Rabu, 30 Juni 2010

BUDIDAYA TANAMAN GARUT SECARA INSENTIF

tan garut Salam pertanian. Pada dasarnya tanaman garut (Maranta arundinacea L) merupakan tanaman liar yang mudah tumbuh dimana saja asalkan lembab tetapi panas. Namun untuk produksi yang bagus diperlukan persyaratan tumbuh sebagai berikut:

  1. Tinggi tempat : 60-90 dpl
  2. Suhu ideal : 22-32 C
  3. Sinar matahari : rendah & perlu naungan
  4. Kelembaban udara: 50-85%
  5. Curah hujan : 1500-200 mm/th
  6. Tanah : Gembur, kaya humus drainase baik
  7. pH tanah : 4,5-8

I. PEMBIBITAN

>> Perbanyakan Dengan Umbi

  1. Sediakan umbi garut yang telah berumur 12 bulan
  2. Pilih yang bagus, mulus dan bebas hama penyakit
  3. Cuci sampai bersih lalu angin-anginkan sampai kulitnya mengelupas
  4. Potong umbi tersebut setiap 2-4 tunas untuk stek
  5. Rendam stek tersebut dalam larutan fungisida, insektisida dan ZPT
  6. Setelah 5 menit Setek siap disemai
  7. Siapkan lahan pesemaian dengan menggemburkan tanah, kemudian dibentuk bedeng dengan ukuran 2 m X 20 m dengan tinggi 20-30 cm. (untuk 1 Ha lahan)
  8. Bedengan diberi pupuk kandang secukupnya lalu digarit sedalam 3 cm
  9. Masukkan stek kelubang garit dengan mata tunas menghadap ke atas, lalu tutup dengan tanah sampai tak terlihat
  10. Pelihara pesemaian dengan penyiraman dan aplikasi pestisida
  11. Setelah pesemaian berumur 20-30 hss (sudah terbentuk 3-5 daun) siap ditanam dilahan.

>> Perbanyakan dengan anakan

  1. Rumpun garut yang telah berumur 4-5 bulan atau memiliki lebih dari 3 anakan siap dipisahkan dan ditanam
  2. Anakan garut yang tumbuh setelah garut dipanen dipotong dan sibersihkan lalu bisa ditanam

II. PERSIAPAN LAHAN

  1. Lahan dibajak/ dicangkul sampai gembur dengan kedalaman 20-30 cm
  2. Bentuk bedengan dengan lebar 1 m X 10 m dengan tinggi 20-30 cm
  3. Buat lubang tanam dengan kedalaman 8-15 cm dengan jarak tanam antar lubang (30-40 cm) X (50-75 cm)

III. PENYIAPAN TANAMAN NAUNGAN

  1. Jenis tanaman naungan yang baik adalah tanaman yang berakar lunak seperti pisang, pepaya dll dengan jarak tanam 3 X 3 m
  2. Bisa juga penggunakan tanaman keras dengan jarak tanam diatur supaya tidak mengganggu tanaman garut tersebut

IV. PENANAMAN

  1. Sebaikknya dilakukan awal musim hujan
  2. Bibit dari pesemaian ditanam tegak satu lobang satu bibit
  3. Jika bibit diambil dari anakan kurangi daunnya untuk mengurangi penguapan

V. PEMUPUKAN

  1. Pemupukan diberikan 3 X yaitu pertama saat tanam (Urea 100 kg/ ha dan SP36 400 kg/ha)
  2. Pemupukan kedua diberikan saat tanaman berumur 3,5 bulan dengan dosis (Urea 100 kg/ha dan KCL 200 kg/ha)
  3. Pemupukan ketiga diberikan saat tanaman berumur 5 bulan dengan dosis (Urea 100 kg/ha dan KCL 150 kg/ha)
  4. Cara pemberian pupuk dilakukan dengan pencampuran pupuk lalu disebar dialur pembubunan tanaman.

VI. PEMELIHARAAN TANAMAN

  1. Usahakan pengairan lancar sehingga lahan tidak tergenang
  2. Penyiangan dan pembubunan dilakukan saat tanaman umur 3-4 bulan
  3. Mengendalikan hama ulat penggulung daun dan penyakit akar dengan pestisida

VII. PANEN

  1. Tanaman garut dapat dipanen 2 periode yaitu saat berumur 6-7 bulan jika mau diolah menjadi keripik atau emping karena masa ini garut belum banyak seratnya. Yang kedua saat berumur 8-12 bulan jika mau diambil patinya, usahakan saat panen musim kering supaya rendemen patinya tinggi.
  2. Sediakan lubang 1m X 1m X1m pada ujung guludan
  3. Bongkar tanaman dengan menggunakan alat garpu atau yang lain
  4. Bersihkan umbi dari tanah, batang dan daun
  5. Sisakan anakan untuk bibit dan biarkan 6-12 bulan bisa dipanen lagi, demikian seterusnya sampai siklus 5-7 kali (5-7 tahun)
  6. Masukkan batang dan daun kedalam lubang tersebut dan tutup jadikan kompos
  7. Produksi rata-rata 12,5-30 ton/ ha/th
  8. Varietas banana mengandung kadar air tinggi dan tahan hanya 2 hari setelah panen sedangkan varietan Creol dapat bertahan 1 minggu karena seratnya tinggi.

-by maspary-

Selasa, 29 Juni 2010

PESTISIDA ORGANIK/ NABATI (NIMBA SEBAGAI PENGENDALI HAMA NEMATODA, ULAT, JAMUR DAN BAKTERI)

nimba 2 Salam pertanian! Biji dan daun nimba mengandung bahan aktif azadirachtin, salanin, nimbinen dan meliantriol. Pestisida nabati yang dihasilkan dari daun nimba sangat efektif untuk mengendalikan hama ulat, hama penghisap dan nematoda puru akar. Selain itu nimba juga berfungsi untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh jamur fusarium dan sclerotium serta bakteri.

Tehnik cara pembuatan pestisida nabati dari biji nimba adalah sebagai berikut:

  1. Tumbuk sampai halus 200-300 gr biji nimba
  2. Rendam dalam 10 lt air selama semalam
  3. Saring larutan tersebut dengan kain
  4. Larutan siap disemprotkan ke tanaman

Tehnik cara pembuatan pestisida nabati dari daun nimba adalah sebagai berikut:

  1. Tumbuk halus 1 kg daun nimba kering/ daun nimba segar
  2. Rendam hasil tumbukan tersebut selama semalam
  3. Saring dengan kain larutan tersebut
  4. Larutan siap disemprotkan

Serbuk daun dan biji nimba kering juga sangat efektif digunakan untuk mengendalikan nematoda puru akar pada tanaman tembakau. Cara penggunaannya adalah dengan cara menaburkan 15-30 gr serbuk daun nimba/ 5-10 gr serbuk biji nimba pada lubang tanam tembakau.

-by maspary-

Senin, 28 Juni 2010

BEBERAPA BAHAN PESTISIDA ORGANIK/ NABATI DAN CARA KERJANYA

tangan asem Salam pertanian. Kembali tentang pestisida nabati/ pestisida organik. Banyak sekali limbah organik/ bahan-bahan organik disekitar kita yang dapat kita manfaatkan sebagai pestisida nabati. Dibawah ini sedikit paparan tentang bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida organik/ nabati, kandungan racunnya dan organisme pengganggu tanaman yang dapat dikendalikan oleh tanaman tersebut:

Berikut contoh pembuatan pestisida organik/ nabati untuk menghilangkan hama kutu dan ulat pada tanaman :

Bahan:

  • Tembakau 100gr
  • Kenikir 100gr
  • Pandan 100gr
  • Kemangi 100gr
  • Cabe rawit 100gr
  • Kunyit 100 gr
  • Bawang Putih 100gr
  • Aquadestilata 1 lt
  • Decomposer (mikro organisme pengurai) 1-2 cc
  • Gula pasir 2 sendok makan.

