga Harian Lepas (THL) Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian adalah membantu Penyuluh Pertanian Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan Programa Penyuluhan Kecamatan dan Programa Penyuluhan Pertanian Desa.

FUNGSI

Fungsi Tenaga Harian Lepas (THL) Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian adalah:

  1. Menyebarluaskan informasi pembangunan pertanian diwilayah kerjanya dengan cara menyampaikan visi, misi, tujuan, strategi, dan prinsip dari pembangunan pertanian
  2. Memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani (Kelompok tani, Gabungan Kelompok Tani, asosiasi dan korporasi)
  3. Mendorong peran serta petani/ kelompok tani, Gabungan Kelompok Tani, dalam pembangunan pertanian di wilayahnya
  4. Menumbuhkembangkan jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, dan kemampuan managerial petani
  5. Memfasilitasi petani/ kelompok tani/ Gabungan Kelompok Tani dalam penyusunan RDK/ RDKK/ di wilayah kerjanya
  6. Memfasilitasi petani/ Kelompok tani dalam mengakses teknologi, informasi pasar, peluang usaha dan permodalan
  7. Memfasilitasi petani/ Kelompok tani/ Gabungan Kelompok Tani untuk menyusun rencana usaha bersama
  8. Membimbing dan memberikan alternatif pemecahan masalah petani/ Kelompok tani/ Gabungan Kelompok Tani dalam mengambil keputusan untuk mengembangkan usahanya

-by maspary-

DASAR HUKUM PEDOMAN PEMBINAAN THL-TBPP


Salam Pertanian! Barangkali teman-teman THL ada yang lupa tentang dasar hukum pengangkatan kita sebagai THL-TBPP. Dasar hukum Pedoman Pembinaan Tenaga Harian Lepas (THL) Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian adalah :

  1. Surat menteri pertanian nomor 966/Kp.120A/11/06 tanggal24 November 2006 tentang pedoman rekruitmen Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian
  2. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 146.1/Kpts/Kp.320/3/2007 tentang Hasil Seleksi Pengadaan Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian dan Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pengamat Hama Penyakit Departemen Pertanian
  3. Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:B/299/M.PAN/2/2007 tanggal 9 Februari 2007 perihal Pengangkatan Tenaga Tenaga Penyuluh Pertanian
  4. Kontrak kerja tentang Pemanfaatan Tenaga Harian Lepas (THL) sebagai Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian
NB: Secercah cahaya buat THL-TBPP

-by maspary-

CARA APLIKASI PESTISIDA SECARA BENAR


Salam pertanian! Dalam aplikasi pestisida ada beberapa ketentuan yang harus dilakukan teman-teman petani agar bisa efektif dan efisian dalam mengendalikan hama atau penyakit tanaman. Ketentuan tersebut yaitu:
  1. Tepat dosis/ konsentrasi. Dosis adalah kebutuhan pestisida per ha (lt/ha) sedangkan konsentrasi adalah kebutuhan pestisida per liter air (ml/lt). Dalam penggunaan pestisida, penggunaan dosis dibawah anjuran akan mengakibatkan hama/ penyakit tidak mati kadang mengakibatkan hama resisten sedangkan dengan dosis berlebihan akan mengakibatkan boros biaya.
  2. Tepat waktu. Sebaiknya waktu penyemprotan pagi hari sebelum jam 10 dan sore hari setelah jam 3. Dipagi hari dipastikan belum banyak angin dan matahari belum terik. Saat pagi hari hama-hama masih enggan bergerak.
  3. Tepat cara. Cara aplikasi pestisida harus disesuaikan dengan bentuk atau formulasi pestisida tersebut. Formulasi EC, SL, SC, WP, WDG diaplikasi dengan penyemprotan. Sedangkan formulasi G harus diaplikasikan dengan penaburan.
  4. Tepat sasaran. Dalam aplikasi pestisida harus disesuaikan dengan hama/ penyakit sasaran, bagaimana cara hidupnya, apa kelemahan hama/ penyakit tersebut dan tentunya bagaimana cara kerja pestisida tersebut (kontak atau sistemik).
  5. Tepat kombinasi. Tidak sedikit petani yang mencampur lebih dari satu pestisida dalam satu kali semprot. Harus dipahami bahwa pestisida tidak seperti matematika, 1+1 pasti = 2. Dalam ilmu pestisida 1+1 bisa = 0 atau 1+1 bisa = 3. Maka dalam mencampur pestisida harus hati-hati. Ada beberapa trik dalam pencampuran pestisida agar daya kerjanya sinergis (1+1=3), tapi berhubung dah malam hal tersebut akan saya postingkan dilain waktu.
Sekian dulu postingan dari saya tentang pestisida, anda juga bisa membaca postingan saya tentang 7 cara memilih pestisida yang tepat untuk tanaman dan jenis perizinan pestisida , smoga bermanfaat bagi petani, penyuluh dan pecinta pertanian lainnya.
-by maspary-