Cara Pembuatan :

  • Semua bahan di blender dan di tambah 1lt air suling
  • Masukkan ke dalam botol yang steril
  • Tambahkan gula pasir 2 sdm
  • Tambahkan Decomposer 1-2 cc
  • Tutup dan biarkan 1 minggu supaya terjadi fermentasi
  • Kemudian di saring.
  • Siap dipergunakan

Pengaplikasian /dosis pemakaian:

  • 60 cc untuk 1 lt air
  • Disemprotkan ke tanaman yang terkena hama pada daun dan batangnya
  • 1 minggu 1 kali
  • Pencairan 1lt harus habis 1kali pemakaian.

-by maspary-

Minggu, 27 Juni 2010

MENGATASI PENYAKIT TANAH ASEM-ASEMEN PADA PADI SAWAH

tanah sawah Salam pertanian. Pengetahuan penyakit dan hama bagi petani padi pada umumnya masih rancu, mereka belum terbiasa membedakan antara hama dan penyakit. Penyakit pada tanaman padi bisa ditimbulkan oleh beberapa sebab diantaranya adalah oleh jamur, virus, bakteri dan keadaan tanah. Untuk yang disebutkan terakhir ini bagi petani masih menjadi PR masalah yang belum terselesaikan dan perlu segera diketahui solusi penyelesaian masalah tersebut.

Fenomena penyakit tanah asem-asemen pada padi sawah biasa terjadi hampir tiap tahun. Penyakit ini akan menyerang tanaman padi saat musim tanam II, yaitu sekitar bulan Maret-April. Tanaman padi yang terkena asem-asemen akan menunjukkan gejala yang spesifik yaitu tanaman padi yang telah ditanam tidak akan mau tumbuh bahkan terlihat kuning dan akan mati. Jika tanaman padi muda tersebut di pupuk menggunakan urea gejala akan semakin terlihat parah. Penyakit ini biasanya akan diperparah oleh serangan hama (penggerek batang) sundep pada saat tanaman muda.

Beberapa informasi menyatakan bahwa penyakit asem-asemen pada padi sawah disebabkan oleh adanya proses perombakan sisa-sisa tanaman padi oleh mikro organisme yang belum selesai pada tanah tersebut. Pada proses tersebut akan menghasilkan panas pada tanah sawah tersebut. Selain itu pada proses perombakan tersebut akan menyebabkan menurunnya pH tanah sehingga tanah akan cenderung asam sehingga tanah tersebut dikatakan asem-asemen (berasal dari kata buah asem yang rasanya sangat masam)

Terlepas benar atau salah dugaan penyebab tanah asem-asemen tersebut akhirnya diluncurkan beberapa solusi penyelesaian masalah tersebut. Diantaranya adalah

  1. Dengan cara pemberian kapur pada tanah tersebut. Dengen pemberian kapur diharapkan tanah akan didongkrak ph-nya sehingga akan sesuai dengan kondisi yang diharapkan tanaman padi untuk pertumbuhannya.
  2. Menunda waktu tanam. Dengan penundaan waktu tanam diharapkan proses perombakan sisa-sisa tanaman padi oleh mikro organisme akan terseselaikan terlebih dahulu. Namun solusi ini akan menghambat ketepatan waktu tanam.
  3. Pemberian Za pada tanah tersebut. Solusi Ini hanyalah merupakan pengalaman petani saja, secara teori dengan pemberian Za justru akan membuat tanah semakin asam.

Dari ketiga cara penyelesaian masalah yang disajikan tersebut belum ada solusi yang dapat menjamin terselesaikannya masalah tersebut 100%. Dari hasil uji coba dilapangan oleh petani pemberian kapur dan pemberian Za akan menyelesaiakan masalah namun bersifat kadang-kadang. Maksudnya kadang berhasil dan terkadang tidak berhasil.

Oleh karena beberapa hal diatas maka masih perlu diadakan kajian dan penelitian lebih lanjut tentang cara mengatasi permasalan tanah asem-asemen diatas. Mungkin dari para pembaca blog gerbang pertanian ada yang mempunyai solusi dan pengalaman penyelesaian masalah tersebut kami harapkan bisa membantu memberikan informasinya lewat kolom komentar. Tentunya solusi tersebut sangat ditunggu dan diharapkan oleh ribuan petani padi di Indonesia. Inilah PR bagi kita yang sangat bermanfaat bagi petani .

-maspary-

Sabtu, 26 Juni 2010

CARA KERJA DAN PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK/ NABATI

pest nabati Salam pertanian! Petani selama ini tergantung pada penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Saya yakin banyak petani yang enggan menggunakan pestisida organik. Selain tidak praktis tapi juga daya kerjanya yang sangat lamban jika dibanding dengan pestisida kimia. Tapi kenapa para pakar pertanian termasuk pemerintah selalu menganjurkan petani agar menggunakan pestisida organik. Dianjurkannya menggunakan pestisida organik tersebut dikarenakan beberapa kelemahan-kelemahan yang ada pada pestisida kimia. Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain:

  1. Hama menjadi kebal (resisten)
  2. Peledakan hama sekunder (resurjensi)
  3. Timbulnya hama baru
  4. Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen
  5. Terbunuhnya musuh alami
  6. Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia
  7. Kecelakaan bagi pengguna
  8. Timbulnya gangguan kesehatan bagi manusia
Kira-kira sudah berapa lama petani menggunakan pestisida kimia ini? Jadi bisa dibayangkan sendiri akibatnya bagi tanah pertanian di Indonesia.

Pestisida Organik memiliki beberapa fungsi, antara lain:

  1. Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
  2. Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot.
  3. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
  4. Menghambat reproduksi serangga betina
  5. Racun syaraf
  6. Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga
  7. Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
  8. Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri (patogen)
  9. Menghambat pergantian kulit serangga
  10. Mengganggu komunikasi serangga
  11. Memblokir kemampuan makan serangga

Bahan dan Cara Umum Pengolahan Pestisida Organik

  • Bahan mentah berbentuk tepung (nimbi, kunyit, dll)
  • Ekstrak tanaman/resin dengan mengambil cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman tertentu
  • Bagian tanaman dibakar untuk diambil abunya dan dipakai sebagai insektisida (serai, tembelekan/Lantana camara)

Contoh beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida Organik :

MIMBA (Azadirachta indica)


Bahan Pestisida Organik ini mengandung senyawa aktif azadirachtin, meliantriol, dan salanin. Berbentuk tepung dari daun atau cairan minyak dari biji/buah. Efektif mencegah makan (antifeedant) bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan bersifat sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat mengganggu produksi hormone dan pertumbuhan serangga.

Mimba mempunyai spectrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak (200 spesies) antara lainL belalang, thrips, ulat, kupu-kupu putih, dll. Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat daun dan bercak daun. Dan mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew). Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada dun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah.

AKAR TUBA (Deris eliptica)


Senyawa yang telah ditemukan antara lain adalah retenon. Retenon dapat diekstrak menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 � 4 % resin rotenone, dibuat menjadi konsentrat air. Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat (insektisida) dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga berhenti makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah terkenal rotenone. Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang. Rotenon adalah racun kontak (tidak sistemik) berpspektrum luas dan sebagai racun perut. Rotenon dapat digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska), insektisida (untuk serangga) dan akarisida (tungau).

TEMBAKAU


Tembakau sebagai Pestisida Organik karena senyawa yang dikandung adalah nikotin. Ternyata nikotin ini tidak hanya racun untuk manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk racun serangga Daun tembakau kering mengandung 2 � 8 % nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf yang bereaksi cepat. Nikotin berperan sebagai racun kontak bagi serangga seperti: ulat perusak daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida).

-BY MASPARY-

Jumat, 25 Juni 2010

CARA SEDERHANA MEMBUAT NATA DE COCO

nata decoco Salam pertanian. Tanaman kelapa, tanaman yang serba guna. Hampir semua bagian dari tanaman kelapa dapat dimanfaatkan oleh manusia. Batang kelapa dapat dimanfaatkan untuk kayu bangunan. Bunga kelapa jika dipotong di tanamannya akan menghasilkan cairan bahan dasar gula merah. Kelapanya sangat bermanfaat sebagai bahan masakan. Air kelapanya bisa dimanfaatkan untuk membuat nata de coco. Ingin tahu cara pembuatan nata de coco?

Ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Saring air kelapa dengan menggunakan kain saring lalu didihkan dan dinginkan.
  2. Campurkan gula pasir (100 g/l air kelapa), asam cuka 20 ml/l air kelapa dan bibit Acetobacter xylinum (170 ml) ke dalam air kelapa di dalam panci pencampur, lalu diaduk sampai merata. Campuran tersebut mempunyai
    keasaman (pH) 3-4.
  3. Masukkan campuran tersebut ke alam stoples dengan tinggi campuran 4-5 cm, lalu ditutup dengan kain aring. Letakkan stoples di tempat yang bersih dan aman.
  4. Setelah 15-20 hari berlangsungnya proses fermentasi terbentuklah lapisan nata di permukaan cairan dengan ketebalan 1-2 cm. Lapisan nata dengan berat + 200 g. Cairan dibawah nata merupakan cairan bibit yang dapat digunakan untuk pembuatan nata selanjutnya.


Tata cara Pemanenan:

  1. Lapisan nata diangkat secara hati-hati dengan menggunakan garpu atau penjepit yang bersih supaya cairan di
    bawah lapisan tidak tercemar. Cairan di bawah nata dapat digunakan sebagai cairan bibit pada pengolahan berikutnya.
  2. Buang selaput yang menempel pada bagian bawah nata, dicuci lalu dipotong dalam bentuk kubus dengan ukuran 1,5 x 1,5 x 1,5 cm dan dicuci. Tuang dan rendam potongan nata de coco dalam ember plastik selama 3 hari dan setiap hari air rendaman diganti. Sesudah itu, nata direbus sampai mendidih bersuhu 11 0C selama selama 10-20 menit. Tujuan perendaman dan perebusan untuk meng-hilangkan rasa asam.
  3. Nata dimasukkan dalam sirup lalu didihkan pada suhu 100 0C + 15 menit, sesudah itu bila perlu dapat ditambahkan essense panili atau pewangi lainnya dan garam secukupnya, lalu dibiarkan selama 1 malam. Buat sirup nata dengan perbandingan untuk 3 kg produk nata potongan, diperlukan 2 kg gula dan 4,5 l air. Mula-mula gula dituangkan ke dalam air, panaskan sampai larut dan lalu saring.
  4. Selanjutnya nata dikemas dalam kantong plastik atau botol selai dengan perbandingan antara padatan
    dan cairan 3:1, botol ditutup rapat, kemudian direbus dalam air mendidih selama 30 menit. Angkat dan dinginkan di udara dengan tutup terletak pada bagian bawah, slanjutnya botol diberi label dan siap untuk dipasarkan.

Pembuatan bibit nata

  1. Buah nenas dikupas, dicuci sehingga dihasilkan daging nenas. Daging nenas dipotong kecil-kecil, dihancurkan, dan diambil ampasnya.
  2. Ampas nenas dicampur dengan gula pasir dan air masak dengan perbandingan 6:1:3 sampai merata.
  3. Masukkan campuran tersebut dalam stoples bersih dan tutup dalam kain saring. Diamkan selama 2-3 minggu.
  4. Biarkan tanpa diganggu selama 2-3 minggu hingga terbentuk lapisan putih atau bibit Acetobacter xylinum.

-by maspary-

Kamis, 24 Juni 2010

POLA TANAM DI INDONESIA

pola tanam Salam pertanian! Pertanian di Indonesia terdapat beberapa pola tanam. Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan.

Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan di Indonesia adalah sebagai berikut:

  1. Tumpang sari (intercropping), melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
  2. Tumpang gilir (Multiple Cropping), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kacang tanah, ubi kayu.
  3. Tanaman Bersisipan (Relay Cropping): pola tanam dengan cara menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
  4. Tanaman Campuran (Mixed Cropping): penanaman terdiri atas beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.

Saya kira sampai disini dulu pembahasan tentang pola tanam di Indonesia semoga bisa memberi manfaat bagi anda walaupun postingan kali sangat � sangat sedikit. Dan bagi pembaca yang ingin mengoreksi, mengurangi ataupun menambahi silakan tinggalkan pesan pada kolom komentar.

-by maspary-

Rabu, 23 Juni 2010

PESTISIDA NABATI / ORGANIK (DAUN TEMBAKAU MENGENDALIKAN HAMA PENGHISAP)

DAUN TEMBAKAU Salam pertanian! Anda seorang perokok? pasti sudah tidak asing lagi dengan tembakau. Daun tembakau mengandung bahan aktif nikotin. Pestisida nabati yang dihasilkan dari daun tembakau efektif untuk mengendalikan hama penghisap pada tanaman. Adapun cara pembuatan pestisida nabati dari daun tembakau adalah sebagai berikut:

  1. Rajang/ haluskan 250 gr daun tembakau
  2. Rendam dalam 8 liter air selama semalam
  3. Saring larutan tersebut
  4. Tambahkan 2 sendok makan detergen dalam larutan tersebut
  5. Larutan siap digunakan dan disemprotkan ketanaman yang terserang hama penghisap tersebut.

Mudah bukan? selamat mencoba dan semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi anda.

-by maspary-

Selasa, 22 Juni 2010

MEMBUAT PENGEMPOS TIKUS DENGAN KOMPOR BERBAHAN BAKAR LPG

kompor tikus lpg Salam pertanian. Sampai saat ini pengendalian hama tikus masih selalu dilakukan oleh para petani karena hama tikus masih menjadi hama utama tanaman padi. Salah satu cara pengendalian yang menjadi andalan petani untuk mengendalikan hama tikus adalah dengan mengempos sarang-sarang tikus menggunakan pengempos tikus. Cara pengendalian ini selain mudah, praktis juga bisa membersihkan tikus dari sarangnya. Selain itu pengendalian dengan pengemposan juga membuahkan hasil yang maksimal.

Namun pengendalian hama tikus dengan cara pengemposan bukan berarti tanpa kendala. Harga minyak tanah yang melambung menjadi hambatan dalam pengendalian dengan cara ini. Biasanya dalam satu liter minyak tanah akan bisa digunakan untuk mengempos selama 1-2 jam pengemposan tanpa henti (sesuai dengan besar kecilnya kompor dan apinya). Jika masih menggunakan bahan bakar minyak tanah pasti akan membengkakkan biaya pengendalian ini.

Solusi mahalnya biaya pengendalian hama tikus dengan cara pengemposan bisa diatasi dengan cara menggunakan kompor pengempos tikus yang berbahan bakar LPG. Namun sampai saat ini belum ada yang menjual kompor pengempos tikus dengan bahan bakar LPG. Sebetulnya kompor ini sangat mudah di buat dengan bahan-bahan yang sederhana dan harga murah. Berikut salah satu cara pembuatan kompor pengempos tikus dengan kompor berbahan bakar LPG:

Alat dan Bahan:

  1. 1 buah Kompor LPG untuk mie ayam
  2. 10 cm Pipa besi berdiameter 2 inci
  3. 1 buah Regulator LPG yang bisa diatur besarnya
  4. 2 m Selang kompor gas LPG
  5. 1 buah tabung dan gas LPG

Cara Pembuatan:

  1. Ambil topi kompor LPG untuk mie ayam
  2. Masukkan pipa besi dengan diameter sesuai dengan diameter kompor dengan panjang 10 cm ke ujung kompor tadi
  3. Las bagian yang bersentuhan antara pipa dan kompor
  4. Beri lubang beberapa buah pada pipa tersebut
  5. Sambungkan Kompor dengan regulator menggunakan selang
  6. Pasang regulator pada tabung gas LPG
  7. Kompor siap digunakan

Dalam pembuatan kompor ini memang masih jauh dari sempurna dan masih banyak perubahan/ modifikasi yang perlu dilakukan agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Salah satu contoh gambar Kompor modifikasi yang telah penulis pakai adalah seperti yang penulis letakkan diawal postingan. Gambar regulator dan komponen kompor komplit saya letakkan di akhir postingan. Silahkan diperhatikan dan dicermati. Selamat mencoba.

regulator lpg kompor komplit kompor komplit 2

-by maspary-

Senin, 21 Juni 2010

BELAJAR MEMBUDIDAYAKAN JAGUNG

TANAMAN JAGUNG Salam pertanian! Tanaman jagung ( Zea mays ) sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Di Indonesia, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin meningkat penggunaannya. Tanaman jagung banyak sekali gunanya, sebab hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan.