PENGGOLONGAN UNSUR HARA TANAMAN


Salam pertanian! Unsur hara adalah unsur kimia yang dibutuhkan tanaman untuk proses pertumbuhannya baik itu vegetatif maupun generatif. Jadi unsur hara adalah makanan bagi tanaman. Pada dasarnya unsur hara tanaman digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
  • Unsur Hara Makro (unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar)
=>Unsur hara makro primer yang meliputi unsur: C (Carbon), H (Hidrogen), O (Oksigen), N (Nitrogen), P (Phospat) dan K (Kalium).
=>Unsur hara makro sekunder yang meliputi unsur: Ca (Calsium), Mg (Magnesium) dan S (Sulfur)
  • Unsur Hara Mikro (unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil)
Unsur hara mikro meliputi unsur: Zn (Seng), Fe (Besi), Mn (Mangan), Cu (Tembaga), B (Boron), Mo (Molibdenum dan Cl (Khlor)
Untuk fungsi dari masing-masing unsur hara tersebut bagi tanaman akan saya postingkan di lain waktu.


-by maspary-

Jumat, 09 April 2010

MEMBUAT PGPR (PLANT GROW PROMOTING RHIZOBACTERIA) DENGAN MUDAH


PGPR atau Plant Growth Promoting Rhizobakteri adalah sejenis bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman. Bakteri tersebut hidupnya secara berkoloni menyelimuti akar tanaman. Bagi tanaman keberadaan mikroorganisme ini akan sangat menguntungkan. Bakteri ini memberi keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya. Fungsi PGPR bagi tanaman yaitu mampu memacu pertumbuhan dan fisiologi akar serta mampu mengurangi penyakit atau kerusakan oleh serangga. Selain itu PGPR juga meningkatkan ketersediaan nutrisi lain seperti phospat, belerang, besi dan tembaga. PGPR juga bisa memproduksi hormon tanaman, menambah bakteri dan cendawan yang menguntungkan serta mengontrol hama dan penyakit tumbuhan. Adapun cara pembuatan PGPR adalah:

ALAT DAN BAHAN:
  1. 100 gr akar bambu
  2. 400 gr gula pasir
  3. 200 gr trasi
  4. 1 kg dedak halus
  5. 10 lt air
  6. Penyedap rasa secukupnya
CARA MEMBUAT:
  1. Rendam akar bambu dalam air matang dingin 2-4 hari
  2. Rebus bahan 2 s/d 6 sampai memdidih selama 20 menit
  3. Setelah dingin masukkan semua bahan kedalam jerigen dan tutup rapat
  4. Buka dan kocok-kocok sehari sekali
  5. Setelah 15 hari PGPR siap digunakan
CARA MENGGUNAKAN:
  1. Saring PGPR
  2. Campurkan 1 lt PGPR ke dalam air 1 tangki
  3. Semprotkan PGPR tersebut ke lahan yang belum ditanami
  4. Ulangi penyemprotan setiap 20 hari sekali
-by maspary-

PROSES PERTUMBUHAN TANAMAN


Pada dasarnya semua makhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan akan mengalami proses tertumbuhan dan perkembangan. Tidak terkecuali pada tanaman. Tujuan utama proses pertumbuhan dan perkembangan tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mempertahankan kehidupan dari generasi ke generasi.

Pada proses pertumbuhan tanaman, salah satu proses terpenting yang terjadi dialam adalah proses fotosintesis. Dalam proses ini karbondioksida (CO2) dan air (H2O) didalam sel klorofil bereaksi dengan bantuan radiasi matahari untuk memproduksi gula. Gula yang terbentuk dapat digunakan oleh tanaman untuk memproduksi energi melalui proses respirasi (pernafasan). Selain itu gula juga berfungsi untuk membentuk sel atau jaringan tubuh yang baru (proses asimilasi) atau dapat diubah menjadi pati,lemak,dan protein sebagai cadangan makanan yang disimpan diakar,ranting,daun buah dan biji.

Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, proses fotosintesis harus dibuat menjadi lebih efisien. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaiki kelembapan tanah(menurunkan tingkat stress akibat kekeringan),meningkatkan penyerapan energi surya dan CO2,serta menyediakan nutrisi yang diperlukan dalam proporsi yang benar dan tepat.

Umumnya tahap pertumbuhan tanaman dibagi menjadi 2 fase, yakni fase vegetatif dan fase generatif.
FASE VEGETATIF : Terjadi pada perkembangan akar,daun dan batang baru,terutama saat awal pertumbuhan atau setelah masa berbunga atau berbuah. Pada fase ini terjadi tiga proses penting,yakni pembelahan sel, perpanjangan sel, dan tahap pertama dari diferensiasi sel.

FASE GENERATIF : atau fase reproduktif terjdi pada pembentukan dan perkembangan kuncup-kuncup bunga,bunga,buah dan biji. Dapat juga terjadi pada pembesaran dan pendewasaan struktur penyimpanan makanan, akar-akar dan batang yang berdaging. Proses penting ynag berlangsung pada fase generatif meliputi pembuahan sel-sel yang secara relative berjumlah sedikit; pendewasaan jaringan; penebalan serabut-serabut; pembentukan hormone untuk perkembangan kuncup bunga,bunga,buah dan biji; perkembangan alat-alat penyimpanan; dan pembentukan koloid-koloid hidrofilik(koloid yang dapat menahan air).

-maspary-