Buah jagung muda (putren, Jw) bisa dimanfaatkan sebagai sayuran, bergedel, bakwan, sambel goreng. Jagung tua biasa digunakan sebagai pengganti nasi, marning, brondong, roti jagung, tepung, bihun, bahan campuran kopi bubuk, biskuit, kue kering, pakan ternak, bahan baku industri bir, industri farmasi, dextrin, perekat, industri textil.

Iklim

Iklim yang dikehendaki oleh tanaman jagung adalah daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40 derajat LS.

Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau.

Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.

Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 derajat C, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27 derajat C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.

Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.

Tanah

Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.

Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari gunung berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat (grumosol) masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat (latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya.

Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah pH antara 5,6-7,5.

Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik.

Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapat ditanami jagung, karena disana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

Pembibitan

Persyaratan Benih

Benih yang akan digunakan sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, tidak tercampur benih/varietas lain, tidak mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan penyakit). Benih yang demikian dapat diperoleh bila menggunakan benih bersertifikat. Pada umumnya benih yang dibutuhkan sangat bergantung pada kesehatan benih, kemurnian benih dan daya tumbuh benih.

Penggunaan benih jagung hibrida biasanya akan menghasilkan produksi yang lebih tinggi. Tetapi harga benihnya yang lebih mahal dan hanya dapat digunakan 1 kali turunan dan tersedia dalam jumlah terbatas. Beberapa varietas jagung hibrida untuk dipilih sebagai benih adalah: BISI-1, BISI-2, BISI-16, P1-P22, C-3, Semar 1 dan Semar 2 (semuanya jenis Hibrida).

Penyiapan Benih

Benih dapat diperoleh dari penanaman sendiri yang dipilih dari beberapa tanaman jagung yang sehat pertumbuhannya. Dari tanaman terpilih, diambil yang tongkolnya besar, barisan biji lurus dan penuh tertutup rapat oleh klobot, dan tidak terserang oleh hama penyakit. Tongkol dipetik pada saat lewat fase matang fisiologi dengan ciri: biji sudah mengeras dan sebagian besar daun menguning. Tongkol dikupas dan dikeringkan hingga kering betul. Apabila benih akan disimpan dalam jangka lama, setelah dikeringkan tongkol dibungkus dan disimpan dan disimpan di tempat kering. Dari tongkol yang sudah kering, diambil biji bagian tengah sebagai benih. Biji yang terdapat di bagian ujung dan pangkal tidak digunakan sebagai benih. Daya tumbuh benih harus lebih dari 90%, jika kurang dari itu sebaiknya benih diganti. Benih yang dibutuhkan adalah sebanyak 20-30 kg/ha.

Pengolahan Media Tanam

Persiapan

Dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah yang akan ditanami (calon tempat barisan tanaman) dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Tanah yang keras memerlukan pengolahan yang lebih banyak. Pertama-tama tanah dicangkul/dibajak lalu dihaluskan dan diratakan.

Pembukaan Lahan

Pengolahan lahan diawali dengan membersihkan lahan dari sisa sisa tanaman sebelumnya. Bila perlu sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dilanjutkan dengan pencangkulan dan pengolahan tanah dengan bajak.

Pembentukan Bedengan

Setelah tanah diolah, setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.

Teknik Penanaman

Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam dibuat dengan alat tugal. Kedalaman lubang perlu di perhatikan agar benih tidak terhambat pertumbuhannya. Kedalaman lubang tanam antara: 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih.

Jarak tanam jagung disesuaikan dengan jenis bibit yang akan ditanam. Biasanya jagung ditanam dengan jarak tanam 20 cm X 100 cm ( satu biji / lubang) atau dengan jarak tanam 40 cm X 80 cm (dua biji/ lubang).

Cara Penanaman

Tanaman ini tidak dapat tumbuh dengan baik pada saat air kurang atau saat air berlebihan. Pada waktu musim penghujan atau waktu musim hujan hampir berakhir, benih jagung ini dapat ditanam. Tetapi air hendaknya cukup tersedia selama pertumbuhan tanaman jagung. Pada saat penanaman sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering, perlu diairi dahulu, kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan turun.


Di lahan sawah irigasi, jagung biasanya ditanam pada musim kemarau. Di sawah tadah hujan, ditanam pada akhir musim hujan. Di lahan kering ditanam pada awal musim hujan dan akhir musim hujan.

Pemeliharaan

Penjarangan dan Penyulaman

Kadangkala ketika menaman benih kita kurang teliti sehingga ada yang lebih dan kadang ada yang kurang. Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang sesuai dengan yang dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman, sedangkan yang dikehendaki hanya 2 atau 1, maka tanaman tersebut harus dikurangi. Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh.

Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati. Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman. Penyulaman hendaknya menggunakan benih dari jenis yang sama. Waktu penyulaman paling lambat dua minggu setelah tanam.

Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu (gulma). Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan sebagainya. Yang penting dalam penyiangan ini tidak mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah. Hal ini biasanya dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.

Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan bertujuan untuk memperkokoh posisi batang, sehingga tanaman tidak mudah rebah. Selain itu juga untuk menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Caranya, tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang. Untuk efisiensi tenaga biasanya pembubunan dilakukan bersama dengan penyiangan kedua yaitu setelah tanaman berumur 1 bulan.

Pemupukan

Apabila tanah yang akan ditanami tidak menjamin ketersediaan hara yang cukup maka harus dilakukan pemupukan. Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman sangat bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap. Anjuran dosis rata-rata adalah: Urea=200 kg/ha dan NPK=300 kg/ha Adapun cara dan dosis pemupukan untuk setiap hektar:

Pemupukan dasar: 1/3 bagian pupuk Urea dan 1/2 bagian pupuk NPK diberikan saat tanam, di tugal kiri dan kanan lubang tanam sedalam 5 cm lalu ditutup tanah;

Susulan I: 1/3 bagian pupuk Urea ditambah 1/2 bagian pupuk NPK diberikan setelah tanaman berumur 30 hari, ditugal kiri dan kanan lubang tanam sedalam 10 cm lalu di tutup tanah;

Susulan II: 1/3 bagian pupuk Urea diberikan saat tanaman berumur 45 hari.

Pengairan dan Penyiraman

Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab. Pengairan berikutnya diberikan secukupnya dengan tujuan menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

Pengendalian Organisme Pengganggu

Penggunaan pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya hama yang dapat membahayakan proses produksi jagung. Adapun pestisida yang digunakan yaitu pestisida yang dipakai untuk mengendalikan ulat. Pelaksanaan penyemprotan hendaknya memperlihatkan kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang menyerang, sehingga perlakuan ini akan lebih efisien.

Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuning-kuningan; di sekitar bekas gigitan atau bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan dab bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman akan sangat membantu memutus siklus hidup lalat bibit, terutama setelah selesai panen jagung; (2) tanaman yang terserang lalat bibit harus segera dicabut dan dimusnahkan, agar hama tidak menyebar; (3) kebersihan di sekitar areal penanaman hendaklah dijaga dan selalu diperhatikan terutama terhadap tanaman inang yang sekaligus sebagai gulma; (4) pengendalian secara kimiawi insektisida yang dapat digunakan antara lain: Furadan, regent, marshal dll.

Ulat pemotong
Gejala: tanaman jagung yang terserang biasanya terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah yang ditandai dengan adanya bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman jagung yang masih muda itu roboh di atas tanah. Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis sp. (A. ipsilon); Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera). Pengendalian: (1) bertanam secara serentak pada areal yang luas, bisa juga dilakukan pergiliran tanaman; (2) dengan mencari dan membunuh ulat-ulat tersebut yang biasanya terdapat di dalam tanah; (3) sebelum lahan ditanami jagung, disemprot terlebih dahulu dengan insektisida Larvin, virtako.

Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab: cendawan Peronosclero spora maydis dan P. spora javanica serta P. spora philippinensis. yang akan merajalela pada suhu udara 27 derajat C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala: (1) pada tanaman berumur 2-3 minggu, daun runcing dan kecil, kaku dan pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) pada tanaman berumur 3-5 minggu, tanaman yang terserang mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dan perubahan warna ini dimulai dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman dilakukan menjelang atau awal musim penghujan; (2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas unggul; (3) dilakukan pencabutan tanaman yang terserang, kemudian dimusnahkan. (4) aplikasi benihdengan saromil

Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman hendaknya selalu dilakukan guna menekan meluasnya cendawan; (2) mekanis dengan mengatur kelembaban lahan agar kondisi lahan tidak lembab; (3) kimiawi dengan pestisida antara lain: Daconil 75 WP, Dithane.

Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan Puccinia polypora Underw. Gejala: pada tanaman dewasa yaitu pada daun yang sudah tua terdapat titik-titik noda yang berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk yang berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini kemudian berkembang dan memanjang, kemudian akhirnya karat dapat berubah menjadi bermacam-macam bentuk. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban pada areal tanam; (2) menanam varietas unggul atau varietas yang tahan terhadap penyakit; (3) melakukan sanitasi pada areal pertanaman jagung; (4) kimiawi menggunakan pestisida seperti pada penyakit bulai dan bercak daun.

Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: pada tongkol ditandai dengan masuknya cendawan ini ke dalam biji sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus terdesak hingga pembungkus rusak dan kelenjar keluar dari pembungkus dan spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban areal pertanaman jagung dengan cara pengeringan dan irigasi; (2) memotong bagian tanaman kemudian dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur dengan fungisida secara merata hingga semua permukaan benih terkena.

Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas unggul, dilakukan pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2) penyemprotan dengan fungisida setelah ditemukan gejala serangan.

Panen


Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua/matang fisiologis, tergantung dari tujuan panen. Seperti pada tanaman padi, tingkat kemasakan buah jagung juga dapat dibedakan dalam 4 tingkat: masak susu, masak lunak, masak tua dan masak kering/masak mati.

Ciri dan Umur Panen

Ciri jagung yang siap dipanen adalah:
a) Umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam.
b) Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga.
c) Biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas.

Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh. Saat itu diameter tongkol baru mencapai 1-2 cm. Jagung untuk direbus dan dibakar, dipanen ketika matang susu. Tanda-tandanya kelobot masih berwarna hijau, dan bila biji dipijit tidak terlalu keras serta akan mengeluarkan cairan putih. Jagung untuk makanan pokok (beras jagung), pakan ternak, benih, tepung dan berbagai keperluan lainnya dipanen jika sudah matang fisiologis. Tanda-tandanya: sebagian besar daun dan kelobot telah menguning. Apabila bijinya dilepaskan akan ada warna coklat kehitaman pada tangkainya (tempat menempelnya biji pada tongkol). Bila biji dipijit dengan kuku, tidak meninggalkan bekas.

Cara Panen

Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara memutar tongkol berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung. Pada lahan yang luas dan rata sangat cocok bila menggunakan alat mesin pemetikan.

Periode Panen

Pemetikan jagung pada waktu yang kurang tepat, kurang masak dapat menyebabkan penurunan kualitas, butir jagung menjadi keriput bahkan setelah pengeringan akan pecah, terutama bila dipipil dengan alat. Jagung untuk keperluan sayur, dapat dipetik 15 sampai dengan 21 hari setelah tanaman berbunga. Pemetikan jagung untuk dikonsumsi sebagai jagung rebus, tidak harus menunggu sampai biji masak, tetapi dapat dilakukan � 4 minggu setelah tanaman berbunga atau dapat mengambil waktu panen antara umur panen jagung sayur dan umur panen jagung masak mati.

Prakiraan Produksi

Produksi jagung di suatu negara sering mengalami pasang surut. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat perubahan areal penanaman jagung. Namun demikian dengan ditemukannya varietas-varietas unggul sebagai imbangan berkurangnya lahan, maka totalitas produksi tidak akan terlalu berubah. Irigasi dan pemupukan sangat penting untuk mendapatkan produksi yang baik. Walaupun potensi hasil cukup tinggi, cara untuk mendapatkan produksi pada tingkat optimal yang dilakukan oleh petani, baru memberikan hasil 17 ton/ha.

Pascapanen


Setelah jagung dipetik biasanya dilakukan proses lanjutan yang merupakan serangkaian pekerjaan yang berkaitan dan akhirnya produk siap disimpan atau dipasarkan.

Pengupasan

Jagung dikupas pada saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai. Pengupasan ini dilakukan untuk menjaga agar kadar air di dalam tongkol dapat diturunkan dan kelembaban di sekitar biji tidak menimbulkan kerusakan biji atau mengakibatkan tumbuhnya cendawan. Pengupasan dapat memudahkan atau memperingan pengangkutan selama proses pengeringan. Untuk jagung masak mati sebagai bahan makanan, begitu selesai dipanen, kelobot segera dikupas.

Pengeringan

Pengeringan jagung dapat dilakukan secara alami atau buatan. Secara tradisional jagung dijemur di bawah sinar matahari sehingga kadar air berkisar 9-11 %. Biasanya penjemuran memakan waktu sekitar 7-8 hari. Penjemuran dapat dilakukan di lantai, dengan alas anyaman bambu atau dengan cara diikat dan digantung.

Secara buatan dapat dilakukan dengan mesin pengering untuk menghemat tenaga manusia, terutama pada musim hujan. Terdapat berbagai cara pengeringan buatan, tetapi prinsipnya sama yaitu untuk mengurangi kadar air di dalam biji dengan panas pengeringan sekitar 38-43 derajat C, sehingga kadar air turun menjadi 12-13 %. Mesin pengering dapat digunakan setiap saat dan dapat dilakukan pengaturan suhu sesuai dengan kadar air biji jagung yang diinginkan.

Pemipilan

Setelah dijemur sampai kering jagung dipipil. Pemipilan dapat menggunakan tangan atau alat pemipil jagung bila jumlah produksi cukup besar. Pada dasarnya "memipil" jagung hampir sama dengan proses perontokan gabah, yaitu memisahkan biji-biji dari tempat pelekatan. Jagung melekat pada tongkolnya, maka antara biji dan tongkol perlu dipisahkan.

Penyortiran dan Penggolongan

Setelah jagung terlepas dari tongkol, biji-biji jagung harus dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki, sehinggga tidak menurunkan kualitas jagung. Yang perlu dipisahkan dan dibuang antara lain sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, kotoran selama petik ataupun pada waktu pengumpilan. Tindakan ini sangat bermanfaat untuk menghindari atau menekan serangan jamur dan hama selama dalam penyimpanan. Disamping itu juga dapat memperbaiki peredaran udara.

Untuk pemisahan biji yang akan digunakan sebagai benih terutama untuk penanaman dengan mesin penanam, biasanya membutuhkan keseragaman bentuk dan ukuran buntirnya. Maka pemisahan ini sangat penting untuk menambah efisiensi penanaman dengan mesin. Ada berbagai cara membersihkan atau memisahan jagung dari campuran kotoran. Tetapi pemisahan dengan cara ditampi seperti pada proses pembersihan padi, akan mendapatkan hasil yang baik.

Saya kira itu dulu postingan kali ini semoga bermanfaat dan selamat mencoba budidaya jagung

-by maspary-

Minggu, 20 Juni 2010

PESTISIDA NABATI / ORGANIK (DAUN SIRSAK MENGENDALIKAN HAMA TRIPS, WERENG COKLAT, BELALANG DAN ULAT)

DAUN SIRSAK Salam pertanian! Daun sirsak mengandung bahan aktif annonain dan resin. Pestisida nabati daun sirsak efektif mengendalikan hama trips. Jika ditambahkan daun tembakau daun sirsak akan efektif mengendalikan hama belalang dan ulat. Sedangkan jika ditambahkan jeringau dan bawang putih akan efektif mengendalikan hama wereng coklat.

Rimpang jeringau mengandung bahan aktif arosone, kalomenol, kalomen, kalameone, metil eugenol yang jika dikombinasi dengan bahan aktif daun sirsak akan efektif mengendalikan hama wereng. Sedangkan tembakau mengandung bahan aktif nikotin yang jika dikombinasi dengan bahan aktif yang terkandung dalam daun sirsak akan efektf mengendalikan hama ulat dan belalang.

Cara pembuatan pestisida nabati daun sirsak sebagai pengendali hama trips:

  1. Tumbuk 100 lembar daun sirsak
  2. Rendam dalam 5 liter air dan tambahkan 15 gr detergen
  3. Diamkan sehari semalam
  4. Saring larutan tersebut dengan kain
  5. Encerkan setiap liter larutan dalam 10 liter air
  6. Larutan semprot siap digunakan

Cara pembuatan pestisida nabati daun sirsak + jeringau + bawang putih untuk mengendalikan hama wereng coklat:

  1. Tumbuk halus segenggam daun sirsak, segenggam jeringau dan 20 siung bawang putih
  2. Rendam bahan-bahan tersebut dengan 20 liter air yang telah ditambahkan 20 gr detergen selama 2 hari.
  3. Saring larutan tersebut dengan kain
  4. Larutan tersebut siap digunakan

Cara pembuatan pestisida nabati daun sirsak + daun tembakau untuk mengendalikan hama belalang dan ulat:

  1. 50 lembar daun sirsak dan segenggam daun tembakau ditumbuk sampai halus
  2. Rendam bahan�bahan tersebut dalam 20 lt air yang telah diberi 20 gr detergen selama semalam
  3. Saring larutan tersebut dengan kain
  4. Larutan siap digunakan dan disemprotkan ke tanaman

-by maspary-

Sabtu, 19 Juni 2010

DOWNLOAD FORM KONTRAK KERJA THL-TBPP 2007 (ANGKATAN I) DAN PETUNJUK PENGISIANNYA UNTUK MASA KERJA TAHUN 2010


Salam Pertanian ! Pasti kabar perpanjangan kontrak kerja rekan-rekan THL-TBPP angkatan 2007 sudah lama dinanti-nantikan. Silahkan download file kontrak kerja THL-TBPP angkatan 2007 dan petunjuk pengisiannya untuk masa kerja tahun 2010.


PENGUMUMAN
Nomor : 327/PU.210/J.4/06/2010

TENAGA HARIAN LEPAS-TENAGA BANTU (THL-TB) PENYULUH PERTANIAN DALAM RANGKA INFORMASI PERKEMBANGAN THL-TB PENYULUH PERTANIAN ANGKATAN I TAHUN 2010 :

Sumber: www.deptan go.id

Semoga file-file tersebut bermanfaat bagi rekan-rekan THL-TBPP.

-by maspary-

THL-TBPP AKAN DI CPNS KAN (BUKAN ANGIN SURGA)


Salam pertanian! Ada info yang sangat menyejukkan jiwa kita selaku THL Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian. Disaat kita sangat merindukan kabar keberlanjutan angkatan I tiba - tiba kita mendapatkan informasi tentang akan diangkatnya kita (THL-TBPP) menjadi CPNS. Hal itu sangatlah menjadi harapan setiap personil THL-TBPP. Smoga kabar tersebut bukanlah hanya sekedar angin surga belaka yang ditiupkan oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Pertanian, Ato Suprapto.

Berita selengkapnya adalah sebagai berikut:

Kabar baik datang untuk 24.608 Tenaga Harian Lepas (THL) pertanian. Pemerintah dan DPR akhirnya memutuskan para penyuluh pertanian kontrak tersebut diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

''Pengangkatannya secara bertahap sesuai formasi yang diberikan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara setiap tahunnya,'' ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Pertanian, Ato Suprapto, di Jakarta, Kamis (17/6).

Ato menerangkan, saat ini ada 24.608 THL yang menunggu nasib masa depan mereka setelah masa kontraknya berakhir. Para THL tersebut dikontrak selama tiga tahun sejak 2007 lalu oleh Menteri Pertanian, Anton Apriyantono. Sebanyak 5.495 THL angkatan pertama yang dikontrak sudah habis masa kontraknya pada akhir 2009.

Sedangkan 9.466 THL angkatan kedua dan 9.591 THL angkatan ketiga akan berakhir masa kontrak mereka berturut-turut pada akhir tahun ini dan akhir tahun 2011 mendatang. Ato menjelaskan, selama menunggu proses CPNS, para THL angkatan pertama akan menerima kontrak baru terhitung bulan Juni 2010. ''Jadi kontraknya nanti hanya tujuh bulan dari Juni sampai Desember,'' ungkapnya.

Adapun untuk perbaharuan kontrak THL angkatan kedua dan ketiga, kata Ato, anggarannya sudah tersedia dan tinggal penandatanganan ulang. Dikatakan, proses keputusan mengangkat THL menjadi CPNS sebenarnya sudah berlangsung lama. Namun pembahasan yang alot di Komisi IV, Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Badan Anggaran DPR, memang memerlukan waktu yang cukup sehingga bisa dihasilkan keputusan yang baik. ''Masalahnya ini menyangkut anggaran dan kuota CPNS setiap tahunnya,'' ujarnya.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--

-by maspary-

Jumat, 18 Juni 2010

MEMBUAT KECAP DARI KEDELAI

kecap 4 Makan bakso tanpa kecap tidak sedap tentunya, apalagi sate jika tanpa kecap lebih tidak enak lagi. Begitu akrabnya yang namanya kecap di bibir kita namun tahukah anda dari apakah bahan pembuatan kecap itu? yach�. kedelai.

Secara umum, kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga. Jika anda ingin belajar membuat kecap silakan baca tulisan dibawah ini sampai selesai.

BAHAN:
1 kg kedelai putih atau hitam
3 gr ragi tempe
3 lbr daun salam
2 btg serai
3 Daun jeruk 1 lembar
4 cm lengkuas
1 sdt pokak
6 kg gula merah
1 ½ lt air untuk melarutkan gula merah
800 gr garam untuk 4 liter air

CARA MEMBUAT:

  1. Cuci kedelai dan rendam dalam 3 liter air selama satu malam. Kemudian rebus sampai kulit kedelai menjadi lunak. Tiriskan, dinginkan di tampah.
  2. Beri ragi tempe pada kedelai yang didinginkan. Aduk hingga rata dan simpan pada suhu ruang (25-30° Celcius) selama 3-5 hari.
  3. Setelah kedelai ditumbuhi jamur yang berwarna putih merata, tambahkan larutan garam. Tempatkan dalam suatu wadah dan biarkan selama 3-4 minggu pada suhu ruang. Batas maksimum proses penggaraman adalah dua bulan.
  4. Segera tuangkan air bersih, masak hingga mendidih lalu saring.
  5. Masukkan kembali hasil saringan, tambahkan gula merah dan bumbu-bumbu. Bumbu ini (kecuali daun salam, daun jeruk dan serai) digiling halus dulu dan campur hingga rata. Banyaknya pemakaian gula merah tergantung untuk kecap asin atau kecap manis (lihat: catatan).
  6. Setelah semua bumbu dicampurkan ke dalam hasil saringan, masak sambil terus diaduk-aduk. Perebusan dihentikan apabila sudah mendidih dan tidak berbentuk buih lagi.
  7. Setelah adonan tersebut masak, dinginkan dan saring dengan kain saring.
  8. Kecap siap untuk dikemas.

CATATAN:

  • Penambahan gula merah untuk kecap manis setiap 1 ltr hasil saringan membutuhkan 2 kg gula merah.
  • Penambahan gula merah untuk kecap asin setiap 1 ltr hasil saringan membutuhkan 2 -2 ons gula merah.
  • Pemberian ragi harus sesuai jumlahnya dengan banyaknya kedelai, agar tidak menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh.
  • Setelah direbus dan ditiriskan, kedelai harus didinginkan dengan sempurna. Bila tidak ragi yang ditebarkan di atasnya akan mati.
  • Bahan baku untuk pembuatan kecap, selain dari kacang kedelai dapat juga dari biji kecipir, dengan proses pembuatan yang sama.

    -by maspary-

  • PRODUKSI PADI ORGANIK VS PADI KIMIA

    padi organik Salam pertanian! Postingan kali ini hanya merupakan sekelumit perbandingan antara produksi padi organik dan produksi padi kimia. Ternyata jika dibudidayakan dengan tekun tanaman padi organik bisa berproduksi mengimbangi padi yang menggunakan pupuk kimia.

    Perbandingan ini diperoleh dari demplot yang dilakukan oleh PT. Dupont pada lahan milik Bp. Hamid Awaludin dengan alamat Dusun Congot, Desa Kaliori Kec Kalibagor Kab Banyumas Jawa Tengah.

    Benih yang digunakan pada demplot kali ini adalah padi Hibrida Varietas PP1. Umur tanam pada saat pesemaian berumur 18 Hss. Jarak tanam yang digunakan adal 25 X 25 cm dikombinasi dengan sistem jajar legowo. Keduanya non aplikasi pestisida.

    Pupuk yang digunakan pada lahan padi organik adalah menggunakan pupuk kandang dengan dosis 1 ton/ Ha selama 4 musim (2 tahun) berturut-turut. Sedangkan pupuk kimia yang digunakan adalah Urea 100 kg/ ha ditambah NPK Ponska 300 kg/ ha.

    Sebenarnya dalam demplot ini belum bisa kita tegorikan organik 100% karena masih ada aliran air dari sawah sebelah yang mengandung pupuk dan pestisida kimia. Namun demikian yang menjadi inti tulisan kali ini adalah bahwa ternyata setelah berjalan 2 tahun menggunakan sistem tanam organik sudah terasa hasilnya. Sekarang Bp. Hamid sudah tidak kebingungan lagi dengan harga urea yang mahal dan kelangkaan pupuk urea.

    Hasil ubinan yang dilakukan oleh PPL Kec Kalibagor menunjukkan padi organik bisa berproduksi 4,9 kg/ ubin (7,84 ton/ha), sedangkan padi kimia menunjukkan 5 kg/ ubin (8 ton/ ha). Yah memang lebih tinggi sedikit kimia jika dibanding dengan organik. Tetapi disini kami belum membandingkan secara kwalitas, dimana padi organik memiliki penampilan gabah yang lebih bersih dan mengkilap jika dibandingkan dengan padi kimia. Namun mohon maaf kami belum sampai mengukur rendemen dari masing-masing gabah tersebut.

    Inti dari tulisan ini adalah mari kita tingkatkan pengembangan pertanian organik karena dari hasil demplot tersebut menunjukkan adanya bukti harapan tentang berkembangnya pertanian organik di Indonesia. Pada petani tanaman padi yang selalu kekurangan urea terbukti walaupun tanpa urea ternyata tanaman padi mampu berproduksi lumayan bagus. Jadi mulai detik ini mari kita buka pikiran dan hati kita untuk selalu mengutamakan organik demi kelestarian pertanian, lingkungan dan diri kita.

    -by maspary-

    Kamis, 17 Juni 2010

    BUDIDAYA KACANG PANJANG YANG EFEKTIF

    kacang panjang Salam pertanian! Kacang panjang ( Vigna spp.). di Indonesia merupakan mata dagangan sehari-hari. Pendayagunaan kacang panjang sangat beragam, yakni dihidangkan untuk berbagai masakan mulai dari bentuk mentah sampai masak. Prospek ekonomi dan sosial kacang panjang sangat cerah, sehingga budidaya kacang panjang cukup menjanjikan.

    Dalam tahun-tahun terakhir banyak permintaan baik dalam maupun luar negeri, dimana permintaan tersebut belum terpenuhi. Kacang panjang juga dipromosikan sebagai sumber protein dan mineral. Dengan demikian sayuran ini menarik perhatian konsumen yang mengerti arti nilai gizi dan kualitas makanan.

    Sentra penanaman kacang panjang di Indonesia didominasi oleh Pulau Jawa terutama Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, DI Aceh, Sumatra Utara, Lampung dan Bengkulu.

    Klasifikasi botani tanaman kacang panjang adalah sebagai berikut:
    a) Divisi : Spermathophyta
    b) Sub Divisi : Angiospermae
    c) Class : Dycotyledoneae
    d) Ordo : Leguminales
    e) Famili : Papiolinaceae
    f) Genus : Vigna
    g) Spesies : Vigna spp.

    Tanaman ini membentuk bintil akar yang memfiksasi nitrogen, sehingga pemupukan N untuk tanaman ini dapat dikurangi.

    Spesies kacang panjang yang umum dibudidayakan antara lain:

    1. Kacang panjang tipe merambat (V. sinensis var. sesquipedalis) yang kita kenal sebagai kacang panjang biasa. Varietas yang ditanam adalah varietas unggul KP1 dan KP2, varitas lokal Purwokerto, no 1494 Cikole, Subang, Super Subang , Usus hijau Subang dll.
    2. Kacang panjang tipe tegak yaitu kacang tunggak/tolo/dadap/sapu (V. unguiculata L.), dan kacang uci/ondel (V. umbellata ). Varitas unggul adalah KT1, KT2, KT3.
    3. Kacang panjang hibrida (V. sinensis ssp. Hybridus) seperti kacang bushitao. Varitas yang dirilis adalah No. 10/a, 12/a, 13/a, 14/a, 17/a, 18/a dan EG BS/2.

    SYARAT PERTUMBUHAN

    Iklim

    a) Suhu idealnya antara 20-30 derajat C.
    b) Tempat terbuka (mendapat sinar matahari penuh).
    c) Iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun.

    Media Tanam

    a) Hampir semua jenis tanah cocok untuk budidaya kacang panjang, tetapi yang paling baik adalah tanah Latosol/lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik.
    b) Tanah kemasaman (pH) sekitar 5,5-6,5. Bila pH terlalu basa (diatas pH 6,5) menyebabkan pecahnya nodula-nodula akar.

    Ketinggian Tempat

    Tanaman ini tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah dan dataran tinggi � 1500 m dpl, tetapi yang paling baik di dataran rendah. Penanaman di dataran tinggi, umur panen relatif lama dari waktu tanam, tingkat produksi maupun produktivitasnya lebih rendah bila dibanding dengan dataran rendah. Ketinggian optimum adalah kurang dari 800 m dpl.

    TEKNIK BUDIDAYA YANG EFEKTIF

    Pembibitan

    Persyaratan Bibit
    Bibit kacang panjang yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut: Penampilan bernas/kusam, daya kecambah tinggi di atas 85%, tidak rusak/cacat, tidak mengandung wabah hama dan penyakit. Keperluan benih untuk 1 hektar antara 15-20 kg.

    Penyiapan Bibit
    Benih tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan.

    Pengolahan Tanah

    Pembentukan Bedengan

    Lahan dibersihkan dari rumput-rumput liar, dicangkul/dibajak sedalam 30 cm hingga tanah menjadi gembur. Buat parit keliling, biarkan tanah dikeringkan selama 15-30 hari. Setelah 30 hari buatlah bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan. Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara guludan 30-40 cm.

    Teknik Penanaman

    Penentuan Pola Tanam
    Jarak lubang tanam untuk tipe merambat adalah 20 x 50 cm, 40 x 60 cm, 30 x 40 cm. Waktu tanam yang baik adalah awal musim kemarau/awal musim penghujan, tetapi dapat saja sepanjang musim asal air tanahnya memadai.

    Cara Penanaman
    Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah tipis/dengan abu dapur.

    Pemeliharaan Tanaman

    Penyulaman
    Benih kacang panjang akan tumbuh 3-5 hari kemudian. Benih yang tidak tumbuh segera disulam.

    Penyiangan
    Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput di kebun. Penyiangan dengan cara mencabut rumput liar/membersihkan dengan alat kored.

    Pemangkasan/Perempalan
    Kacang panjang yang terlalu rimbun perlu diadakan pemangkasan daun maupun ujung batang. Tanaman yang terlalu rimbun dapat menghambat pertumbuhan bunga.

    Pemupukan

    1. Pupuk Dasar

      Pupuk diberikan di dalam lubang pupuk yang terletak di kiri-kanan lubang tanam. Jumlah pupuk yang diberikan untuk satu tanaman tergantung dari kondisi lahan, sebaiknya kacang panjang tidak menggunakan urea tapi cukup pupuk Za 50/ ha kg dan NPK 100 kg/ha.

    2. Pupuk Susulan
      Pupuk susulan tanaman kacang panjang tipe merambat, diberikan 4 minggu setelah tanam, pupuk berupa NPK 100 kg/ha.

    Pengairan
    Pada fase awal pertumbuhan benih hingga tanaman muda, penyiraman dilakukan rutin tiap hari. Pengairan berikutnya tergantung musim.

    Hama dan Penyakit

    Hama

    1. Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon)
      Gejala: terdapat bintik-bintik putih sekitar tulang daun, pertumbuhan tanaman yang terserang terhambat dan daun berwarna kekuningan, pangkal batang terjadi perakaran sekunder dan membengkak. Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacang-kacangan dan pemberian regent G pada saat tanam kacang.
    2. Kutu daun (Aphis cracivora Koch)
      Gejala: pertumbuhan terlambat karena hama mengisap cairan sel tanaman dan penurunan hasil panen. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor virus. Pengendalian: dengan rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili kacang-kacangan dan penyemprotan dengan
    3. Ulat grayak (Spodoptera litura F.)
      Gejala: daun berlubang dengan ukuran tidak pasti, serangan berat di musim kemarau, juga menyerang polong. Pengendalian: dengan peraikan kultur teknis, rotasi tanaman, penanaman serempak, perangkap hama kimiawi dan insektisida virtako.
    4. Penggerek biji (Callosobruchus maculatus L)
      Gejala: biji dirusak berlubang-lubang, hancur sampai 90%. Pengendalian: dengan membersihkan dan memusnahkan sisa-sisa tanaman tempat persembunyian hama. Benih kacang panjang diberi perlakuan minyak jagung 10 cc/kg biji.
    5. Ulat bunga ( Maruca testualis)
      Gejala: larva menyerang bunga yang sedang membuka, kemudian memakan polong. Pengendalian: dengan rotasi tanaman dan menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman. Disemprot dengan insektisida proclaim.

    Penyakit

    1. Antraknose
      Penyebab: jamur Colletotricum lindemuthianum. Gejala: serangan dapat diamati pada bibit yang baru berkecamabah, semacam kanker berwarna coklat pada bagian batang dan keping biji. Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perlakuan benih sebelum ditanam dengan fungisida Dithane M-45
    2. Penyakit mozaik
      Penyebab: virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV. Gejala: pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaik yang warnanya tidak beraturan. Penyakit ditularkan oleh vektor kutu daun. Pengendalian: dengan menggunakan benih yang sehat dan bebas virus, disemprot dengan insektisida yang efektif untuk kutu daun dan tanaman yang terserang dicabut dan dibakar.
    3. Penyakit sapu
      Penyebab: virus Cowpea Witches-broom Virus/Cowpea Stunt Virus. Gejala: pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-ruas (buku-buku) batang sangat pendek, tunas ketiak memendek dan membentuk "sapu". Penyakit ditularkan kutu daun. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit mosaik.
    4. Layu bakteri
      Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum E.F. Smith. Gejala: tanaman mendadak layu dan serangan berat menyebakan tanaman mati. Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perbaikan drainase dan mencabut tanaman yang mati.

    Panen

    Ciri dan Umur Panen

    Panen kacang panjang dibedakan dua macam, yaitu panen polong muda dan polong tua atau biji-bijinya.

    1. Panen polong muda
      Ciri-ciri polong yang siap dipanen adalah ukuran polong telah maksimal, mudah dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol Waktu panen yang paling baik pada pagi/sore hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan
    2. Panen polong tua
      Ciri-ciri kacang tunggak yang siap panen adalah polong-polongnya telah cukup tua, biji-biji menonjol dan kulit luar berwarna hijau kekuningan. Umur panen 3-3,5 bulan dan waktu panen pada pagi/sore hari.

    Cara Panen

    Cara panen pada tanaman kacang panjang tipe merambat dengan memotong tangkai buah dengan pisau tajam. Sedangkan untuk kacang pancang tipe tegak dengan cara mencabut/memotong pangkal batang tanaman setinggi 10-15 cm dari permukaan tanah.

    Perkiraan Produksi
    Produksi polong muda per satuan luas dapat mencapai minimal 2,0 ton/ha, tergantung varietasnya. Pada varietas KP-I dapat mencapai 6,2 ton/ha dan KP-2 sebesar 2,1 ton/ha. Dan produksi kacang panjang tipe tegak berkisar antara 2,0-5,0 ton biji kering.

    Pascapanen

    Pengumpulan
    Selepas panen, polong kacang panjang dikumpulkan di tempat penampungan, lalu dicuci dan ditiriskan. Untuk polong tua setelah dikumpulkan, lalu polong dikeringkan dengan cara dijemur sampai kadar air 12-14%.

    Penyortiran

    Memisahkan polong muda yang baik dengan yang rusak. Untuk sasaran pasar ekspor, kriteria mutu polong muda yaitu ukuran polong minimal 20 cm, tingkat ketuaan polong tergolong muda, penampakan biji tidak menonjol dan warna hijau dan segar. Sedangkan untuk polong tua yang sudah kering dipisahkan dari kulit polong, dan biji dikeringkan sampai 12%-14% kadar airnya.

    Penyimpanan
    Untuk mempertahankan kesegaran polong, penyimpanan sementara sebelum dipasarkan sebaiknya di tempat teduh. Penggunaan remukan es/lemari pendingin, sedangkan polong tua disimpan di dalam kaleng dan diletakkan di tempat yang kering dan sirkulasi udara baik.

    Pengemasan dan Pengangkutan

    Polong kacang panjang diikat dengan bobot maksimal 1 kg. Ikatan dikemas dalam karung goni yang berventilasi/dikemas dalam kantong plastik polytelyne. Alat angkut yang digunakan dapat dengan cara dipikul, menggunakan jasa kendaraan/alat transportasi lainnya. Untuk polong tua dikemas dalam kaleng yang ditutup rapat. Sebelum dimasukkan ke dalam wadah sebaiknya dicampur dulu dengan minyak jagung supaya terhindar dari hama penggerek biji.

    Penanganan dalam pengemasan kacang panjang dalam bentuk polong tua adalah sebagai berikut:
    a) Campurkan biji kacang dengan minyak jagung (10 cc/kg biji).
    b) Biji kacang ditempatkan dalam wadah bersih dan ditutup rapat.
    c) Biji kacang disimpan di ruangan yang kering dan bersih.

    Rabu, 16 Juni 2010

    PESTISIDA NABATI (DAUN PEPAYA PENGENDALI HAMA ULAT DAN PENGHISAP)

    daun pepaya Dalam beberapa topik yang lalu kita telah membahas tentang pestisida nabati untuk mengendalikan hama tikus, kali ini kita akan kembali membahas tentang pestisida nabati. Yaitu tentang manfaat daun pepaya sebagai pengendali hama ulat dan penghisap tanaman. Memang ragam dan cara pembuatan pestisida nabati sangat banyak sehingga hal ini akan sangat memudahkan kita untuk memilih salah satunya untuk kita buat dan kita aplikasikan.

    Dasar pembuatan pestisida nabati dari daun pepaya ini berdasarkan pengamatan penulis terhadap tanaman pepaya yang berada di sekitar rumah. Dari pengamatan tersebut ternyata hampir tidak ada daun pepaya yang rusak akibat serangan ulat maupun hama lain. Dapat simpulkan bahwa daun pepaya mengandung zat yang membuat ulat atau hama lain tidak menyukainya. Untuk pembuatan pestisida nabati tersebut caranya sebagai berikut.

    Alat dan bahan:

    1. Daun pepaya 1 kg
    2. Air 10 lt
    3. 2 sendok makan minyak tanah
    4. 30 gr detergen
    5. Saringan dari kain
    6. Ember

    Cara Membuat dan Aplikasi:

    1. Daun pepaya dipotong-potong lembut atau dihaluskan
    2. Semua bahan dicampur kemudian direndam selama 1 malam
    3. Esok pagi larutan tersebut saring dengan kain halus
    4. Cairan tersebut siap disemprotkan ke tanaman

    -by maspary-